39-semua selesai

473 44 0
                                    

"Gue nggak butuh temen kok. Abang bisa pergi aja." Ucap Gahyeon membuka percakapan. Gadis itu merasa aksi saling diamnya sejak tadi sudah cukup.

"Mabuk?" Gahyeon menoleh kearah Yohan. Pertanyaan absurb yang sangat ia tidak suka.

"Bang Yohan ngapain kesini? Nggak usah bertele-tele." Kilah Gahyeon. Awalnya Gahyeon ingin menenangkan diri, minum miras dimobil sendirian. Hingga rencana itu gagal saat Yohan tiba-tiba masuk kemobilnya tanpa permisi. Hal itu lah yang membuatnya menunda aksi minumnya.

Diam. Yohan yang merasa ditanyai juga tidak menunjukkan sikap ingin menjawab. Karena sebenarnya Yohan pun sedang memikirkan sesuatu.

"Emm maaf." Gahyeon mendecih. Rasanya seperti ia yang terlalu berharap jika di mintai maaf seperti itu. Tapi Yohan posisinya juga salah, intinya Yohan tidak benar. Dan Gehyeon kesal akan itu.

"Oke. Aku tahu banyak pertanyaan bahkan mungkin ribuan keheranan dibenak kamu tentang aku." Yohan menjeda. Matanya melirik pada jalanan yang remang dan sepi didepannya. Mencoba mengontrol emosinya yang sedikit naik turun.

"Karena kamu tahu. Aku harap abang nggak dateng kesini cuma buat cuma-cuma." Ucap Gahyeon lelah.

"Aku tahu kamu suka aku. Jadi aku memutuskan untuk pergi."

"Hah?" Bagai disambar petir. Gahyeon langsung melemas seketika. Perutnya tiba-tiba mual mendengar pria yang ia sukai akan pergi meninggalkannya. Bukan hanya itu. Ini berarti kakak kesayangan sahabatnya ini juga akan meninggalkan keluarganya. 

"Apa-apaan kamu? Kamu nggak mikirin Hana? Ayah kamu? Bahkan adik kecil kamu Yerim?"

"Aku udah bicarain semuanya sama mereka. Aku pergi juga untuk bangun cabang perusahaan Ayah di Australia. Kamu tahu sendiri kan bagaimana keluarga ini bangun dari nol? Kamu sahabat Hana pasti tahu maksudku."

"Tapi....gimana sama aku?" Tanya Gahyeon melemah. Air matanya juga tidak sadar sudah menggenang di matanya. Rasanya sedih sekali. Padahal Yohan juga bukan siapa-siapa. Tapi Gahyeon tidak rela. Gahyeon ingin pulang.

Tidak menjawab, Yohan justru memeluk Gahyeon. Gahyeon langsung memukul dada Yohan berkali-kali. Melampiaskan kekesalannya selama ini.

"Kamu mau pergi. Kamu nggak suka aku juga. Kenapa meluk aku....kamu buat aku bingung. Aku benci!!" Erang Gahyeon. Yohan tidak memperdulikan pukulan keras dan menyakitkan itu. Ia terus memeluk Gahyeon erat.

"Aku pergi juga buat kamu."

"Nggakk..."

"Coba kamu tenang dulu." Ucap Yohan lembut. Gahyeon pun diam dan masih dipelukan Yohan ia mencoba mendengarkan.

"Aku tahu kamu udah tahu aku suka seseorang. Untuk siapa, biarlah aku aja yang tahu. Tapi siapapun itu aku udah yakin nggak bakal bisa dapatkan dia. Jadi.....aku bukan minta tapi aku nawarin kamu."

Gahyeon menjauh dalam pelukan Yohan. Mengusap air matanya. Kemudian ia menatap Yohan lekat.

"Apa maksud kamu?"

"Beri aku waktu satu tahun."

"Untuk?"

"Belajar mencintai kamu."

Gahyeon yang semula melemas tiba-tiba ingin berteriak. Demi apa? Yohan barusan mengatakan itu?

"Kamu.."

"Aku cuma minta kamu jaga perasaan kamu selama satu tahun. Jika  suatu saat aku udah mencintai kamu. Aku janji bakal jemput kamu. Tap-"

"Ya aku paham. Kalau emang pada akhirnya kamu nggak mencintai aku. Aku ikhlas." Sela Gahyeon cepat.

Guru Cakep | Jeon Wonwoo✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang