"Tiara?"
"Hmm"
"Berapa menit lagi istirahat?"
"10 menit kira-kira"
"Oke. Terima kasih,"
***
Ting Ting Ting
10 menit berlalu dan bel istirahat nyaring berbunyi ke penjuru sekolah. Hexa yang selesai mencatat materi di papan tulis, buru-buru memasukkan buku dan alat tuli ke tas. Ada tempat yang mau Hexa kunjungin sekarang.
Tok...Tok...Tok...
"Kenapa?" Tanya siswi yang membukakan pintu kelas itu.
"Kak Alex ada kak?"
"Ada."
"Aku boleh masuk ya kak," pinta Hexa dengan senyum lebarnya.
"Eh," Siswi itu terkejut saat Hexa tiba-tiba nyelonong masuk ke kelas.
"Hai kak Rendi yang nyebelin, hai kak Doni yang baik hati, hai kak Yari yang-- manis, hai kak Reza." sapa Hexa satu-satu pada cowok yang lagi duduk tak berjauhan.
"Hai Xa!" Balas Reza dan Doni. Yari diam saja, ia lebih fokus sama cewek berjilbab yang lagi nagih uang kas. Rendi? Mengabaikannya.
Hexa langsung menatap pemuda yang ada disamping Rendi. "Hai kak Alex," sapa Hexa riang. Alex hanya menatap sekilas ke arah Hexa yang senyum-senyum.
"Kak Alex lagi baca apa? Serius banget," ucap Hexa sambil menatap lekat buku pelajaran yang menutupi wajah Alex.
"Alex sibuk. Sono pergi ke kelas lagi," usir Rendi.
"Kak Rendi jahat banget ngusir Hexa! Kak Alex aja gak ngusir kok."
"Kak Alex punya nomor WA gak? Hexa minta dong. Boleh ya," pinta Hexa tiba-tiba membuat Alex menurunkan bukunya.
"Alex gak bakal ngasih sebarangan. Apalagi sama lo, kutil kuda yang tersesat di bumi," ucap Rendi pedas. Namun, sebuah delikan yang di dapat Rendi.
"Kak Rendi bagi kertas dong. Sama pulpennya,"
"Ogah,"
"Ayolah kak. Jangan pelit sama dede kelas," Rendi hanya acuh saja dengan perkataan Hexa.
"Nih," tiba-tiba seseorang menyerahkan kertas dua lembar, lengkap dengan pulpennya.
"Wah makasih kak Reza," ucap Hexa, dengan senang hati ia langsung mengambilnya.
Hexa mulai mencoretkan sesuatu di sana. Dan setelah selesai, ia langsung menyerahkannya pada Alex. "Nanti hubungi aku ya. Itu nomor WA sekaligus telepon dan nomor aktif juga. Oh ya, ini Hexa kasih buat kak Alex." Kata Hexa sambil memerikan kotak bekal berwarna pink peach.
"Oh iya kak, jangan dikasiin kak Rendi ya. Nanti dia nyebar-nyebarin nomor aku lagi," ucap Hexa polos.
"Cih emang gue mau nomor lo. Enggak, makasih!"
"Yaudah Hexa balik kelas dulu ya, kak Alex," pamit Hexa, namun tak di gubris Alex.
"Lo baek banget sama tuh cewek. Naksir lo? Alumni SMP?" Tanya Rendi
"Baek sama sepupu sendiri, salah?" Tanya Reza. Seketika ke empat cowok melihat ke arah Reza. Kecuali Alex tak peduli.
Rendi yang tadinya asik main gadget, Yari asik juga main gadget dan Doni yang lagi bayar uang kas langsung berkumpul ke bangkunya Reza.
"Serius?"
"Njir, berasa tahanan yang baru keluar. Ngapa pada ribut sih?" Tanya Reza heran.
"Maksudnya, kemarin lo nganter dulu sepupu itu, dia?" Tanya Yari dan di jawab anggukan oleh Reza. Doni mengangguk dan melanjutkan bayar uang kas pada bendahara, Yari masih celanga-celongo dan Rendi merasakan sesuatu yang mustahil ternyata terjadi juga.
"Ngapa sih? Gue bingung. Ada yang salah?"
"Gak ada sih. Tapi, itu cewek beneran sepupu lo? Kok kagak mirip?" Tanya Yari.
"Kita sepupuan bro. Bukan adik kakak kandung."
"Gue kemarin aja berdoa abis sholat. Semoga kagak berurusan sama itu cewek. Eh, ternyata sepupu lo. Sorry ya, tapi tu anak ngeselin bat dah!" Kata Rendi
"Woy! Rendi udah 3 minggu kagak bayar uang kas, lunasin cepet! Reza 1000 lagi belom lunas yang minggu kemaren! Yari 3000 lagi. Alex, kamu belum bayar hari ini!" Tegas Luna, bendahara berjilbab, tapi kelakuan dan kata-katanya udah kek anak punk. Yari tersenyum ke arahnya dan di balas delikan oleh Luna. "Na, kapan si lo ngasih gue nomor WA?" Tanya Yari.
"Gak akan aku kasih sama kamu!"
"Cantik-cantik kok pelit. Ayolah, gue rela jomblo demi dapat nomor WA lo." Pinta Yari sambil memelas.
"Tetep gamau."
"Emang gue kurang apa sih Na?! Kriteria lo kan sholeh, tinggi, gak putih kek si Alex. Gue kurang apa? Nanti kalau lo sama gue, sukur-sukur sampe nikah. Gak bakalan sengsara. Nanti anniv kita yang seminggu, gue asih mobil dah."
"Yar aku mau nagih uang kas. Dah lah, ke cewek lain aja."
"Wow..wow..wow.. ada yang baru saja di tolak mentah-mentah nih haha." Ledek Rendi.
Alex menutup bukunya, lalu di masukan ke dalam tasnya. Istirahat tersisa 8 menit lagi. Alex melihat kotak bekal dari Hexa. Untuk pergi ke kantin, tidak akan sempat. Alex membuka kotak bekal itu.
"Dari sepupunya si Reza?" Tanya Doni. Alex bergumam. Ia melihat ada coklat dengan wadah terpisah di dalamnya, isi sepenuhnya nasi, sayur brokoli, salad, telor, garpu dan sendok.
"Lex liat gue," pinta Reza, saat tak sengaja melihat wajah Alex.
"Kenapa?' Tanya Alex menoleh pada Reza.
"Lex gue saranin, lo jangan gila belajar. Liat, sekarang lo lebih pucat dari kemarin. Bisa-bisa lo sakit nanti,"
Mendengar itu, Rendi langsung menoleh ke arah Alex. "Astajim muka lo kek hantu, udahmah putih tambah pucet. Komplit dah,"
"Gak parah," malas Alex.
"Ck. Lo itu beda ya dari anak-anak lain, mereka mengandalkan duit bokap nyokapnya buat sesuatu yang instan. Bahkan lo melebihi. Tajir, punya muka oke, otak kepake. Hanya satu sih yang lo gak punya," Reza menggantungkan ucapannya sejenak.
"Apaan Za?" Tanya Rendi penasaran.
"Pasangan hahaha," tawa Reza pecah jika membahas kejombloan haqiqi Alex.
"Serah,"
"Lo mau gak, kucing betina di rumah gue? Hanya aja udah gak segel, banyak jantannya juga hahaha," ngawur Rendi
"Hai Alex," sapa Winda, teman sekelasnya.
"Ya?"
Winda menyerahkan secarik undangan pada Alex "Lex nanti kamu datang ya ke pesta ulang tahunku, kalian juga boleh ikut kok, pakai baju putih untuk laki-laki dan baju pink untuk perempuan. Nanti kalian wajib bawa pasangan, entah itu adik, kakak atau siapa. Yang penting lawan jenis." ajak Winda dengan seyum merekah khasnya.
"Thanks." Kata Alex.
"Kalau gak punya sodara cewek gimana Win? Gak bisa ikut juga?" Tanya Rendi
"Ajak emak lo." Kata Reza sambil terbahak.
"Diem lo, dedemit."
"Masa? Ajak adik kelas kek atau tetangga. Bisa kan?" Usul Winda sambil berlalu meninggalkan mereka berlima.
"Yar, lo juga kagak punya sodara cewek, mau ajak siapa?" Tanya Rendi
"Ya jelas gue mau ngajak Luna lah."
"Lah emang dia mau sama lo?"
"Yang penting usaha!" Semangat Yari.
"Don. Lo ajak siapa?" Tanya Rendi
"Ngajak temen kelas lain, Iriana."
"Lex, lu sama siapa?"
"Adik gue." Kata Alex
"Oh iya, gue lupa. Si Alex kan punya sodara cewek."
"Gue ajak cewek sepupunya si Reza kali yak?" Tanya Rendi pada teman-temannya.
"Eits Sorry. Hexa udah gue booking." Ucap Reza.
"Terus gue siapaa dong?? Masa gue gak ikut? Elah gak asik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Kak Alex!
Teen Fiction15+ ONGOING Hexa Aprilia, cewek cantik yang sangat ceria. Dengan tingkahnya yang konyol, membuat cowok bernama Alex yang dingin, jarang senyum dan cuek menjadi hangat dan perhatian. "Lo mau jadi pacar gue?" Potong Alex, sontak membuat Hexa terpaku...