20-alasan tidak suka

496 56 0
                                    

"Ayah," panggil Hana. Yojung yang mendengar putrinya memanggilnya kini mengangkat wajah. Senyum pun langsung terbit diwajah pria paruh baya itu.

"Anak Ayah mau kemana nih? Malem-malem dandan cantik," goda Yojung. Hana terkekeh geli lalu mengambil duduk disamping Ayahnya yang sibuk bekerja dengan banyak kertas dimana-mana.

"Ayah jangan lupa istirahat."

"Pasti. Eh kamu ngalihin pembicaraan ya?"

"Tau aja sih Yah," Hana mengambil ponselnya dan berkaca disana. "Mau nonton sama Pak-eh maksudku Wonwoo."

Yojung menghentikan ketikannya lalu memandang putrinya tersebut. Hana mengerutkan dahinya saat Ayahnya tersebut tiba-tiba menatapnya serius.

"Kenapa Yah? Aku nggak boleh pergi ya?" Yojung menggeleng seraya tersenyum. Yojung kira Juho sudah bertindak atau semacamnya. Ternyata tidak eh- atau belum?

"Nggak sayang. Ayah percaya kok sama Wonwoo. Jangan pulang malem-malem. Besok sekolah."

"Iya Ayah. Bang Yohan kemana weh?" Hana menengok kekanan-kiri berharap pria itu muncul. Sepertinya Yohan tidak dirumah. "Kayaknya aku belum lama denger suara dia."

"Ah Yohan. Itu dia pergi minum sama temen-temennya."

Hana mengangguk-angguk. Hana kembali memandang Ayahnya tersebut. Ayahnya benar-benar workaholic.

"Yah..."

"Apa lagi? Uang jajan?"

"Ayah mah. Bukan," Yojung terkekeh.

"Aku mau tanya sesuatu. Hana mohon Ayah jangan ngehindar lagi."

Yojung menghentikan pekerjaannya. Apakah ia perlu menanggapi Hana? Hana semakin dewasa kini semakin sulit untuk ia kelabui atau hindari. Pikiran kritis Hana benar-benar tidak bisa diabaikan begitu saja.

"Kalo Ayah tetep nggak mau kasih tau. Aku bakal cari tau sendiri."

Yojung menoleh kearah putrinya tersebut. Yojung memilih meletakkan kembali kertas kerjanya dan berfokus penuh pada Hana disampingnya.

"Apa yang pengen kamu tau Hana?"

Hana memilin ujung kaosnya dan terlihat begitu gugup hanya karena ingin bertanya. Entahlah. Ada ketakutan tersendiri saat ia memutuskan untuk mencari tahu

"14 tahun lalu......apa ada yang terjadi selain Ibu meninggal?"

"Maksud kamu?"

"Aku nggak tau ini bener atau nggak. Tapi apa itu ada kaitannya sama Yerim? Kenapa aku dari kecil nggak pernah lihat Ayah adil sama kita berdua?"

"Bukan maksud Ayah nggak adil. Ayah cum-"

"Cuma nggak berdamai dengan masalalu?" Yojung terdiam. Bagaimana bisa Hana berpikiran seperti itu?

"Ayah nggak perlu kaget kenapa aku bisa mikir gitu. Ayah mungkin bisa bohongin aku dulu. Tapi sekarang aku bisa mikir dan nyatuin puzzle yang Ayah sengaja sembunyiin," Hana mendekat kearah Ayahnya dan meraih tangan Yojung. Hana genggam tangan keriput itu. Seolah memohon agar Ayahnya mau jujur padanya.

"Jadi please cerita sama Hana. Kenapa Ayah nggak bisa berdamai dengan kejadian 14 tahun lalu?"

Yojung menghembuskan nafasnya kasar. Ia bimbang harus cerita atau tidak? Karena sebenarnya ia juga tidak tahu kenapa ia harus bersikap demikian?

Yojung sudah kerap datang ke psikiater dan tetap saja. Dia tetap tidak bisa menerima Yerim. Yojung juga berusaha untuk melupakan kejadian itu dan berusaha mencintai Yerim seperti ia mencintai Hana. Tapi kenapa ia jadi sejahat ini selama 14 tahun terakhir?

