Setelah pulang dari Prancis, semua berjalan seperti biasa. Luna sudah pulang ke Amerika beberapa hari yang lalu.
Lisa merasakan, setelah pernikahannya dengan Jimin, semuanya tidak ada yang berubah. Ia tetap merasa kesepian. Baik di rumah orang tuanya maupun di sini—di rumah Jimin yang juga merupakan rumahnya sendiri.
Sekarang sudah pukul sembilan malam, selama pernikahan mereka, Lisa tidak pernah menanti kepulangan Jimin. Namun baru pertama kalinya ia menunggu laki-laki itu pulang ke rumah.
Hujan deras ditemani petir tak kunjung berhenti sejak pukul tujuh. Lisa takut sendirian dalam keadaan seperti ini. Ia terus menelepon Jimin sambil meringkuk di atas sofa dengan selimutnya.
[Ya. Halo?]
Lisa menghela napas lega mendengar suara Jimin. "P-pak.."
[Ya? Kenapa, Lis?]
Tanya Jimin di sela-sela mengontrol setir. Ia sedang dalam perjalanan pulang.
Dengan perasaan canggung dan gengsi, Lisa menggigit bibirnya sebelum menjawab. "Bapak pulang jam berapa?"
Mendengar itu membuat Jimin terkekeh pelan tanpa suara. Ia merasa aneh kenapa Lisa peduli menanyakan hal itu.
[Kenapa?]
Lisa membawa tangannya untuk mengusap tengkuk. "S-saya takut sendirian," ujarnya lalu menatap ke arah jendela yang masih menampilkan suasana hujan petir di luar sana.
[Sebentar lagi saya sampai]
Ucapan Jimin dan membuat Lisa lega. "Oke, saya tunggu."
Sambungan mereka terputus, Lisa harus sabar menunggu beberapa menit lagi. Akhirnya ia memutuskan untuk menonton film guna membunuh ketakutan, sampai tiba-tiba ia mendengar ada yang datang.
Lantas Lisa membuka pintu dan mendapati sosok laki-laki bertubuh tinggi tersenyum ke arahnya. Melihat itu, tubuh Lisa mendadak bergetar, pegangannya pada daun pintu melemas, serta matanya merah padam, mulutnya terasa berat untuk digerakkan. Lisa tak mampu bersuara ketika melihat laki-laki bedebah ini lagi.
"Hello, we meet again."
Sekeras apapun Lisa menghindar, kejadian yang ia takuti di masa lalu, terjadi lagi.
✨✨✨
Sambungan teleponnya pada Lisa terputus ketika Mercedes Benz milik Jimin memasuki area komplek. Pada saat itu juga mobilnya berpapasan dengan mobil hitam. Membuat Jimin menoleh karena merasa asing.
"Penghuni baru,'kah?" pikir Jimin, ia tetap melajukan mobilnya menuju rumah, ketika sudah sampai Jimin langsung keluar dari mobil—membuat sekujur tubuhnya basah terguyur hujan—karena melihat pintu gerbangnya terbuka lebar dan mendapati Hong Minjae—security di rumahnya terkapar lemah dengan beberapa lebam wajahnya.
Jimin menghela napas kasar kemudian berlari memasuki rumahnya mengecek keadaan Lisa. "LISA!!" teriaknya kencang, ia melihat ke sekeliling ruangan dan mendapati selimut tergeletak di atas sofa dan juga, ponsel Lisa tertinggal di sana.
Pikiran Jimin kalut, sekelabat hal buruk memenuhi otaknya. Lisa tidak ada di mana-mana, Jimin sudah memeriksa ke seluruh ruangan yang ada di rumah ini namun nyatanya nihil.
Bagaimana kalau terjadi sesuatu pada Lisa? Bagaimana kalau..
Seketika Jimin teringat kejadian tadi—saat dirinya berpapasan dengan mobil asing yang tak sengaja Jimin lihat plat mobil tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Mr. Park ✔
Fanfiction[COMPLETE] Bagi Lisa, ada satu kenyataan yang paling menyakitkan yaitu ketika ia mengetahui bahwa dirinya mandul dan tidak bisa memberi Jimin keturunan. Namun, ada kenyataan yang lebih menyakitkan, ketika Luna-saudara kembarnya-mengandung anak dari...