Laluna Manoban.
Tidak ada yang menyangka kalau wanita itu akan pergi untuk selamanya meninggalkan teman, kerabat, keluarga, serta bayinya di dunia.
Seluruh keluarga tentunya sangat terpukul. Apalagi melihat kematian Luna yang sangat amat mengenaskan. Ditembak oleh mantan kekasihnya dalam keadaan hamil. Apakah ada yang lebih mengenaskan dari itu?
Pemakaman Luna dilakukan di Jangryesik-jang*. Di hari pemakaman tidak banyak tamu yang hadir, hanya digelar dengan sebuah upacara kecil dan hanya berlangsung untuk keluarga dekat. Itu sengaja, karena keinginan pihak keluarga.
(*Rumah duka khusus untuk menyemayamkan jenazah sebelum dilakukan prosesi penguburan atau pengkremasian)
Dua hari yang lalu. Bayi Luna yang berjenis laki-laki sudah dilakukan tes DNA dan ternyata DNA anak itu tidak sama dengan Jimin, melainkan dengan Chris yang sudah tewas di tempat malam itu.
Mereka sudah memutuskan untuk memberikan kepercayaan pada Aru untuk mengurus bayi milik Luna. Hal itu karena Aru satu-satunya orang yang sudah bekerja lama dengan keluarga Park.
Setelah kepergian Luna, seluruh keluarga Park dan Manoban berunding. Langkah apa selanjutnya yang akan mereka lakukan untuk Jimin dan Lisa yang sudah resmi bercerai.
Pihak keluarga tidak bisa memaksa mereka untuk rujuk kembali, jika tidak mau. Biarkan mereka berdua yang memutuskan, lagipula mereka sudah dewasa dan bisa menyelesaikan masalah sendiri.
✨✨✨
Semilir angin berhembus kencang menerpa surai hitam yang sudah di sisir rapih itu. Kemeja serta dasi yang senada itu ikut bergerak terkena sapuan angin sore.
Jimin bersandar sambil menatap ke arah gedung-gedung pencakar langit yang berdiri jauh di hadapannya. Saat ini dirinya berada di rooftop perusahaannya. Menenangkan diri, meratapi apa yang sudah terjadi selama ini.
Memutar ulang memorinya ke masa dimana ia bertemu dengan Lisa untuk pertama kali di dalam lift, kemudian keesokan harinya ia mendapat kabar bahwa ia akan dijodohkan oleh wanita itu. Kemudian menikah, satu atap, hingga keduanya saling jatuh cinta. Sampai hari dimana keduanya di uji dengan kabar mandulnya Lisa, wanita itu terpukul, mampu membuatnya ikut stress dan berakhir melakukan hal yang fatal dengan Luna. Dan, hal yang tidak pernah Jimin bayangkan adalah Luna hamil membuatnya harus kehilangan Lisa.
Ternyata, semua itu hanya skenario belaka.
Jimin sudah melewati semuanya hingga kehilangan mereka berdua. Kehilangan Lisa yang menjauh darinya serta kehilangan Luna untuk selamanya.
Jimin tidak tahu di saat-saat seperti ini apakah ia pantas untuk meminta Lisa untuk kembali padanya? Apakah boleh?
Demi Tuhan. Jimin sangat merindukan wanita itu rasanya hampir mati karena tidak sanggup menampung rindu.
Ia ingin memeluk, memanjakan, dan bersandar pada Lisa. Bercerita tentang harinya yang begitu berat kemudian wanita itu menenangkannya dengan sebuah pelukan serta usapan lembut di kepala. Dan berkata, 'Semuanya akan baik-baik saja, sayang.'
"Hyung."
Satu panggilan sontak membuat Jimin tersadar. Ia menoleh dan betapa terkejutnya melihat pemuda berbadan bongsor ini berdiri di sampingnya seraya menyodorkannya sapu tangan berwarna abu.
Siapa lagi kalau bukan Lucas.
Pemuda itu menyodorkan kembali sapu tangannya pada Jimin. "Hapus air matamu. Hyung kelihatan menyedihkan kalau nangis begitu," katanya mengulum senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Mr. Park ✔
Fanfiction[COMPLETE] Bagi Lisa, ada satu kenyataan yang paling menyakitkan yaitu ketika ia mengetahui bahwa dirinya mandul dan tidak bisa memberi Jimin keturunan. Namun, ada kenyataan yang lebih menyakitkan, ketika Luna-saudara kembarnya-mengandung anak dari...