22-kamu harus tahu

683 61 0
                                    

Hana dan Wonwoo makan dengan khidmat menunya masing-masing. Masih dimall yang sama dengan nonton barusan, keduanya memutuskan untuk makan lebih dulu sebelum pulang.

Bahkan Hana sudah membawakan donat kesukaan Ayahnya agar nanti selesai makan bisa langsung balik.

Ddrrrtt ddrrrttt

Hana dan Wonwoo menoleh bersamaan dengan dering ponsel milik Hana. Hana meletakkan sendoknya dan mengambil ponselnya.

Song Mingi is calling.....

"Bentar ya," pamit Hana. Gadis itu lalu mengangkatnya ditempat.

"Gimana?"

"Maaf kak. Mamaku tiba-tiba dateng dan terpaksa Yerim nginep ditempat temennya. Tadi aku telpon katanya temennya mau dia numpang dulu beberapa hari."

"Oh. Dia baik-baik aja kan?"

"Kayaknya sih....iya. Dia cuma bawa baju dibadan sama ponsel doang. Tapi besok pagi aku nganterin dompet dan bajunya. Kakak nggak usah khawatir."

"Heum. Aku percaya sama kamu. Kamu tolong kasih kabar aku ya posisi dia dimana. Aku niat jemput dia."

"Kakak mau baikan?" Hana tersenyum.

"Yes. Semoga lancar ya. Besok atau nggak lusa aku jemput dia sama Ayah dan Bang Yohan. Jadi kamu nggak perlu ribet lagi karena aku. Mianhae Mingi-ssi."

"Nggakpapa kak. Aku seneng kalo kalian mau damai. Aku doain."

"Thanks. Jangan lupa kabarin aku ya dia dimana."

"Hem pasti."

Tut

Hana tersenyum senang lalu meletakkan ponselnya kembali kemeja. Wonwoo melirik kearah Hana didepannya.

"Telpon dari siapa? Kayaknya seneng banget," Hana mengangkat wajahnya lalu mengangguk senang.

"Aku mau baikan sama adekku. Setelah sekian lama, kita punya alasan untuk damai."

"Kamu punya adik?" Tanya Wonwoo heran. "Kirain punya kakak aja."

"Ohh aku lupa ngasih tau sama kamu," Hana mengangguk-angguk. "Aku punya adek yang emang punya hubungan buruk banget sejak lamaaaaa gitu. Dan aku nemu alesannya, Ayah janji mau jemput dia sama aku. Soalnya dia udah beberapa hari ini kabur dari rumah."

"Emang apa alesan kamu berantem sama dia? Kalau boleh tau."

"Ini masalah keluarga sih. Tapi nggakpapa deh, kamu kan pacar aku sekarang. Jadi aku kasih tau," Hana melanjutkan makannya sambil menjelaskan pada Wonwoo.

"Jadi ada kejadian buruk gitu yang buat Ibu aku meninggal setelah lahirin dia. Nah Ayah masih belum rela Ibu meninggal dan malah limpahinnya ke dia. Katanya muka adek aku mirip banget sama ibu. Jadi Ayahku selalu ngerasa bersalah kalo liat dia, berakhir dia selalu keliatan pilih kasih sejak dulu. Dan yaa aku dituduh sama dia kalo sikap Ayah itu karena aku. Berakhirlah dia benci aku sampai sekarang. Padahal aku sayang banget sama dia."

Wonwoo mengangguk mengerti. Pasti berat sekali jadi orang yang tidak tahu salahnya apa tapi harus menanggung kemarahan orang lain.

"Ayah kamu benci adikmu sejak lahir?"

"Sejak 14 tahun lalu lebih tepatnya. Aku janji bakal balas dendam sama orang itu. Aku nggak bakal mati dengan tenang kalau aku belum bisa buat bapak tua pengkhianat itu menderita," Wonwoo menghentikan makannya dan memandang kembali wajah Hana yang meyiratkan kebencian. "Namanya Juho. Itu padahal dulu temannya Ayah. Nggak tau apa salahnya, Ayahku dibuat bangkrut saat Ibu hamil. Dia itu bukan cuma hancurin keluarga aku. Tapi dia juga udah bunuh Ibuku. Nyebelin kan Juho itu? Entah itu Juho udah sekalian marga atau nggak. Kamu kenal ya?"

Guru Cakep | Jeon Wonwoo✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang