Terakhir kali Lisa bertemu dengan wanita bersurai karamel ini pada saat di hari pernikahannya, dan hari ini mereka bertemu lagi.
Di sebuah kedai cokelat yang berada di kawasan Gangnam.
Awalnya Luna sendiri yang bilang biar ia saja yang menghampiri Lisa. Namun adik kembarnya itu menolak karena takut mengganggu waktu istirahat Jimin.
Sayang sekali, padahal alasan Luna datang kesana,'kan karena mau melihat mantan calon suaminya.
Selama beberapa menit, tidak ada yang buka suara. Mereka saling terdiam hingga kepulan asap dari cokelat panas di cangkir mereka menghilang seiring berjalannya waktu.
"Aku mengganggu waktumu?" Luna membuka percakapan, mata kelabunya yang selaras dengan Lisa menelisik penampilan wanita itu yang memiliki perbedaan signifikan dengannya.
Tentu yang sama hanya wajahnya saja. Kalau dilihat dari cara berpakaian dan make up, Luna yang paling menonjol.
Meski begitu, Luna pernah berpikir. Wanita secantik dirinya yang diakui sebagai model terkenal di Amerika memiliki saingan terberat, yaitu Lisa-saudara kembarnya.
Lambat laun, Lisa menggeleng. "Tidak. Pekerjaanku sudah selesai semua di rumah. Jadi, ada apa ngajak ketemuan?"
Pertanyaan Lisa membuat Luna tergelak di tempatnya. "Memangnya salah ya, aku kembaranmu sendiri ngajak ketemu?"
Lisa menggidikkan bahunya sambil memandang ke arah lain. "Nggak juga, sih."
"Kamu nggak mau nanya kenapa alasanku menetap di sini?" tanya Luna dengan sebelah alis terangkat.
Kepala Lisa menoleh lagi menatap Luna. "Ya. Kenapa?"
Selagi memikirkan alasan yang rasional, kuku panjang Luna yang ber-cat putih itu berputar di atas cangkir. "Cuma pengin cari pengalaman baru. Tujuanku ke sini juga sekaligus expand bisnisku ke kawasan Asia Tenggara."
"Ada lagi?"
Luna memiringkan sedikit kepalanya menatap Lisa dengan mata menyipit. "Menurutmu apalagi?"
Tidak ada percakapan lagi. Lisa tidak menjawab dan juga tidak berusaha untuk mencari topik obrolan di antara mereka.
Hah, saudara kembar macam apa mereka ini.
Menanyakan aktivitas sehari-hari saja sulit. Hanya gengsi saja dibesarkan.
Di tengah keheningan, iris Luna menangkap cincin putih yang terpasang di jari manis Lisa kala wanita itu membenarkan letak poninya. Lalu Luna buka suara, "Gimana pernikahanmu dengan Jimin?"
Pertanyaan Luna mengalihkan pandangan Lisa dari arah lain. Sebuah senyuman muncul di wajah wanita bersurai hitam itu. "Sejauh ini, berjalan normal."
"Kalian saling mencintai?"
Manik kelabu Lisa melirik jari manisnya yang terdapat cincin pernikahannya dengan Jimin, kemudian mengadah lagi menatap Luna. "Umm, ya. Kami saling mencintai."
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Mr. Park ✔
Fanfiction[COMPLETE] Bagi Lisa, ada satu kenyataan yang paling menyakitkan yaitu ketika ia mengetahui bahwa dirinya mandul dan tidak bisa memberi Jimin keturunan. Namun, ada kenyataan yang lebih menyakitkan, ketika Luna-saudara kembarnya-mengandung anak dari...