"Sebenarnya ini bermula karena Ibu kamu meninggal. Dia meninggal setelah melahirkan Yerim. Ayah tahu Ibumu meninggal karena sempat pendarahan hebat dan tubuh ibu kamu benar-benar lemah karena kita jatuh miskin saat ibu kamu lagi hamil muda. Ayah sejak itu bener-bener ngerasa bersalah karena nggak bisa kasih perawatan terbaik buat dia seperti saat dia ngandung kamu," Yojung meneteskan air matanya saat ia kembali mengingat kejadian terburuk dihidupnya. Ia ingin menghapus segala memori buruknya itu.

"Karena rasa bersalah Ayah. Ayah lampiasin ke Yerim adik kamu. Ayah juga ngerasa tersiksa karena nggak bisa stop itu semua. Ayah juga nggak mau jahatin Yerim. Tapi......Ayah lakuin itu bukan karena Ayah benci. Ayah cuma bener-bener ngerasa bersalah saat liat mata Yerim yang persis ibu kamu. Ayah nggak bisa."

"Ayah....." Hana mengusap-usap tangan Ayahnya lembut. "Makasih Ayah mau cerita. Hana mohon.....setelah ini Ayah buat Yerim balik ya? Kita ngomong sama dia dan aku bakal bantu biar Ayah lepas sama rasa bersalah Ayah. Ayah mau?"

"Ayah mau.....tapi Ayah nggak tahu apa Ayah masih bisa dimaafkan oleh Yerim yang udah Ayah hakimi sejak ia lahir? Ayah ngerasa udah nggak punya muka?"

"Aku tahu semuanya berat. Tapi Ayah nggak boleh gini terus. Ayah tahu? Bukan cuma hati Yerim aja yang terluka. Tapi aku juga yah....please jangan gituin Yerim lagi. Dia masih kecil dan....aku nggak tega karena dia dapet sikap kasar Ayah."

"Demi Ibu dan demi keluarga kita. Ayah mau kan?" Tanya Hana lagi.

"Hem. Ayah mau."

"Makasih yah," Hana langsung berhambur kepelukan Yojung. "Aku janji bakal balas dendam sama mereka. Keluarga Pak Juho harus sama menderitanya sama kita. Aku janji bakal buat mereka ngerasain kalo mereka salah orang buat itu."

"Jangan gitu sayang," Hana cemberut lalu menjauhkan tubuhnya dari Yojung. "Ayah nggak pernah ajarin anak-anak Ayah balas dendam. Biarin aja toh kita juga nggak bisa digituin lagi."

"Nggak bisa yah. Mereka buat keluarga kita hilang 1 dan buat hubungan yang lainnya hancur."

"Kamu punya niat hancurin mereka emang kamu yakin ini pure salah mereka? Kamu nggak takut kalo pemicu mereka lakuin itu karena Ayah?"

Hana menggeleng yakin. "Ayah itu orang yang paling baik yang pernah aku kenal."

"Oke. Kamu emang anak Ayah," Yojung menepuk-nepuk kepala Hana. Huh. Ternyata setelah ia bercerita rasanya beban berat dibahunya sedikit terangkat.

Tin tin

"Eoh! Wonwoo dateng!" Hana segera beranjak lalu mencium pipi Ayahnya cepat sebelum keluar.

"Janji nggak pulang telat. Dah Ayah!" Hana dengan senang berlari keluar rumah. Hah rasanya begitu tenang saat ia tahu apa penyebab ia dan Yerim tidak akur. Ia yakin semuanya akan kembali membaik dan Yerim dapat pulang lagi.

Melihat Hana yang begitu bahagia bersama Wonwoo. Hal itu membuat Yojung khawatir. Apa lagi melihat anaknya tersebut begitu benci dengan Juho. Tapi Yojung yakin, anaknya itu sudah dewasa untuk bisa menentukan apa yang harus ia lakukan atau tidak.

Semuanya akan tetap berakhir pada Hana yang harus memilih antara dua pilihan. Berdamai pada masa lalu atau tetap mendendam hingga akhir.

"Kamu mungkin akan menangis kalau tahu Wonwoo adalah anaknya Juho."

Tbc

Aku sehari up 3 cerita anjay:"

Semoga pada demen ya wahahaha

Guru Cakep | Jeon Wonwoo✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang