-32-

926 118 14
                                    

Salma dan Bilal Belajar dari Kisah Kebaikan Kecil

¤¤•¤¤

4 tahun kemudian...




"Mas! Mas Alfin!"

"Mas!"

Ayana berteriak sembari menaiki tangga. Dia sedang menuju kamarnya guna mencari Alfin, sang suami.

"Mas..."

"Astagfirullah. Kamu ngapain teriak-teriak sih, Ay? Kedengeran loh sampek sini."

"Ya namanya juga teriak," jawab Ayana.

"Lihat deh, Mas. Ay bawa apa?"

Alfin mengernyit saat Ayana menunjukkan sebuah undangan padanya.

"Alhamdulillah. Gita mau nikah! Yes!"

Alfin hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Ayana.

"Yang nikah dia yang seneng kamu, aneh."

"Ih, emang Mas gak suka? Gak seneng kalau dia nikah?"

"Ya seneng, Ay. Alhamdulillah... Akhirnya dia dapet jodoh juga."

"Seneng dong, mantan gebetan udah dapet jodoh," seloroh Ayana.

"Iya, seneng dong. Harus seneng demi kebahagiaan mantan gebetan."

Ayana memukul lengan Alfin dengan pelan.

"Dasar!"

Alfin hanya terkekeh kemudian memeluk Ayana.

"Udah lima tahun, masih aja cemburu."

"Emang istri gak boleh cemburu sama suami ya? Segimanapun istri percaya sama suami, dalam hatinya itu pasti merasa was-was. Takut ditinggalin karena ada wanita lain, asal tau aja."

Alfin terkekeh. "Tau kok," katanya.

"Apa karena aku ganteng dan baik, jadi bakalan banyak yang naksir? Mau aku pakek kalung yang gede aja gimana, biar kamu gak takut aku ilang? Kalungnya ada tulisannya punya Ayana, gitu?"

"Ih, ya gak gitu juga. Mas bukan anjing. Eh, tapi boleh juga tuh. Biar seluruh dunia tau, kamu punya aku."

"Enak aja, aku masih punya Allah tau," kata Alfin sambil melepaskan pelukannya.

"Iya, paham Ustad Alfin Jungkook Mahendra."

"Nda! Bunda! Bunda!"

Bersamaan dengan teriskan itu, sosok kecil yang manis memasuki kamar Ayana dan Alfin.

"Bunda, Bilal bawa apa coba lihat," katanya sambil menunjukkan sesuatu di tangannya.

"MasyaAllah... Lucunya..."

Ayana berjongkok di depan Bilal dan mengambil alih kucing kecil yang ada di tangan sang anak.

"Tadi Bilal nemu pas main di lapangan sama Cio sama Ciko, Cio sama Ciko bawa dua kecil-kecil, Bilal bawa satu. Mamanya kucing dianter ke rumah Cerry."

"Eh, kucingnya dibuang? Duh... Kasihan..." ucap Ayana sambil mengusap bulu kucing kecil berwarna keabuan di pelukannya.

"Tunggu, itu tadi kamu nemu sama mamanya kucing, Bil?"

Bilal mengangguk menjawab pertanyaan Ayahnya.

"Iya, anaknya tiga. Bilal bawa satu, yang dua dibawa Ciko sama Cio. Ada mamanya dianterin ke rumah Cerry, biar adil dapet satu-satu," katanya.

Because of God [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang