"Wehh pereknya udah pulang nih dari layanin Om-om. Jan lupa cuci tangan eakk, ah sekalian mandi ding. Najis," mendengar ucapan tajam itu Hana berhenti dari langkahnya. Hana berbalik lalu menatap kesal kearah adiknya yang entah sampai kapan membencinya seperti ini. Bahkan ucapannya sudah tergolong keterlaluan. Hana ingin mencakar wajah adiknya ini.
Baru saja ia melewati pintu, anak kecil ini sudah berulah.
"Apa sih, Dek? Kakaknya baru pulang udah ngajak berantem. Tau nggak yang kamu hina ini kakak kamu sendiri?" Ucap Hana kesal walaupun dengan nada yang lebih halus. Gadis yang lebih kecil itu mendengus geli. Hana kenapa sih? Tambah gila ya?
"Maap aja yee. Gue nggak sudi punya kakak perek kayak lo," umpatnya lagi. Hana menggenggam tangannya kesal. Ia ingin sekali melayangkan tinjuan atau tamparan ke wajah gadis kecil yang tidak tahu sopan santun ini.
Tapi ia mengingat dia adalah adik kandungnya. Tidak baik jika ia membalasnya. Lagi pula adiknya ini pasti bahagia jika ia terpancing emosi. Ohh Hana tidak semudah itu membuat gadis itu puas.
"Tolong ya. Bacot lo dikondisiin saat ngomong sama gue. Gue kakak lo dan wajibnya lo hormat sama gue," gadis kecil itu melipat tangannya didada seraya merotasi bola matanya malas. Itu sukses membuat Hana serius ingin meninju wajah adiknya ini.
"Nggak sudi bangsat," Hana meremat tangannya hingga terkepal saat umpatan kasar itu kembali keluar dari bibir adik yang ia sayang ini. Apa lagi saat gadis itu meninggalkannya di depan pintu dan berlalu seperti begitu saja seperti tidak punya dosa. Hana menatap tajam punggung adiknya yang semakin menjauh.
"YERIMMM!!" Gadis bernama Yerim itu pun tidak menoleh sama sekali walaupun kakaknya meneriakki namanya. "Kurang ajar ya tuh bocah. Nggak inget adek, udah gue bunuh jauh-jauh hari," gumam Hana kesal, gadis itu pun melanjutkan jalannya ke kamar. Sudah lah. Yerim tidak penting.
❤❤❤
Tidak tahu Yerim sengaja atau tidak. Ah sepertinya memang sengaja. Mengingat betapa bencinya gadis itu pada dirinya. Saat Hana tengah memasak ramen, tangannya yang bebas sengaja ia letakkan diatas meja samping kompor untuk menahan tubuhnya.
Dengan tiba-tiba Yerim menumpahkan air termos ketangannya hingga melepuh seperti sekarang. Gadis itu beralibi jika ia tidak sengaja saat ingin menuangkan air panas dalam cangkirnya.
Tapi saat mengingat permintaan maaf dengan wajah sarkasnya. Hana sama sekali yakin gadis kecil itu memang sengaja membuatnya celaka.
"Upss. Sorry. Nggak sengaja, maaf ya," begitu ucapnya. Bukannya membantu Yerim malah langsung pergi dan meninggalkan dirinya dan cangkir kopi instannya disana.
Hana yang merasa kesakitan tidak mampu untuk mengumpat sekarang. Cepat-cepat Hana mematikan kompornya dan melangkahkan kakinya ke kulkas mengambil es dan mencari alat kompres dilemari lalu membawanya ke kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guru Cakep | Jeon Wonwoo✔
Фанфик[COMPLETED] Semuanya berawal dari dua perasaan yang amat sangat berbeda. Bagai kutub magnet yang saling membelakangi tapi juga saling tarik menarik. Saya tuh sukanya sama Bapak. Ngerti nggak sih?! Jadi bapak usahain perasaan Bapak buat saya ya! Saya...