Mata dark blue nya uwu.
✨✨✨
Seharusnya, di hari weekend seperti ini Lisa masih merebahkan diri di kasurnya, bergelung dalam selimut dan memimpikan sesuatu yang indah dalam mata tertutup.
Namun semua itu lebur ketika ia mendengar ponselnya bergetar puluhan kali di dekat sisi kepalanya. Bekas semalam, ia hampir lupa mencharger benda itu karena ketiduran.
Lisa melihat panggilan dari nomor yang tidak dikenal. Kemudian mengangkatnya.
[Halo]
"Siapa?" ucap Lisa dengan suara serak khas bangun tidur, matanya masih sedikit tertutup.
"Jimiere—ah! Jimin."
Lisa mengerutkan keningnya bingung, kesadarannya masih belum terkumpul ia sudah dibuat bingung dengan siapa yang menelepon. "Jimin? Siapa?"
[Kamu lupa sama saya?]
Ujar Jimin di sebrang sana dengan nada sedikit ketus. Ia memutar matanya jengah. Bisa-bisanya setelah kejadian memalukan di lift tempo hari, Lisa melupakannya begitu saja.
Dalam beberapa detik, Lisa masih berpikir keras hingga ia menemukan salah satu memori di otaknya membuat ia terbangun dari kasur. "O-oh?? Pak Jimin? Dapet nomor saya darimana?!" seru Lisa kurang santai membuat Jimin menjauhkan ponselnya dari telinga.
[Dari Ayah kamu]
Sudah bisa ditebak. Siapa lagi yang memberi nomornya selain dari pihak keluarga? Jisoo? Tidak mungkin. Bahkan wanita itu tidak tahu kalau sebentar lagi Lisa akan segera menikah dengan Jimin.
"B-Bapak udah tau kalau...—"
[Ini yang mau saya bicarakan. Bisa kita ketemu? Kamu yang tentukan tempatnya. Sekalian saya mau minta sapu tangan saya sama kamu]
Astaga. Bertemu lagi? Lisa memutar matanya malas. Ia berdecak. Padahal hanya perihal sapu tangan, masih saja minta dikembalikan. Kan banyak uang, kenapa tidak membeli yang baru??
Lisa menjawab dan menentukan tempatnya yang tidak jauh dari rumah karena ia malas berpergian jauh dan tidak buang-buang waktu. Setelah itu, ia bergegas membersihkan diri sebelum bertemu calon suaminya.
Arghh Lisa benci mendengarnya.
✨✨✨
Jimin merapihkan lembaran dokumen yang berserakan di meja kerjanya. Ia mematikan komputernya kemudian meraih jaket dan kunci mobil yang terletak di atas nakas. Matanya melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 10.30 pagi, membuatnya menghela napas karena jam segini ia belum sarapan karena harus bekerja mengurus perusahaannya sampai ia merelakan meninggalkan jadwal olahraga yang rutin dilakukannya setiap minggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Mr. Park ✔
Fanfiction[COMPLETE] Bagi Lisa, ada satu kenyataan yang paling menyakitkan yaitu ketika ia mengetahui bahwa dirinya mandul dan tidak bisa memberi Jimin keturunan. Namun, ada kenyataan yang lebih menyakitkan, ketika Luna-saudara kembarnya-mengandung anak dari...