✨44 | Our Tears

942 117 35
                                    

"Aku belum paham, kenapa kita tiba-tiba berhenti?"

✨✨✨

Lisa's POV

Aku merasakan mataku perih hingga berair karena memandangi foto sepasang pengantin menatap satu sama lain selama beberapa menit.

Foto pernikahanku dengan Jimin.

Foto pernikahan kami.

Mataku berkedip membuat setetes air mata keluar dari kelopak kiriku. Dengan pelan, aku mengambil napas seraya menyambar foto tersebut yang sudah lama aku letakkan di atas meja kerja kemudian menyimpannya ke dalam box.

Semalam aku baru saja pulang dari Thailand dan hari ini aku memutuskan  datang ke kantor untuk mengurus surat pengunduran diri serta membereskan barang-barangku yang tertinggal. Setelah itu mendatangi Jimin, memintanya untuk menandatangani surat perceraian kami.

Sebentar lagi. Aku pasti akan segera bahagia.

"Anmuga-nim.*"

*koreografer [korea]

Kepalaku mengadah dan mendapati sahabatku berdiri di ambang pintu. Memandangku dengan pandangan yang sulit di artikan. Lantas aku tersenyum kemudian merentangkan tangan menyambut kedatangannya yang langsung berhambur ke pelukanku.

"Jahat! Kan sudah aku bilang kalau ada masalah kasih tau aku! Jangan tiba-tiba pergi dan ngga bisa dihubungi!"

Aku terkekeh sambil melerai pelukan kami. Kupandangi mata Jisoo memerah menahan tangis. "Sorry.."

"Terus apalagi abis ini? Kamu resign? Mau pergi kemana? Mau ninggalin aku lagi, Lis?" Jisoo memandang ke sekeliling ruang kerjaku yang sudah polos seperti belum ditempati.

Mendengar itu aku hanya membalasnya dengan senyuman. "Doakan aku, ya? Semoga sidangnya lancar nanti."

Mata Jisoo membulat kaget. Ia reflek memegang bahuku erat. "Sidang apa? Kamu cerai? Kalian.. pisah?"

"Aku yang gugat," jawabku sambil tersenyum. Berusaha baik-baik saja.

"Lis.. kamu mau ngalah lagi? Lalisa, mengakhiri pernikahan itu bukan perkara mudah. Kamu ngga boleh nyerah, kamu ngga boleh kalah lagi kali ini sama Luna."

Ngga boleh kalah? Aku cuma bisa tergelak mendengarnya. "Sejak awal aku emang udah kalah. Tugasku cuma jalan mundur secara perlahan, tempatku bukan disini."

Aku memang jarang sekali bercerita pada Jisoo, tetapi ia selalu mengerti keadaanku. Dia selalu ada untukku sama seperti Bambam.

"Oke. Kalau itu pilihan kamu, aku bisa apa? Aku cuma bisa doakan yang terbaik untuk kamu, Lis."

Setelah itu, Jisoo memelukku erat, erat sekali. Seolah ini pelukan terakhir kami.

✨✨✨

"Lisa. We need to talk."

Beberapa menit yang lalu saat aku baru saja mengambil barang di rumah hendak keluar lagi, namun aku mendapati Luna berada di depan pintu. Dengan tatapan matanya yang polos, ia mengajakku bicara. Awalnya aku menolak, namun ia berusaha keras memaksaku untuk kita bicara, meluruskan segala hal yang membuat masalah ini semakin rumit.

Married With Mr. Park ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang