Hana berkaca sekali lagi untuk memastikan penampilannya. Hana memuji dirinya habis-habissan di dalam hati. Karena ia tidak menyangka bahwa ia cantik juga pakai baju olahraga. Walau tubuhnya tidak sebagus Yerim apa lagi Heejin, tapi tidak buruk juga.
"Mau olahraga Na, bukannya main. Pecah tuh kaca kalau kamu disana terus," Hana mendengus. Kakaknya itu memang memiliki jenis mulut netizen julid. Alias berisik. Apapun yang ia lakukan pasti tidak luput dari komentarnya.
Tipe-tipe netizen sekali.
"Nggak usah bawel deh, buruan kek. Aku ada ketemuan nih nanti sore," ucap Hana pada Yohan yang masih mengisi botol minumnya. Setelah selesai dengan botolnya, Yohan segera menghampiri Hana yang sudah marah-marah dipintu.
"Kamu tuh jangan sibuk sama dia terus, nggak cukup apa senin-jumat ketemu? Masa weekend juga masih di embat."
Hana menggerutu dalam hati, membicarakan Yohan yang akhir-akhir ini sering aneh. Lebih tepatnya sensitif akan Wonwoo, pacarnya. Seolah Wonwoo itu selalu salah. "Minimal ada waktu sehari kek sama abang,"lanjutnya seraya membuka pintu mobil. Hana masuk dan menahan tawanya mendengar kalimat yang sering dikatakan oleh pebuceen kini diucapkan Yohan padanya.
"Cemburu ya?" goda Hana sambil mencolek-colek dagu kakaknya itu. Yohan yang risih pun mendorong tangan Hana dari wajahnya.
"Minggir ah, abang mau nyetir."
"Hooo marah niehhhh!!!" Melihat abangnya yang marah semakin membuat Hana gencar untuk menggoda.
"Diem na!"
"Yadehh," Hana lalu menoleh kesamping. Melihat wajah Yohan itu membosankan, jadi Hana butuh pemandangan lain. Yohan yang tidak mendengar suara apapun tertarik menoleh kearah Hana. Dan betapa terkejutnya ia, karena ia menemukan wajah Hana tepat didepannya.
"Astaga! Sembarang kamu!" Omel Yohan, hampir saja ia banting setir karena kaget. Hana tertawa terbahak-bahak. Baginya wajah Yohan ketika kaget itu lucu.
"Ya elahh. Beneran ngambek, hehh aku tuh adik abang. Abang sama Wonwoo itu sama-sama aku sayang cuma beda porsi aja."
"Kali-kali porsinya samaain kek," gumam Yohan.
"Hah? Apa bang?"
"Nggak," elak Yohan cepat. Hana mendengus. Maaf telinganya rada budeg, sudah lah. Hana memilih mengabaikan Yohan dan mendengarkan musik. Mungkin setengah jam an lumayan lah untuknya tidur.
Yohan melirik Hana yang tiba-tiba diam. Rupanya tidur. Bagaimana ia tidak suka? Jika Hana semenggemaskan itu?
Yohan rasanya ingin terlahir kembali lalu menolak diadopsi. Agar bisa leluasa mendekati Hana sewajar yang ia inginkan. Bukannya tinggal serumah jadi kakak.
❤❤❤
"AAAAKKKHHHHH SAKIT YER!!" Pekik Mingi ketika perutnya dicubit memutar oleh tangan Yerim. Sialan. Jika jujur membuatnya tersiksa ia lebih memilih bohong hingga mati.
"Bisa-bisanya lo jadi mata-mata dari kakak gue. Lo ngekhianati gue nih!!" Kesal Yerim berapi-api. Ia sama sekali tidak berbelas kasih walaupun melihat Mingi meringis kesakitan. Yerim hanya ingin memberikannya pelajaran.
"Gue kan niatnya mau jujur sebelum denger jawaban lo," lirih Mingi seraya mengusap perutnya yang malang.
"Trus kalau faktanya gini lo mikir gua bakal jawab apaan?!" Kesal Yerim lagi. Ya, Mingi barusan menembak Yerim. Kalian tahu lah jika Mingi itu naksir Yerim. Mana ada persahabatan lawan jenis tanpa adanya benih cinta.
Yerim yang mendengar Mingi menyatakan cintanya jelas terkejut, lebih tepatnya ia sama sekali tidak menyangka sih. Sahabat dekatnya justru menyukainya, padahal ia hanya punya kelakuan baik sekecil biji kacang. Mingi suka apa dari dirinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Guru Cakep | Jeon Wonwoo✔
Fanfiction[COMPLETED] Semuanya berawal dari dua perasaan yang amat sangat berbeda. Bagai kutub magnet yang saling membelakangi tapi juga saling tarik menarik. Saya tuh sukanya sama Bapak. Ngerti nggak sih?! Jadi bapak usahain perasaan Bapak buat saya ya! Saya...