Berbeda? Umur? Itu bukanlah penghalang bagi Hana untuk menyukai pria matang yang tidak lain adalah gurunya sendiri. Pria bertubuh tegap, rambut hitam mempesona, dan tidak lupa wajah tampannya. Siapa yang tidak terkesima?
Di bawah langit yang sama, keduanya ingin dianggap ada. Mencintai dan dicintai senyaman mungkin tanpa pusing dengan pikiran orang lain yang entah semakin kesini semakin tidak masuk akal.
"Pakkkkkk. Aku tuh jangan ditinggal. Masa aku dibelakang, sampingan lahh," pria itu berhenti dan mendengus pelan.
"Kamu berhenti ikutin saya! Saya tidak nyaman," acuh pria itu lagi dan kembali melanjutkan jalannya. Hana bukannya kesal justru jadi semakin gemas dengan pria itu.
"Ihhhh. Pak Wonwoo!!!!" Teriak Hana. Pria bernama Wonwoo itu pun menulikan telinganya dan berjalan semakin jauh tanpa menoleh kebelakang sedikit pun.
Hana terkekeh, calon prianya ini memang suka sekali mengacuhkannya. Padahal dirinya cantik, justrunya tidak ada alasan untuk menolak dirinya kan? Dirinya juga pintar. Kenapa sih pria itu tidak melihatnya? Heuh.
"SABAR YA PAK! NGGAK USAH KHAWATIR! BESOK AKU JUGA BAKAL BISA JALAN SAMPINGAN SAMA BAPAK! BAPAK JUGA BAKAL GANDENG TANGAN AKU!!" Wonwoo semakin mempercepat langkahnya agar gadis bau kencur itu tidak mengikutinya lagi. Bukannya menyerah gadis itu justru mengikuti Wonwoo dengan langkah pelannya.
"YADEHH BAPAK NGGAK BERHENTI SEKARANG NGGAKPAPA. TAPI AKU BERHENTI BENTAR YA PAK. MAU PULANG DULU! BESOK LAGI DEH AKU GANGGU BAPAK LAGI," teriak Hana lagi. Hana tidak peduli dengan orang-orang yang memperhatikannya seperti wanita murahan. Ya dia tidak peduli.
"JANGAN LUPA CIUM AKU YA PAK KALO BAPAK BERUBAH PIKIRAN!" Teriak Hana terakhir. Wonwoo nyaris gila, hidupnya menjadi tidak tenang sejak ia bertemu gadis yang begitu mengejar-ngejarnya itu.
Semoga Tuhan segera menyudahhi cobaannya. Atau lebih baik lagi jika ia segera dipindah tugaskan dari sekolah gadis tidak beretika itu.
Yaaa. Semuanya berawal dari dua perasaan yang amat sangat berbeda. Bagai kutub magnet yang saling membelakangi tapi juga saling tarik menarik.
Berharap kelak menjadi satu pemikiran.
Harapan sederhana untuk di peluk saat sedih, di cium saat sayang, dan bergandengan saat jalan bersama.
Sedangkan disisi lain, ada orang yang nampak frustasi dan bertengkar dengan pemikirannya. Hatinya. Bahkan perasaannya.
Siapa sangka yang awalnya hanya sesuatu yang tidak mungkin.
Menjadi bersama pada akhirnya......
"Kita beda jauh."
"Halah. 10 tahun doang, kalo Bapak setua Ayah aku. Aku juga nggak peduli hehe."
"Gaya pacaran saya beda dengan kamu."
"Nggak peduli."
"Saya tidak mau kamu banyak memancing emosi saya saat mood saya sedang tidak baik. Saya tidak segan meninggalkan kamu."
"Iyeee, bawel amat sih Pak."
"Oke karena kamu menerima semua risikonya," pria itu melipat tangannya didada menatap gadis yang sedang makan camilan dengan kartun di TV tidak lupa bubble tea ditangannya.
Sangat kekanak-kanakkan.
"Sebagai awal-" pria itu nampak menjeda ucapannya hingga sang gadis yang tampak penasaran segera menoleh menunggu syarat apa lagi yang akan diberikan pria dingin yang banyak bicara itu? Hana pusing.
Saya minta tubuh kamu."
Tbc
Gimana? Apakah kalian kepo selanjutnya????
Selamat datang di story baru aku
Banyak in vote dan komennya yaa hihi!Part pertama enaknya diupdate rabu apa sekarang sekalian yaaa????
KAMU SEDANG MEMBACA
Guru Cakep | Jeon Wonwoo✔
Фанфик[COMPLETED] Semuanya berawal dari dua perasaan yang amat sangat berbeda. Bagai kutub magnet yang saling membelakangi tapi juga saling tarik menarik. Saya tuh sukanya sama Bapak. Ngerti nggak sih?! Jadi bapak usahain perasaan Bapak buat saya ya! Saya...