10% Pingsan

79 10 0
                                    

Murid-murid yang jam pertama olahraga sudah siap, lapangan sekolah mulai ramai. Hexa melangkah keluar dari kamar mandi. Baju itu terlihat sedikit longgar di badanya. "Aku lupa mengecilkannya," gumamnya. Hexa kembali ke kelas dan memasukan serangamnya ke tas.

Kemudian berkumpul ke lapangan bersama yang lainnya.

"Selamat pagi anak-anak," sapa sang guru muda tampan. Batin Author :v

"PAGI," balas kelas X IPA 2 kompak

"Kali ini, kita akan bermain bola besar. Yaitu, voli. Sebelum itu, mari kita pemanasan dulu," ucapnya.

Bapak yang sering dipanggil pak Dendi tersebut mulai menggerakkan badannya, diikuti oleh Hexa dan yang lainnya. Suara hitungan satu sampai delapan yang kompak dan cempreng kelas X IPA 2  membuat kelas lain yang mengikuti olahraga menoleh ke arah mereka.

"Pemanasannya cukup," ucapnya.

Guru olahraga yang bernama pak Dendi mulai mengeluarkan bola voli yang ada di keranjang bola. Pertama, mereka di buat 5 kelompok. Pak Dendi menjelaskan teknik bermain bola Voli. Tetapi tetap saja salah seorang muridnya mengeluh karena tidak bisa bermain, siapa lagi jika bukan Hexa.

Hexa mengangkat tangannya "Pak, aku jadi pemain cadangan saja ya." Ucap Hexa dengan  suara cemprengnya.

"Gak ada pemain cadangan. Kamu masuk ke tim berapa?"

"Tim 1 pak."

"Ya sudah. Sana cepat siap di tempat."

Hexa berjalan gontai ke depan net.

Net sudah di siapkan. "Oke,  kalian tanding dengan tim lawan. Yang di panggil oleh saya, langsung menempati posisinya. Siap,"

"SIAP,"

"Tiara, Hexa, Kamila, Sarah, Lily, Preti," mereka semua sudah siap menempati posisi masing-masing sesuai dengan instruksi pak Dendi.

"Dari tim lawan Maemuna, Mimi, Rani, Ratih, Nisa."

Mereka sudah bersiap di posisi masing-masing. Lapangan sekolah yang cukup luas, sehingga bisa dipakai beberapa kelas untuk mengikuti pelajaran olahraga di jam yang sama.

Mata Hexa tertuju pada segerombolan kelas 12 yang sedang melempar bola basket berpasangan. Hingga matanya tertuju pada Alex yang melempar bola pada Rendi, pasangan mainnya. Dengan baju olahraga putih beraksen hitam dan celana hitam membuat aura ketampanannya bertambah 100%.

Lama Hexa tak fokus pada permainannya, suara jeritan peluit membuatnya terkesiap, sebelum mata itu menyadari ada bola yang terjun ke kepalanya.

"Awas!" Teriak Salah satu pemain saat bola hampir ke kepala Hexa

"XA TANGKAP!!!" Teriak Lyli. Belum sempat Hexa melambungkan bola ke arah lawan, kepalanya terhatam cukup keras. Bughh. Bola tepat mengenai kepalanya.

"XA!!" Teriak yang lainnya, semua mematung. Bola itu berasal dari smash lawan. Hexa limbung, tangannya menahan sakit di kepala. Di sekitar mulai terlihat berkunang-kunang. Hingga akhirnya menjadi gelap total.

"Hexa pingsan," kata Pak Dendi yang sigap menghampiri.

Beberapa yang lalu lalang di koridor dan yang sedang berolahraga mengerumuni Hexa. Bahkan Reza dan Yari berlari ke arah kerumunan itu.

Hai, Kak Alex!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang