"Maaf in aku," lirih Hana. "Aku buat kamu ikut campur di masalah kita. Maaf."Pria muda di depan Hana tersenyum tipis lalu menggeleng menandakan bahwa ia tidak keberatan untuk ikut terlibat.
"Bukan salah Kak Hana. Aku lakuin ini karena aku peduli sama hubungan kalian. Tapi aku juga nggak bisa dipihak kakak. Bagaimanapun aku di pihak Yerim. Kakak tahu itu."
"Mingi-ya. Aku tahu kamu begitu suka dengan adikku," gelak Hana, pria bernama Mingi itu pun seketika nyengir membenarkan pernyataan tersebut. Bahkan membuat matanya menghilang.
"Nggak peduli kamu dipihak siapa. Tapi terimakasih kamu mau bantu aku buat mantau Yerim."
"Sama-sama kak. Tapi aku nggak bisa terus-terussan gini. Suatu saat Yerim bakal tahu dan Kak Hana sama dia udah nggak bisa saling kabur lagi. Jadi aku harap kakak bisa cari jalan keluar secepatnya dan memperbaiki hubungan kalian," ucap Mingi. Walau Mingi nampak anteng dan juga santai. Tapi dihatinya ia begitu takut jika Yerim tahu dirinya diam-diam bekerjasama dengan Hana. Ya walaupun ia tetap di pihak Yerim.
Tapi Mingi yakin jika Yerim akan marah jika ia berhubungan dengan Hana. Apalagi Yerim tahunya jika Mingi dan Hana tidak saling kenal.
"Masalahnya itu. Yerim melakukan semuanya bener-bener kayak tanpa alasan. Dan nggak tahu kenapa cuma aku sasaran dia. Tapi kamu tenang aja, aku bakal cari jalan keluar dan juga nemuin semua alasan dia selama ini. Jadi bisa aku percayain kamu jaga Yerim untuk sementara waktu?" Hana tidak tahu lagi meminta bantuan pada siapa. Awal ia meminta bantuan Mingi saja sudah cukup sulit. Pria itu benar-benar berpendirian dan juga buceen.
Akhirnya setelah perdebatan panjang dan banyak pertimbangan. Mingi mau menyetujui untuk membantunya mengawasi Yerim.
"Aku emang dipihak Yerim saat dia butuh sesuatu. Tapi aku nggak membenarkan sikap dia yang semena sama kakak. Aku harap semuanya segera selesai. Kak Hana yang kuat ya."
Hana mengangguk dan tersenyum tipis. Dengan modal diantar Felix ke Cafe dan berbincang dengan Mingi. Nyatanya bisa membuat dirinya jauh lebih tenang.
❤❤❤
Seorang pria paruh baya tengah tersenyum tipis. Ah lebih tepatnya senyum meremehkan. Setelah melihat dan mendengar laporan dari kepercayaannya. Dia tidak bisa berkata-kata, kekhawatitannya selama ini akhirnya terjadi.
"Menurut pelacakan dan juga semua orang terdekat. Mereka baru saja menjalin hubungan kekasih. Perkiraan baru satu bulan terakhir," ucap pria yang lain. Yang lebih tua terkekeh pelan.
"Oke. Kamu bisa pergi," setelah membungkuk sopan. Orang suruhannya membungkuk sopan dan keluar dari ruangan.
"Kim Yojung," monolognya. "Aku tidak menyangka kamu sudah bangkit dan juga jauh lebih sukses dari Yojung sebelumnya. Salut."
Pria paruh baya itu menyunggingkan smirknya. Semuanya sudah terasa menyenangkan walau hanya dibayangkan. Wah. Dirinya rindu sekali untuk kembali bertemu teman lama.
Presiden utama alias CEO Jeon Group ini tidak bisa untuk mengalihkan pandangannya dari lembaran foto putranya dan juga seorang gadis muda yang romantis berciuman dibawah kembang api itu. Kalian mungkin bisa menebak siapa pria paruh baya tersebut.
"Berani sekali anak kamu menyentuh putraku."
Brakkk
Tanpa rasa sakit Juho mengepalkan tangannya dan menggebrak mejanya. Kilat amarah pun nampak diwajah keriputnya.
"Belum cukup aku buat kamu hancur 15 tahun lalu?!" Tangan kekarnya yang masih terlihat diusia tuanya dengan lincah membuka laci. Juho mengambil sebotol soju lalu menegaknya setelah ia buka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guru Cakep | Jeon Wonwoo✔
Fanfiction[COMPLETED] Semuanya berawal dari dua perasaan yang amat sangat berbeda. Bagai kutub magnet yang saling membelakangi tapi juga saling tarik menarik. Saya tuh sukanya sama Bapak. Ngerti nggak sih?! Jadi bapak usahain perasaan Bapak buat saya ya! Saya...