18-intinya mau nggak?

625 66 2
                                    

"Jadi bener itu pacar kamu? Dia keliatan masih muda banget ya."

"Ya gitu lah. Kita selisih 10 tahunan. Tapi nggak masalah kalo dia mau dan aku juga sayang dia."

Jennie mengangguk-angguk menyetujui. Kini keduanya tengah berada di pinggir kolam renang setelah beberapa waktu lalu selesai makan. Karena dengan tidak tahu dirinya Hana malah tidur bersama dengan Heejin dikamar adik perempuannya tersebut.

Salut. Keduanya sudah sangat akrab dalam hitungan pertama kali bertemu.

"Heejin kayaknya juga nggak masalah. Aku turut seneng," Jennie menoleh memandang Wonwoo. Wonwoo membalas balik senyuman tersebut.

"Thanks. Kamu emang temen aku. Emm...menurut kamu Hana orangnya gimana?"

"Loh dia kan pacar kamu. Yang tau kamu lah."

"Bukan. Setelah tadi kamu ketemu sama dia, gimana menurut kamu Hana itu?" Jennie menerawang kembali ke kejadian beberapa jam lalu. Kejadian kala ia mengobrol dengan Hana.

"Ramah.....juga lucu," Wonwoo tersenyum senang.

"Aku setuju sama kamu," Wonwoo lalu kembali memandang depan. Dalam hati Jennie merasakan sakit. Memangnya mudah mengatakan hal itu saat dirimu menyukainya?

Yang membuatnya tambah menyakitkan adalah Wonwoo yang tidak tahu perasaan dirinya yang sebenarnya. Membuat Jennie harus merasakan tersakiti sendirian dan tidak mampu marah karena ia yang memang tidak mengatakan apapun.

Jennie sejak dulu terkenal dengan kepandaian dan juga sikap baiknya. Tapi bisakah dirinya menjadi sedikit jahat untuk mendapatkan sesuatu?

Jennie tidak pernah terbiasa dengan kegagalan. Sejak kecil hingga sekarang, hidup Jennie selalu dilimpahkan keberuntungan dan juga keberhasilan.

Di kalahkan sebelum melawan.......rasanya hal baru yang menyebalkan.

"Tapi......" Wonwoo menoleh kearah Jennie yang sepertinya ingin bicara. "Nggak kok. Semoga kamu langgeng ya."

"Hmm. Makasih, kamu emang temen aku," diluar dugaan. Tiba-tiba Wonwoo memeluknya dan menepuk-nepuk punggungnya. Diam-diam Jennie tersenyum dibalik punggung Wonwoo ini.

Astaga. Bisakah ia berharap memiliki pria berbahu besar ini? Jennie tidak mau Wonwoo dimiliki orang lain.

Bisakah ia diberi kesempatan untuk egois?

Dengan senang hati Jennie membalas pelukan tersebut. Ia mengartikan dengan sebuah harapan walaupun Wonwoo hanya menganggapnya persahabatan.

Pada kenyataannya. Hubungan lawan jenis tidak pernah bisa benar-benar berteman.

❤❤❤

Perlahan Jennie meneteskan air matanya. Yerin yang ada disampingnya hanya bisa mengelus-elus bahu temannya itu untuk menenangkan.

Ternyata dampak ia mendatangi Wonwoo beberapa hari lalu membuahkan luka yang terasa menyakitkan.

"Udah dong. Jangan nangis lagi. Kamu pasti bisa dapetin Wonwoo kok. Apapun pasti aku bantuin. Cup cup," rayu Yerin seraya menghapus jejak air mata di pipi Jennie. Ia jadi ikut sedih melihatnya.

"Aku kayak udah nggak punya harapan tau Yer. Aku harus gimana," tangis Jennie. Yerin jadi semakin tidak tega melihat Jennie.

Andai kekasih Wonwoo memang orang yang tidak baik. Dengan senang hati Yerin turun tangan untuk menyingkirkan. Masalahnya Hana bukanlah perempuan semacam itu. Gadis itu benar-benar manis dan baik. Yerin kan tidak bisa tega.

Saat tangannya masih sibuk menenangkan Jennie yang sedikit terisak. Anak matanya menangkap sesuatu di depan sana. Lebih tepatnya pada toko roti yang ada tepat di depan kedai yang ia duduki ini.

Guru Cakep | Jeon Wonwoo✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang