Hana menyalakan televisi didepannya. Juga makanan ringan sudah ditangan ditambah bubble tea yang ia pesan baru saja sampai.
Aaahh surga dunia.
Seseorang menghela nafas berat setelah melihat kelakuan gadis didepannya.
"Tau nggak kalo sekarang kamu nggak sopan?" Ucap orang itu.Pria itu memijat kepalanya pusing melihat kelakuan dari adiknya ini.
"Heh abang ngomong sama kamu bukan sama tembok," Hana mendengus. Lalu menegakkan tubuhnya menatap sinis kearah kakaknya ini. Kim Yohan.
Demi apapun, Hana berani taruhan jika Yohan kakaknya ini adalah abang paling bawel dan paling ngeselin sedunia. Jika ada award semacam itu, Hana tidak segan mencalonkan kakaknya ini agar mendapat apresiasi.
"Yaelah bang. Numpang kalik bentar, sampe pulang doang. Abang pulang jam 3 kan? Nah bareng tuh. Nanti aku ditanyain Ayah kalo aku pulang sekarang."
"Ya tapi jangan kekantor abang dong,"
"Biarin ah ngapain sih emang," acuh Hana lalu kembali merebahkan tubuhnya disofa dengan masih santai menonton televisi. Yohan berjalan mendekat lalu duduk disamping adiknya ini.
Saat Hana ingin menyedot kembali bubble teanya, Yohan merebutnya lebih dulu dan menyedotnya sekali sebelum mengembalikannya. Hana sontak duduk dari perebahannya.
"Ihh beli sendiri ngapa sih. Tadi ditawarin nggak mau, ada orang minum diminta. Nggak izin lagi, nggak sopan," kesal Hana bertubi-tubi. Jujur, mood Hana sedang tidak dalam keadaan baik sekarang. Kakaknya ini malah membuat moodnya tambah runyam.
Tidak tahu apa jika adiknya sedang dirundung kekesalan karena orang yang disayangnya baru saja mengusir dirinya dari kelas?
"Yaampun minta dikit pelit amat. Pelit kuburannya sempit tau nggak. Lagi pula ini yang beli pake duitnya siapa?"
"Abang lah."
"Gitu e pelit," Hana diam dan masih menatap sinis Yohan yang duduk disampingnya. Benar juga, tapi kan dirinya sedang kesal.
"Ini masih pagi Na. Ngapain kesini? Bolos?" Tanya Yohan sambil mencomot keripik Hana.
"Abang!"
"Minta dek yawlahhh pelit amat sihh, yang beli juga Abang ini."
"Ya Abang ahh. Nggak tau apa adeknya lagi kesel," Hana menghentak-hentakan kakinya dilantai berkali-kali. Menumpahkan kekesalan yang masih saja menggondok dihatinya.
"Kamu itu kalo kesel, cerita. jangan diem aja, kamu bukan tipe orang yang bisa selesaiin masalah sendiri."
"Aku tuh baru aja diusir dari kelas sama orang yang aku suka karena aku ngelamun. Dan berakhirnya disini, aku nggak tau lagi mikir tempat mau kemana. Cuma kepikiran kesini. Sekarang aku males balik sekolah. Mau bolos sampe pulang. Abang jangan ngelarang!"
"Ngusir?" Yohan menaikkan satu alisnya. Apa jangan-jangan. "Kamu suka guru kamu?!"
"Heh? Tau darimana?" Hana langsung menutup mulutnya. Astaga keceplosan.
"Hana! Kamu jangan aneh-aneh ya. Awas aja kal-"
"Tapi bang, dia nggak setua itu kok. Cuma beda 10 tahun doang. Masih jomblo lagi. Aku nerima dia kok walau setua itu," ini yang Hana takutnya saat keluarganya tahu. Ini saja baru kakaknya bagaimana jika Ayahnya tau? Ah apa lagi jika adiknya tahu, pasti dirinya akan diledek habis-habissan. Karena perasaan tak terbalas ini sudah Hana rasakan sejak 4 bulan lalu.
Dan ya sesuai yang dilihat, belum ada kemajuan. Hana masih saja diabaikan, bahkan ia sudah beberapa kali mengirim pesan dan telepon tapi tidak pernah dibalas satupun. Miris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guru Cakep | Jeon Wonwoo✔
Fanfic[COMPLETED] Semuanya berawal dari dua perasaan yang amat sangat berbeda. Bagai kutub magnet yang saling membelakangi tapi juga saling tarik menarik. Saya tuh sukanya sama Bapak. Ngerti nggak sih?! Jadi bapak usahain perasaan Bapak buat saya ya! Saya...