Epilog

681 48 1
                                    

"Ma ma ma ma mba.....oeoeo...ma ma ma ma mba. Uouoooo."

"Ayayayayayaa heh!! .....ayayayayaa!!! Hate mambaa. Mamamamam-"

"Brisik!"

Brukk

"Beb!!!" Teriak Hana setelah tubuhnya terpental ke sofa. Wonwoo tidak punya akhlak memang. Sedang asik menyaksikan acara musik dan menari ria. Wonwoo malah mendorong wajahnya membuat dirinya jadi oleng dan jatuh ke sofa.

"Lagian. Nonton TV tuh duduk. Nyemil. Malah nungging-nungging." Hana mendecih. Dan ia pun dengan kesal menendang tubuh Wonwoo. Walau tidak keras namun cukup membuat tunangannya ini terhuyung.

"Lah emang gerakannya nungging-nungging. Awas aja ya kalo aku jadi idol beneran. Nggak aku akuin kamu jadi tunanganku." Ngambeknya.

"Dih kayak ada agensi yang mau rekrut aja. Situ cantik?"

"Iya lah! Emang aku nggak cantik? Nggak mungkin. Kamu aja bucin, apalagi SM."

Wonwoo diam. Dan dalam hati berkata "iya sih."

Ya Wonwoo mengatakan Hana jelek pun hanya bercanda.

Menyudahi percakapan random barusan, Hana memutuskan mendusel ke sela tangan Wonwoo yang sedang bermain ponsel tersebut. Memeluk tubuh Wonwoo macam anak koala dengan induknya.

Wonwoo sempat bingung tapi melihat Hana mencari posisi nyaman dan bersandar didadanya, Wonwoo mengerti. Hana sedang mode manja. Ia hanya cukup membiarkannya saja.

"Loh udah jogetnya?" Tanya Wonwoo datar dengan mata yang masih tertuju pada layar ponsel.

"Udah ah. Capek. Nggak mau jadi idol ah, jadi istri kamu aja."

"Dih."

Hana langsung menatap tajam Wonwoo. Pergerakan tiba-tibanya ternyata membuat ponsel yang sejak tadi Wonwoo mainkan terjatuh.

"Dih?" Tanya Hana tidak menyangka. Wonwoo yang permainannya barusan terganggu pun jadi hanya bermuka datar kesal. Antara mau marah tapi itu terlalu berlebihan. Kalau tidak marah, Hana sangat menyebalkan.

Mulai sekarang Wonwoo lebih banyak mengalah lah. Dia paham bagaimana menghadapi masa peralihan dari puber ke dewasa. Ia tidak mau menambah buruk mood Hana.

"Tuhkan hpku jatuh."

"Loh kamu nggak mau jadi suami aku?"

Wonwoo diam. Dengan tubuh Hana yang masih dipangkuannya. Ia mencoba menunduk mengambil ponsel di lantai. Ia masih bisa mendengar suara dari ponselnya yang masih menyala.

"Ih jawab sayang!"

"Yang mana?" Acuh Wonwoo.

"Yang jadi suami aku."

"Ya mau lah."

"Ihh kamu mah." Wonwoo itu memang pria dingin yang terlewat datar. Jika sedang kaku ya seperti kanebo kering. Tapi kalau sudah romantis, Hananya yang wafat. Repot intinya.

"Sana kamu mandi. Malah gelendotan." Perintah Wonwoo saat Hana masih saja memeluknya. Padahal niat ia datang sore-sore kerumah Hana ya untuk pergi jalan. Tapi tahu sendiri lah, kalau janjian dengan perempuan itu harus lebih awal.

Mau berangkat pukul 7 malam ya harus sudah dikawal pukul 5 sore.

"Mandiin."

"Gila."

"Dih. Kamu tuh." Kesal Hana yang langsung menampar pelan pipi Wonwoo. Memang hanya Wonwoo yang bisa mencampakkannya seperti ini. Segeralah ia beranjak kemudian mandi. Sedangkan Wonwoo masih bermain game yang sama sampai Hana selesai dengan urusannya.

Guru Cakep | Jeon Wonwoo✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang