14% Ribut

46 9 0
                                    

Bagas memesan bakso juga. Mereka melanjutkan makan sambil sesekali mengobrol.

Tangan yang dimasukkan ke dalam saku, rambut hitam yang menjuntai di kepalanya, menambah pesona sosok lelaki itu, siapa lagi jika bukan Alex. School Prince

"Woy...woy... itu kak Alex kan? Sumpah ganteng banget," bisik-bisik siswi yang berada tak jauh dari Alex

"Gue juga gak nyangka bisa seganteng itu, gue juga udah denger dari temen gue yang pernah ngasih sandwich,"

"Di terima,"

"Hooh,"

Suara bisik-bisik itu rupanya mengganggu telinga Hexa. Lantas ia berdiri dan melihat tak jauh dari tempatnya duduk ada cowok yang membelakanginya. "Siapa ya?" Gumam Hexa.

Ketika Hexa ingin menoleh, tiba-tiba Bagas langsung mendekatkan wajahnya. Sontak Hexa sangat terkejut.

"KAK BAGAS!" Pekik Hexa.

Seseorang tak jauh dari tempat duduk Hexa....

Alex berbalik. Dirinya terhenti ketika melihat dua pasangan yang saling mendekatkan wajahnya. Awalnya Alex acuh. Tapi, saat mendengar pekikan suara itu. Alex mengernyit, ia mengenali suara itu. Hexa?

"Lo udah pesen, Lex?" Tanya Rendi sambil menepuk bahunya. Alex langsung mengangguk.

"Kalau si Alex ngadain meet and greet pasti laku, trus bakal banyak duit pula,"

"Heh kecebong, Alex udah penuh ATMnya, kagak muat buat duit recehan," kata Yari sambil memakan baso tusuk berlumur kecap.

"Buat gue aja duitnya," usul Rendi

Plak.. sebuah tangan menjitak dengan penuh semangat ke kepala Rendi. "Sakit bego!" Ringis Rendi. Reza yang mendengar itu hanya menaikkan bahunya acuh.

"Lex, di sana," ucap Reza sambil menunjuk pada meja no 5 yang baru saja kosong.

"Bang. Di meja nomor 5 ya, tolong antar." Teriak Doni.

"Osiap." Kata mamang bakso.

"Gue duluan," sela Rendi sambil berjalan melewati mereka berempat

Alex melewati meja Hexa dengan tangan yang berada di dalam saku. Ternyata gadis itu sedang sibuk memakan semangkuk bakso.

Tiba-tiba Alex langsung terhenti, saat sebuah tangan hangat mencekalnya. Gadis yang tadi sedang memakan bakso langsung berdiri dan menatap Alex dengan mata berbinarnya.

"Ya ampun. mimpi apa Hexa bisa ketemu ka Alex di kantin? Kak Alex mau makan ya? Bareng kita aja, trus kak Alex udah pesen makannya?"

Alex melihat Bagas dengan tatapan dingin, datar dan sinis.

"Sorry, gue udah ada tempat,"

"Yah. Kak Alex kok gak mau di sini? Apa Hexa aja yang makan bareng kakak? Yaudah Hexa ambil dulu makanannya,"

"Lo di sini."

Hexa mengerucutkan bibirnya. Ia membelalak tak percaya saat melihat Alex meninggalkannya begitu saja. Kapan-kapan aja deh. Batin Hexa kecewa.

"Kak Bagas,"

"Hm?"

"Kak Alex itu emang tipe cowok yang kurang peka, dingin, dan datar ya?"

"Mungkin,"

"Kok mungkin. Kak Bagas pasti tau,"

"Enggak," datar Bagas. Hexa memutar tubuhnya, ia melihat Alex, Reza dan Rendi, Yari dan Doni sedang asik mengobrol di meja nomor 5.

Hai, Kak Alex!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang