Dengan damai Hana memejamkan matanya. Menikmati elusan lembut sang Ayah yang begitu menenangkan. Setelah ia memaafkan orang-orang sekitarnya. Semua berubah lebih baik.
Saat hal yang seharusnya tidak ditutupi dibuka, ternyata itu memberikan dampak positif.
Kejadian-kejadian yang menimpanya sebulan terakhir sangat mengubah kehidupan Hana sendiri. Diawali dengan kembalinya Yerim, kemudian damainya ia dengan keluarga Jeon. Kini hari-hari Hana hanya dipenuhi dengan senyuman.
"Yah."
"Hem??" Hana mendangak, menatap wajah Ayahnya yang entah kenapa masih sangat tampan ini. Terlihat jelas betapa lelahnya pria hebat yang memeluknya. Hana sangat merasakan bagaimana beratnya perjalanan hidup keluarganya sampai kini. Kehilangan sang Ibu, hidupnya yang hancur, membangun dari 0. Semuanya terpancar jelas dimata Yoojung.
Hana tahu jika Ayahnya lah yang paling merasakan sakit. Bodohnya ia yang menganggap dirinya yang paling menderita.
"Ayahhh..." Hana menggenggam telapak tangan Yoojung lembut. "Ayah nggak usah khawatirin aku lagi. Semuanya udah baik-baik aja. Aku udah nggak benci siapapun lagi."
"Iya. Makasih ya sayang. Kamu udah mau damai dengan masa lalu. Sekarang semua udah jadi lebih baik." Jujur saja. Yoojung juga merasa berat harus mengikhlaskan peristiwa yang menyebabkan istrinya meninggal. Tapi Yoojung tidak mungkin menghalangi cinta anaknya dan juga membuat putrinya menderita.
Yoojung sekarang sepenuhnya ikhlas. Yoojung memandang foto dirinya dan Areum yang ada di atas nakas. Ia rindu.
❤❤❤
"Anjir-anjir fotoin gua dong. Bagus banget ini." Riuh Xiao. Haerim dan Gahyeon pun ikut berpose disamping Xiao. Hana mendengus ketika ponsel Xiao sudah ada ditangannya.
"Woyy ini acara gua bangsat. Masa gua yang motoin." Kesal Hana yang pada akhirnya juga menuruti keinginan mereka.
"Halah sekali-kali weh haha." Kekeh Haerim. Hana merengut yang langsung dipeluk ketiga teman baiknya ini.
"Heh katanya ini acara lo. Udah cantik badai gini kok malah ditekuk mukanya." Ucap Gahyeon.
"Hemmm." Deham Hana sambil menarik kedua sisi bibirnya keatas secara terpaksa.
Dari arah belakang Wonwoo menyaksikan. Wonwoo tertawa kecil. Hana sangat menggemaskan. Seperti biasanya.
Tidak menyangka, gadis puber itu tunangannya.
"Ngapain?" Hana reflek membalik badan. Menemukan seorang pria rapi dengan tuxedo hitamnya.
"Wonwoo?"
"Aku cariin malah kemana."
"Hehe. Nemuin fans dulu." Celetuk Hana.
"Kampret lu." Umpat Xiao kesal. Hana terkekeh.
"Temen-temen Hana. Maaf ya. Hananya saya pinjem dulu. Ada tamu dari keluarga besar yang ingin tahu Hana." Ucap Wonwoo. Ketiga teman Hana mengangguk dan langsung melambai ketika Hana sudah pergi dari hadapannya sambil digandeng oleh guru matematikanya.
"Gila ya. Hana paling kecil sendiri tunangannya paling duluan." Ucap Xiao tidak terima. Ya. Ini adalah acara tunangan Wonwoo dan Hana. Cukup mengagetkan sebenarnya. Wonwoo tiba-tiba resign dari sekolahnya dan langsung tersiar kabar tentang tunangan ini.
"Hooh. Malah yang tua sendiri belum ada kabar apa-apa." Sindir Haerim. Gahyeon yang mendengar pun pura-pura tidak dengar.
"Iya nih. Gimana sama Abangnya Hana? Bang Yohan aman?" Tanya Xiao gencar menyudutkan Gahyeon. Karena sudah bukan rahasia umum lagi jika temannya ini naksir kakak laki-laki Hana. Tapi kita tahu bersama bahwa Yohan itu laki-laki yang sangatlah sulit untuk didekati. Walaupun Gahyeon sudah mencoba menggunakan orang dalam yaitu Hana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guru Cakep | Jeon Wonwoo✔
Fanfiction[COMPLETED] Semuanya berawal dari dua perasaan yang amat sangat berbeda. Bagai kutub magnet yang saling membelakangi tapi juga saling tarik menarik. Saya tuh sukanya sama Bapak. Ngerti nggak sih?! Jadi bapak usahain perasaan Bapak buat saya ya! Saya...