✨14 | Musée du Louvre

907 108 19
                                    

Di hari-hari berikutnya setelah mengunjungi berbagai tempat di kota Paris

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di hari-hari berikutnya setelah mengunjungi berbagai tempat di kota Paris. Salah satu tempat yang wajib dikunjungi selama di sini adalah Museum Louvre (Musée du Louvre). Di tengah halaman tersebut, terdapat bangunan bentuk piramida kaca yang besar dan piramida kecil. Bangunan piramida inilah yang disebut dengan piramida Louvre. Piramida kaca sebagai bangunan futuristik tersebut begitu kontras di antara bangunan abad pertengahan.  

Jimin mengajak Lisa pergi ke sini untuk melihat berbagai lukisan sejarah. Saat memasuki museum, mereka langsung disuguhkan beberapa patung peninggalan Romawi, lalu lukisan-lukisan besar peninggalan sejarah tempo dulu. Rata-rata peninggalan seni dan budaya tersebut masih dalam kondisi baik dan terawat, terutama lukisan-lukisannya. Beberapa kali Lisa mengambil foto dibandingkan dengan Jimin yang lebih mengamati lukisan tersebut dan mengetahui maknanya.

Sesampainya di ruangan tempat lukisan Monalisa, Jimin langsung menghampiri lukisan tersebut, di sisinya Lisa melebarkan bola matanya. "Wow, lukisan Monalisa," serunya takjub kemudian memotret lukisan berukuran sedang tersebut yang dilapisi kaca anti peluru.

Jimin melipat tangan di dada, "Kamu tahu sejarah lukisan legendaris ini?" Ucapan Jimin membuat Lisa menurunkan kameranya, lalu menggeleng. "Saya cuma tahu lukisan ini karya Leonardo Da Vinci, dan yang asli cuma ada satu-satunya di sini."

"Saya pernah baca buku sejarah, kalau lukisan ini dibuat sama Leonardo Da Vinci pada tahun 1503 sampai 1506," tutur Jimin dan ia menunjuk wajah wanita di lukisan tersebut. "wanita yang ada di lukisan itu dipercaya sebagai Lisa Gherardini. Lisa merupakan istri dari Francesco del Giocondo, seorang pengusaha kain sutra yang sangat kaya di kota Florence, Italia."

Mendengar namanya disebut berkali-kali membuat Lisa tersenyum spontan. "Namanya sama. Hehe." Sementara Jimin ikut terkekeh ringan.

Lisa menelisik lukisan legendaris tersebut, seorang wanita cantik yang memiliki senyum misterius. Lisa yakin, di balik senyuman itu banyak berbagai teori misteri, tetapi Lisa tidak akan menanyakan hal tersebut pada Jimin karena otaknya tidak akan mampu menampung sebuah teori sejarah yang rumit.

"Oh ya, pak. Di berbagai tempat di sini kan banyak museum bersejarah. Kenapa lukisan Monalisa dipajang di sini?" tanyanya ingin lebih tahu.

Jimin memasukkan kedua tangannya ke saku celana kemudian menjawab, "Setelah Da Vinci meninggal, lukisan ini diwarisi ke murid dan asistennya yang bernama Salai. Lalu Lukisan ini dibeli sama King Francis I of France dan disimpan di..." Jimin menggantungkan kalimatnya berusaha mengingat pengetahuannya. "Oh ya, di Palace of Fontainebleau. Setelah beberapa kali dipindahkan dan bahkan hilang karena dicuri, akhirnya lukisan Monalisa dipajang secara permanen di museum ini."

Setelah Jimin mengakhiri percakapannya, Lisa tidak bisa menyembunyikan rasa kagumnya pada suami dadakannya itu. "IQ bapak berapa? Kenapa bisa tahu sejarah macam gini?"

"IQ saya 128. Saya tahu karena saya ingin menambah wawasan, saya juga tertarik sama sejarah lukisan ini kenapa bisa terkenal banget," kata Jimin menunjuk lukisan Monalisa, kemudian melanjutkan. "Maka dari itu saya ajak kamu ke sini, biar nambah wawasan. At least, kita berlibur ada gunanya, bukan sekedar jalan-jalan gak jelas."

Mendengar itu Lisa terkekeh pelan lantas mengangkat kameranya yang ia kalungkan di leher. "Bapak diam di sini, biar saya fotoin," ujarnya seraya berjalan mundur mencari angle yang pas.

Sedangkan Jimin hanya berdiri tegak dengan satu tangan ia masukkan ke dalam saku celana, menatap kamera dengan wajah datar.  Melihat itu Lisa memutar mata, "Tsk. Senyum dikit dong, pak."

Jimin menghela napas melirik ke sana-ke mari lalu menyunggingkan sedikit senyumnya. Lisa mulai memotret laki-laki itu, di balik kameranya Lisa terkekeh ringan melihat ekspresi kaku seorang Park Jimiere.

✨✨✨

Setelah berkunjung ke museum, mereka langsung pergi ke destinasi berikutnya, salah satu tempat yang wajib dikunjungi yaitu Kota Reims. Reims terkenal tidak hanya adanya Chatedral Gothic nya yang megah, tempat di mana raja-raja Prancis dimahkotai. Tetapi juga dikenal sebagai 'Ibu Kota' Champagne di Prancis.

Maka, di sinilah Jimin dan Lisa berada, Champagne Wine Region. Tempat terbaik di dunia untuk mencicipi anggur langsung di tempat minuman tersebut diproduksi.

Anggur ini tentu dijual dengan harga tinggi, karena tempatnya sendiri berada di gudang bawah tanah. Jika ingin berkunjung dan mencicipinya langsung harus melakukan perjalanan menggunakan kereta api sejauh 100 kaki di bawah tanah.

Jimin menyodorkan Lisa gelas kecil berisi sampanye yang tentu memiliki kadar alkohol tinggi. Namun Lisa menolaknya karena ia sedang tidak mau minum alkohol dulu, sementara Jimin sudah tiga kali meneguk gelas sampanye tersebut.

"Pak, jangan terlalu banyak. Nanti mabuk," tegur Lisa setelah Jimin berbicara pada orang yang mengurus tempat ini. Jimin mengangguk, "Saya pesan beberapa botol untuk oleh-oleh dan stok di rumah."

Lisa mengangguk. "Ide bagus. Kalau gitu saya juga mau—" Belum sempat melanjutkan Jimin sudah bersuara. "Tidak perlu, semuanya sudah sama saya."

Lantas mulut Lisa membentuk huruf 'A', lalu mengangguk lagi. "Oke. Setelah ini kita ke mana?"

Ada jeda sebentar, dan Jimin menjawab. "Kembali aja ke hotel. Besok kita pulang,'kan?"

Ah ya, besok waktunya mereka kembali ke Korea. Waktu cepat berlalu, tidak terasa sudah sepekan mereka di sini, mengunjungi berbagai tempat di Prancis.

Lisa merasanya sedih, setelah pulang dari sini ia mulai menjalani hidupnya seperti biasa.

TBC

Heiyo wassup. Aku double update spesial edisi ramadan wkwk.

Btw guys, dua part edisi pasutri LisJim bulan madu ke Paris, ngunjungin Museum serta mengenai Kota Reims itu bener kok. Aku gak ngadi-ngadi (kalo kata Keanu)

Aku nulisnya berdasarkan riset di internet tempat liburan di Paris. Bahkan aku sampe nonton vlog liburan Paris huhu. (Jadi pengen)

Well, kalian tau kan cara menghargai penulis gimana?

See u next part!

Lots of love,
Nadyazayn

Married With Mr. Park ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang