"Astaga Hana! Lo kenapa?!"-Xiao.
"Adek lo lagi ya?! Anjengg. Perlu di kasih pelajaran ini mah,"-Haerim.
"Wah parah. Bokap lu tau kaga adek lo tambah ngelunjak gini? Kasih tau dehh sama Ayah lo. Takutnya dia bakal bunuh lo nanti,"-Gahyeon.
Sebuah kesalahan besar berangkat sekolah dengan perban membalut lengannya. Itu sukses membuat ketiga temannya heboh bukan kepalang. Kepala Hana jadi pusing sendiri.
"Kenapa sih pada lebay ah, nggak kenapa-napa ini mah," acuh Hana. Haerim menoyor kepala Hana. Bisa-bisanya gadis itu bersikap biasa saja saat orang disekitarnya sangat khawatir.
"Kebiasaan. Kali-kali bilang lah sama Ayah lo. Gemes sendiri gua," kesal Haerim.
"Idih. Gue bukan orang ngaduan. Gue juga kasian kalo Yerim dimarahin. Masih bocah dia," ucap Hana. Gahyeon mendengus. Sahabatnya ini memang terlampau kebangetan jika menyangkut adiknya. Terlalu baik.
"Lo mah. Udah dijahattin begimana aja, masih aja belain adek laknat lo itu," Xiao jadi ikut kesal kan.
"Udah kalian doain aja dia cepet sadar. Oke."
Xiao, Gahyeon, dan Haerim hanya mengangguk lemah. Sahabatnya memang terlampau malang.
"Eh gaes," perhatian ketiganya teralihkan dan kembali mendekati Hana saat gadis itu berbisik.
"Gue ada hal menarik yang terjadi semalem setelah insiden Yerim nyiram tangan gue. Ini berkaitan sama Pak Wonwoo," Xiao, Gahyeon, dan Haerim membulatkan matanya terkejut. Tidak mungkin ketiganya tidak penasaran.
Tapi betapa kecewanya mereka saat Hana mengatakan bahwa akan menjelaskannya nanti saat istirahat pertama. Mengingat pelajaran akan dimulai sekarang.
❤❤❤
Astaga dirinya terasa gila kala mengingat kejadian semalam. Disamping ia yang kesal karena Hana memanfaatkan situasi tapi tidak dipungkiri dirinya juga sedikit khawatir tentang kejadian yang dialami siswi itu.
Bukankah ada masalah ya saat seseorang menyendiri dengan bukti luka fisik itu? Jika itu karena ketidaksengajaan dirinya karena menumpahkan air panas. Bukankah itu tidak harus membuatnya hingga ingin bunuh diri?
Apa ada orang lain yang menjahati gadis itu?
Entah kenapa sekarang waktu yang ia miliki terasa sia-sia karena ia gunakan untuk memikirkan murid genit itu. Sialan.
"Pak Wonwoo ada yang lagi dipikirin ya?" Suara itu seketika menyadarkan Wonwoo dari lamunannya. Ia menaikkan wajahnya dan menemukan salah satu rekannya bertanya dengan wajah bingungnya.
"Ya, gimana?"
"Dari tadi saya lihat, Bapak diem aja. Ngelamun, makanya saya negur," kekehnya. Wonwoo menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Apa begitu terlihat ya? Wajahnya tetap tampan kan saat bengong?
"Bapak bisa cerita sama saya kalo butuh. Saya coba bantu."
"Ahh nggak perlu Bu Mina, saya bisa atasi sendiri," wanita bernama Mina itu pun hanya mengangguk. Ya niatnya hanya ingin menghibur saja. Jika tidak mau, ya sudah.
Saat Mina ingin berjalan ke mejanya, ia teringat sesuatu. "Ahh."
Wonwoo menatap Mina bingung. Ada yang ketinggalan kah?
"O iya, Pak. Saya mau bilang kalo saya itu fans adiknya Pak Wonwoo lohh. Saya udah nontonnin semua konten punya dia. Seru-seru, saya sampe udah subscribe dan like semua videonya, bisa kalik Pak saya minta ilmu dia," ucap Mina dengan semangat. Wonwoo terkekeh pelan. Rasanya lucu jika ia mendengar adiknya dipuji seperti ini. Dan apa kata dia tadi? Minta ilmu? Bukankah yang berprofesi guru adalah dirinya ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Guru Cakep | Jeon Wonwoo✔
Fanfiction[COMPLETED] Semuanya berawal dari dua perasaan yang amat sangat berbeda. Bagai kutub magnet yang saling membelakangi tapi juga saling tarik menarik. Saya tuh sukanya sama Bapak. Ngerti nggak sih?! Jadi bapak usahain perasaan Bapak buat saya ya! Saya...