"Ayah....maaffin aku. Aku yang udah bilang sama kak Hana." Ujar Yerim sembari menunduk di hadapan Sang Ayah. Ia tadi ditanyai mengenai sikap Hana yang tiba-tiba berubah akhir-akhir ini. Jarang makan, tidak fokus, bahkan parahnya Hana sampai tidak keluar seharian. Keluar hanya untuk sekolah dan jika dipaksa untuk makan. Selebihnya mengurung dikamar.
Yoojung selaku Ayah jelas tidak bisa mengabaikannya begitu saja. Pasti anaknya itu sedang punya masalah maka dari itu ia menanyakannya pada Yerim. Dan benar saja dugaannya.
"Nggakpapa. Bukan salah siapa-siapa. Emang udah waktunya kakak kamu tau. Hem? Kamu nggak ada PR?"
Yerim menggeleng. "Ada yah."
"Yaudah dikerjain gih. Ayah mau ngomong sama kakak kamu." Yerim mengangguk lalu berlalu dari sana setelah mendapat usapan lembut dikepalanya.
Yoojung pun berjalan menuju kamar Hana. Kini ia sudah berdiri di depan pintu dengan bingkai foto cantik disana. Yoojung tersenyum simpul melihat betapa bahagianya Hana ketika berselca ria dengan dirinya, Yohan, dan juga Yerim adik tercintanya. Senyum yang akhir-akhir ini terenggut oleh suatu ingatan tragedi masa lalu.
Sepertinya dulu ada foto orang lain disini, tapi mungkin Hana sudah menyingkirkannya. Yoojung tidak habis pikir dengan pemikiran anak remaja. Benar-benar membingungkan.
Tok tok tok
Yoojung mengetuk dengan pelan pintu kamar putrinya. Dan beberapa saat Yoojung menunggu jawabannya.
"Siapa?"
"Ayah nih."
"Kenapa yah?"
"Udah makan?"
"Udah."
"Lagi ngapain?"
"Belajar."
"Udahhan dulu. Keluar sama Ayah mau?"
"Nggak." Yoojung terkekeh geli. Anak perempuannya ini kenapa menggemaskan sekali saat sedang marah dan tidak enak hati?
"Keluar dulu ah. Nggak baik ngomong kayak gini sama orang tua." Tiba-tiba Hana tidak merespon ucapannya. Dahi Yoojung pun mengerut.
Ceklek
Yoojung memundurkan langkahnya dan ia langsung dipertemukan dengam putri cantiknya yang beberapa hari murung.
Hana menatap Ayahnya dengan tatapan datar.
"Mau pergi kemana?" Yoojung tersenyum kecil, reflek tangannya terulur untuk mengusap-usap kepala Hana.
"Nanti kamu juga tau."
"Cih." Decihnya.
Yoojung mendesah pelan lalu segera membalik tubuh Hana untuk masuk kembali kekamar.
"Ganti baju dulu. Ayah tunggu dibawah."
"Iyaaaaa...."
❤❤❤
Hari belum terlalu malam membuat tempat ini terlihat lebih ramai. Banyak orang berlalu lalang dengan tawa mengiringi. Mungkin hanya Hana saja yang merasakan berbeda.
Perempuan itu memasang wajah datar, tampang tak minat sejak tadi. Hana suka makan, jalan-jalan, dan juga keramaian. Tapi jika suasana hatinya sedang buruk. Semua kesukaannya tersebut sama sekali tidak menarik. Hana ingin pulang saja.
"Ayah mah ngajak perginya malah kesini. Nggak kreatif banget." Kritik Hana dengan kedua tangan yang menyilang didada. Yoojung mengangkat kedua alisnya.
"Loh bukannya kamu suka hal kayak gini? Makanan? Ramai?"
"Tapi aku lagi nggak mood yah. Percuma. Pulang aja yuk. Mau tidur aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Guru Cakep | Jeon Wonwoo✔
Fanfiction[COMPLETED] Semuanya berawal dari dua perasaan yang amat sangat berbeda. Bagai kutub magnet yang saling membelakangi tapi juga saling tarik menarik. Saya tuh sukanya sama Bapak. Ngerti nggak sih?! Jadi bapak usahain perasaan Bapak buat saya ya! Saya...