[COMPLETE]
Bagi Lisa, ada satu kenyataan yang paling menyakitkan yaitu ketika ia mengetahui bahwa dirinya mandul dan tidak bisa memberi Jimin keturunan. Namun, ada kenyataan yang lebih menyakitkan, ketika Luna-saudara kembarnya-mengandung anak dari...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lisa : Luna
Hai ketemu lagi!
Hope you enjoy it!
Selamat membaca
✨✨✨
Sudah satu minggu lamanya, Lisa belum juga bicara pada Jimin.
Ia mengunci diri di kamarnya yang gelap. Tidak keluar dari sana selama Jimin ada di rumah.
Selama itu, Lisa mengambil cuti sampai ia merasa pulih dan bisa menerima kenyataan. Atasannya-Jackson-memberi pengertian karena Lisa merupakan kakak iparnya.
Selama itu juga, Jimin dibuat kacau. Ia tidak bisa tidur seharian hanya karena memikirkan keadaan Lisa. Bahkan ia rela tidur di depan pintu kamar istrinya itu, hanya beralas karpet dan selimut.
Jimin hampir menyerah menghadapi Lisa, namun di satu sisi, ia sangat amat menyayangi wanita itu. Bagaimana pun juga, Lisa tetap istrinya, mau tidak mau ia harus tetap berada di sisinya apapun yang terjadi.
Di saat sedang begini, tiba-tiba Ayah Jimin nelepon, meminta Jimin dan Lisa datang ke rumah untuk menghadiri acara makan keluarga sekaligus merayakan kerjasama perusahaan antara J&P Group dan Universo de Manoban.
Jimin sempat menolak dan meminta acara itu di undur-setidaknya sampai keadaan pernikahannya membaik, namun Ayahnya bertanya alasannya dan Jimin tidak bisa menjawab. Ayahnya adalah sosok laki-laki yang tidak bisa dibohongi.
Lalu Jimin memberitahu ini pada Lisa, ia menulis di kertas kemudian ia selipkan ke kamar wanita itu melalui celah pintu. Ini konyol, sungguh. Namun tidak ada cara lagi, beribu pesan ia kirimkan pada Lisa pun belum dibaca.
Jimin menulis di kertas:
'Sayang... Papa minta kita datang ke rumah, ada acara penting. Dia juga ngundang keluarga kamu.
Datang, ya?
Gak. Aku nggak minta kamu buat bicara sama aku. Aku bakal tunggu kamu sampai siap.
Aku cuma mau, kamu nurutin apa kata aku sekali aja. Ikut aku ya malam ini?
I beg you, Lis.
Aku janji, selama di sana aku nggak akan bahas masalah kita. Kalau perlu, aku nggak akan ajak kamu bicara (selain di depan keluarga) sebelum kamu bicara duluan ke aku.
