-1-

1.7K 171 53
                                    

Cemburu, boleh tidak?

¤¤•¤¤


"Aamiin..."

Alfin mengusap wajahnya selesai bermunajat pada Sang Kuasa. Beranjak dari masjid rumah sakit tempatnya sholat dhuha, Alfin segera kembali ke ruangannya sambil sesekali membalas sapaan beberapa perawat dan orang yang menyapanya.

Alfin berhenti saat matanya menangkap objek yang menarik perhatiannya.

Ayana. Gadis yang kini dalam hatinya itu nampak duduk di depan sebuah ruangan sambil menyandarkan kepalanya ke tembok.

Alfin melangkah mendekati Ayana yang nampak sedang memejamkan mata.

"Ay".

Ayana sontak membuka matanya saat suara yang tidak asing itu masuk ke indra rungunya.

"Dokter Alfin?"

"Kamu kenapa Ay?" tanya Alfin.

Ayana menggeleng.

"Cuma pusing dikit dok." Kata Ayana.

"Loh, pusing kok disini? Istirahat gih... minum obat biar mendingan. Mau saya minta Dokter periksa kamu?"

Ayana menggeleng lemah.

"Gak usah dok. Cuma kecapean". Ucap Ayana sambil nyengir.

"Ay, ini obatnya".

Alfin dan Ayana sontak menoleh pada orang yang baru datang.

"Eh, dokter Alfin. Hehehe..."

"Danial? Kamu dari mana?" tanya Alfin.

"Ambil obat buat Ayana. Kayaknya dia kecapean. Hipotensi kayaknya." Kata orang yang baru datang tadi. Namanya Danial.

*Hipotensi: tekanan darah rendah.

"Loh, Ay. Kamu punya hipotensi?" tanya Alfin.

Ayana mengangguk.

"Iya dok. Tapi gak parah kok." Kata Ayana.

"Terus kamu ngapain disini? Minum obatnya, terus mendingan kamu istirahat aja dulu. Periksa, kamu beneran kecapean kayaknya. Jangan anggap sepele Ay". Kata Alfin.

"Gak usah dok, saya gak papa. Habis ini saya harus keliling lagi check up pasien." Kata Ayana.

Ayana perlahan bangkit tapi mendadak kepalanya memberat.

"AllahuAkbar! Ayana!"

Ayana jatuh ke pelukan Danial sementara Alfin memegang tangan Ayana.

Astagfirullah... batin Alfin.

Langsung saja dia melepaskan tangannya.

"Maaf." Ucap Ayana lemah. Dia menjauhkan dirinya dari Danial dan berjalan lagi tapi sepertinya Ayana tidak bisa dan dia malah kembali duduk di tempatnya tadi.

"Kan saya udah bilang. Kamu lebih baik istirahat. Jangan keras kepala. Kerja keras itu perlu tapi gak boleh sampai nyiksa diri sendiri. Kamu tunggu disini, saya panggil suster buat bantu kamu." kata Alfin.

"Dan kamu Danial, kamu kembali bertugas."

"Tapi yang jaga Ayana siapa?" tanya Danial.

"Ayana gak perlu dijagain, gak akan ada yang nyulik dia. Udah, sana."

Denial mengumpat dalam hati. Kalau bukan senior pasti Danial sudah misuh di hadapan Alfin.

"Yaudah dok. Maaf, kalau begitu saya izin kerja lagi."

Because of God [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang