Hexa berucap syukur beribu-ribu kali. Mamanya ketiduran di sofa ruang tamu. Hingga Hexa main masuk saja ke dalam rumah yang tak terkunci. Clek. Hexa menguncikan pintu rumahnya.
Hexa berjalan sepelan mungkin, agar tidak membangunkan mamanya yang sedang tertidur pulas.
"Sudah dari mana kamu?" Suara itu mampu membuat Hexa menegang seketika.
"I...itu ma. Dari rumah temen," gugup Hexa.
"Kenapa gak bilang sama mama? Kamu kan lagi kurang enak badan, kenapa pulangnya larut banget?" Tanyanya horor.
"Hexa lu-pa ma."
"Sama siapa ke sana? Siapa nama temen kamu? Jenis kelaminnya apa? Botak atau rambutan?" Tanya mama Hexa panjang lebar. Wahh kalau mama Hexa udah marah, jangan ditanya deh gimana rembetan pertanyaan yang keluar dari mulutnya.
"Sama kak Reza, temen Hexa namanya kak Alex, jenis kelaminnya laki-laki, rambutan? Emang buah ma? Tapi kak Alex gak botak kok,"
"Alex? Bukannya itu cowok yang kamu suka, Hexa? Trus kenapa kamu kerumahnya?"
"Dia lagi sakit. Hexa jenguk deh," jawab Hexa jujur.
"Yasudah. Cepat ke kamar. Basuh kaki dulu. Sebelum tidur jangan lupa baca do'a, jangan lupa colokin HIT, biar nyamuk pada binasa, kalau besok bangun, beresin selimut. Ingat!" Amanat seorang mama pada anaknya.
"Siap Bu Presiden,"
Hexa masuk ke kamarnya dan langsung menjatuhkan diri ke atas kasur yang sangat nyaman, menurutnya. Tak lupa juga Hexa membaca do'a sebelum tidur. Detik berikutnya, Hexa terlihat merenung. "Kak Alex besok sekolah gak ya?" Gumam Hexa bertanya-tanya.
"Aku lupa," Hexa segera bangkit dari tidurnya. Ia langsung berjalan ke arah stop contact dekat pintu. Clok... tak lupa amanat dari sang mama, bahwa ia harus mencolokkan HIT, agar nyamuk pada binasa. Kejamnya!
"Maaf ya muk, aku binasain bangsamu dulu. Kata mama soalnya," Hexa meminta maaf pada nyamuk-nyamuk setelah mencolokkannya
***
Hexa datang pagi-pagi ke sekolah. Penyebabnya tak lain dan tak bukan adalah mengecek apakah Alex sekolah atau tidak. Hexa melihat arloji yang melingkar, menunjukkan pukul 06.00 WIB.
"Semoga kak Alex sekolah dan udah ada di kelas," gumam Hexa berharap Alex sudah duduk manis di bangkunya.
Hexa bergegas memasuki kelas 12 IPA 1. Hexa mengedarkan pandangannya.. dan.. Voila!! Alex sedang duduk sambil menulis sesuatu di atas buku.
"KAK ALEX!" Pekik Hexa senang. Alex langsung mengangkat kepalanya, melihat siapa yang pagi buta seperti ini memanggilnya. Tanpa meminta izin, Hexa langsung masuk dan duduk di depan bangku Alex. "Kak Alex lagi nulis apa?" Tanya Hexa melihat untaian kalimat dan angka-angka yang di tulis di buku bos besar!
Alex bergeming, ia tetap fokus menyoretkan tinta hitam di buku. Sesekali Hexa mencuri pandang untuk membaca tulisan Alex. Wagelaseh tulisannya keren. Puji Hexa dalam hati.
"Kak Alex nulis surat cinta ya buat Hexa?" Tanya Hexa kepedean. Alex tetap saja tak mengubris perkataan Hexa.
"Kak Alex tadi malam tidurnya nyenyak? Buah-buahan dari Hexa, kak Alex makan gak? Kak Al-" pertanyaan Hexa terpotong, ia ingat sesuatu yang harus diberikan pada Alex.
"Oh iya, ini Hexa bawa bekal lagi. Makan ya (memberikannya dengan senyum ala iklan odol) kak Alex kok belum WA Hexa sih? Nomor yang Hexa kasih sama kak Alex disimpen kan?" Lanjut Hexa dengan puppy eyesnya.
Alex tak merespon apa pun, membuat Hexa mengembungkan pipinya kesal. "Kak Alex kok gitu sih? Yaudah gakpapa kalau kak Alex gak pernah WA cewek di sekolah. Tapi, kecuali Hexa. Kak Alex gak tahu apa kalau Hexa itu..."
"Wow MANTAP. Puteri cempreng sudah di sekolah dan duduk berhadapan dengan pangeran Cuek," ucap Rendi sambil bertepuk tangan..
"Apaan si kak Rendi. Ganggu banget," delik Hexa.
"Xa. Lo masih bujuk si Alex buat WA lo? Hahaha," ucap Rendi diselingi gelak tawa.
"Gak!" Bohong Hexa.
"Dari pada di WA si Alex, mending gue WA. Mau?" Goda Rendi.
"Enggak mau," tolak Hexa mentah-mentah. Bibir Hexa manyun tat kala melihat Alex masih tak mempedulikan kehadirannya. "Kak Alex, Hexa ke kelas dulu. Dah," lirih Hexa.
"Aw." Ringis Rendi ketika Hexa menginjak kakinya saat berjalan.
"Adik kelas kurang belaian," ucapnya sambil berjinjit sebelah.
Alex menatap kepergian Hexa. Biasanya dia keluar dengan wajah ceria, tapi kali ini terlihat murung. Alex menggelengkan kepalanya pelan. Kenapa ia jadi memikirkan bagaimana semestinya ekspresi gadis itu.
"Lex, lo udah nge print tugas makalah Bu Yuli?"
"Udah,"
"Anjirrr gue belum, gue kira selama kagak sekolah, lo sama sekali gak buka buku pelajaran. Lex anter gue yuk. Lo kan baek hati dan tidak pelit. Yuk," pinta Rendi.
"Ogah,"
***
Hexa meletakan tasnya di atas meja, kemudian ia menidurkan kepalanya di atas tas. Kenapa kak Alex gak ngelirik Hexa sama sekali ya? Hexa kudu jadi bad girl dulu kayaknya. Hahh... apa Hexa kurang cantik? Imut? Seperti apa sih cewek kriteria kak Alex? Batin Hexa galau.
Hexa menghela napas pelan. Hari ini dirinya terlihat tidak bersemangat untuk sekolah. Hexa mulai mengeluarkan baju olahraga di dalam tasnya, ia pergi ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya. Karena sekarang adalah pelajaran olahraga yang sama sekali kurang Hexa suka, karena dirinya tidak berbakat di bidang ini:(

KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Kak Alex!
Teen Fiction15+ ONGOING Hexa Aprilia, cewek cantik yang sangat ceria. Dengan tingkahnya yang konyol, membuat cowok bernama Alex yang dingin, jarang senyum dan cuek menjadi hangat dan perhatian. "Lo mau jadi pacar gue?" Potong Alex, sontak membuat Hexa terpaku...