"Jika bersamamu aku bisa menghadapi masalah rumit hidup ini. Maka, tetaplah bersamaku. Membantuku menyelesaikan semua yang tak kusanggupi."
~ Hexa Aprilia ~***
Mentari pagi menyelusup masuk ke kamar bernuansa pink, tak butuh lama untuk mata seorang gadis yang peka akan silauan itu terbuka. Beberapa kali matanya mengerjap, mulutnya menguap dan kelima jari menggaruk tengkuknya. Kedua tangannya ia rentangkan ke samping, berharap otot-otot kaku bisa sedikit mengendor. Hari ini kembali pada rutinitasnya, bangun, mandi, pakai seragam dan sekolah. Ya, sekarang adalah hari Senin. Di mana dirinya harus berangkat lebih awal dari hari biasanya supaya mencegah dari macet dan keterlambatan sekolah. Hexa menyibakkan selimut tebalnya, ia segera turun dari ranjang, mengambil handuk yang menggatung dan segera berjalan ke kamar mandi.
Prang!! Terdengar pecahan piring dari dapur. Ratna terkejut bukan main, masakannya berserakan ke mana-mana. Ia langsung melirik ke dinding jam yang menggantung. Ratna membelalak, ia tak akan sempat untuk membuat lagi sarapan. Dengan cepat, ratna mengambil dua helai roti dengan selai, ia langsung menyeduh susu secepat kilat.
"Ma, tadi kenapa? Kok berisik banget di dapur?" Tanya Hexa yang sudah rapi dengan seragamnya.
"Tadi sarapan kamu jatuh Xa, mama ganti sarapannya pakai roti isi dan susu ya,"
"Oh gak apa, mama lagi sakit ya? Kok pucat gitu mukanya? Kenapa gak sama bi Minah aja?"
"Bi Minah sibuk buat masak nanti reuni ibu-ibu di sini. Mama juga cape Xa, kemarin misahin ibu-ibu arisan yang adu jotos. Mama kan niatnya mau ngelerai in mereka. Eh malah mama yang kena tampolan panci Bu Tuti, jadi pusingkan mama, sakit deh,"
"Kena tampol aja, kok lebay sih ma,"
"Ah abisin makanannya, udah jam setengah tujuh tuh,"
"Waduh. Iya juga ya ma. Harus ekstra cepat inimah,"
Tok...tok...tok
Suara ketukan itu membuat Ratna menolehkan pandangannya "aduhh pagi buta gini udah ada yang ngetuk,"
"Biii. Tolong bukain, bu Neha bukan?" Tanya Ratna. Pasalnya Bu Neha memang kadang mengetuk pintu pagi sekali untuk membayar iuran RT.
Bi Minah keluar dari dapur dan langsung berlari kecil ke arah pintu,
"Nya, ada temen Neng Hexa,"
"Siapa bi? Tumben pagi gini ada yang ke rumah" Tanya hexa dengan mulut yang penuh roti.
"Namanya Den Alex neng," Kata Bi Minah menghampiri Hexa.
"Ma, aku udah kenyang. Aku berangkat dulu ya,"
"Eh..eh ini minum dulu susunya,"
Hexa meneguk tandas susu yang sudah menghangat. Tak lupa ia mencium tangan mamanya dan bi Minah, "Hexa berangkat dulu,"
"Iya hati-hati,"
Benar saja apa yang di katakan bi Minah di dalam. Alex tengah duduk di motor sambil membelakanginya, sepelan mungkin Hexa mendekat ke arah Alex. Ia berencana akan mengejutkan dengan tiba-tiba ada di hadapannya.
Klek.
Tapi, rencananya itu gagal. Alex memasangkan helm, ia sudah mengetahui kedatangannya. Hexa mendengus kesal. "Kak Alex kok tau sih kalau Hexa datang,"
"Naik," titahnya
Buru-buru Hexa naik ke motor jangkung Alex, "bentar kak."
"Yup udah, berangkat," seru Hexa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Kak Alex!
Teen Fiction15+ ONGOING Hexa Aprilia, cewek cantik yang sangat ceria. Dengan tingkahnya yang konyol, membuat cowok bernama Alex yang dingin, jarang senyum dan cuek menjadi hangat dan perhatian. "Lo mau jadi pacar gue?" Potong Alex, sontak membuat Hexa terpaku...