Alex's P.O.V
Degh, kenapa jantung gue detaknya cepet banget? Batin gue.
Sebisa mungkin gue harus jaga jarak sama dia. Gue berusaha menetralkan detak jantung yang kian detik makin berdebar, meski melihat ke luar lewat kaca mobil, pantulan wajah manis Hexa masih bisa gue lihat. Kenapa juga gue harus ngedeketin wajah? Bego, bego, bego.
Oh ayolah jantung, kenapa lo gak bisa gue ajak kerja sama? Plis, bersikap biasa, biar lo kagak cupu napa, anter dia pulang, okay.
Tarik nafas, buang.
Fttt~~ kenapa akhir-akhir ini gue suka tahan tawa kalau lihat wajahnya, emang dia lagi lawak? Sekarang gue kek ngerasa jadi cowok tergaje.
"Kak Alex marah ya sama Hexa? Kak Alex jangan marah dong, kak Alex. Iya Hexa minta maaf Hexa salah udah bilang itu. Kak Alex jangan diemin Hexa,"
Bukan gitu Xa, entahlah gue kok jadi ngerasa canggung? Membatin
Gue berdehem, kemudian menyalakan mobil tanpa berkata sepatah katapun. Gak tau juga gue mau bilang apa?
Selama perjalanan pulang, tak ada obrolan apa pun. Gue masih belum bisa kontrol jantung, dahlah perlahan mungkin bakalan normal lagi.
Lampu merah. Gue coba lihat ke arah Hexa. Cantik, pendek, imut.
Maaf gue cuman bikin lo sakit Xa.
"Kenapa kak? Ada yang aneh ya sama muka Hexa?"
"Enggak," degh.. deghh. Gue ketauan liat mukanya, sial.
"Terus kak Alex kenapa lihat muka Hexanya begitu?"
"Gakpapa," gue berusaha sesantai mungkin. Hexa mengerutkan bibirnya kesal.
Selepas lampu merah, Alex kembali melajukan mobilnya.
***
Malam harinya Hexa tidak bisa tidur karena kejadian di mobil, sampai menjelang subuh, matanya masih melek menatap langit-langit.
Alhasil esok paginya....
"HEXA BANGUN!" Suara melengking itu mampu membuat Hexa terlonjak dari tidurnya. Jatungnya berdebar karena terkejut. Dirinya langsung melihat seorang wanita gendut yang berdiri di hadapannya sambil membawa penggaris papan tulis. Hexa membelalak, kenapa ia bisa ketiduran saat jam pelajaran dimulai. Ia melirik ke kiri dan kanan, mereka semua terdiam sambil menatap ke arahnya.
"Kenapa kamu tidur di jam pelajaran saya!?"
"A..nu.. maaf bu,"
"Ngigo lagi! Kamu mimpi sama Alex kelas XII itu!?"
Hexa tertunduk, ah kenapa aku harus ketiduran sih. Ia merasa di permalukan oleh guru kimia di hadapan teman-temannya.
"Keluar!" Usirnya. Hexa kembali tercengang.
"Bu, maaf. Hexa gak bakal ulang lagi,"
"Gak ada-gak ada. Keluar! Dan nilai kamu akan saya kasih minus sepuluh!" ucapnya mutlak. Bukan hanya Hexa yang memekik, tapi juga seisi kelas yang kaget dengan keputusan bu Gema. Hexa berdiri dan langsung keluar, air matanya siap meluncur keluar. Tak dapat terbendung. Hexa buru-buru ke wastafel sebelum air mata itu keluar. Ia mencuci mukanya agar tak ada sisa-sisa kantuk di matanya.
Sambil mengelapkan tangan pada rok sekolahnya, Hexa tak melihat ada seorang cowok yang berdiri tegap di koridor. Duk. Cowo itu terjatuh. "awwsss," ringisnya menahan sakit di area bokong akibat benturan.
"Eh maaf ya. Hexa gak lihat. Kamu sih, kok berdiri di situ,"
Pemuda itu memiringkan wajahnya "karena gue?"
![](https://img.wattpad.com/cover/213064141-288-k206923.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Kak Alex!
Teen Fiction15+ ONGOING Hexa Aprilia, cewek cantik yang sangat ceria. Dengan tingkahnya yang konyol, membuat cowok bernama Alex yang dingin, jarang senyum dan cuek menjadi hangat dan perhatian. "Lo mau jadi pacar gue?" Potong Alex, sontak membuat Hexa terpaku...