Ujian Hijrah
¤¤•¤¤
Alfin memicingkan matanya melihat segerombolan koas yang nampak mendengar satu orang di ujung lorong, tepatnya di depan ruang mayat.
Alfin baru saja keluar dari parkiran. Niatnya ingin ke masjid sekalian sholat dhuha, jadi karena masjid tidak jauh dari ruang angker itu, Alfin memilih berputar mencari jalan yang lebih cepat.
Alfin berjalan mendekat membuat percakapan kerumunan itu makin terdengar.
"Kalian tau gak ayam geprek? Iya, kaya gitu. Rasanya gua pengen banget bikin dia kaya ayam geprek. Gepeng, remuk seremuk-remuknya terus disambelin yang pedes. Gak berbentuk sampek gak kelihatan mukanya tuh si Alfin! Ngeselin emang."
Alfin menghentikan langkanya spontan sambil mengernyit.
Alfin ini yang dimaksud Alfin dia atau siapa?
"Ya masa yang naksir Ayana gua duluan, masa dia yang mau nikah sama Ayana. Dua minggu lagi, coba bayangin! Kampreto bin ngeselino!"
Oh...
Alfin manggut-manggut.
Jadi itu...
Alfin melanjutkan langkahnya. Koas-koas yang melihat Alfin datang langsung melebarkan matanya. Alfin meletakkan telunjukkan di depan bibirnya, memberi kode agar mereka diam dan membiarkan pria yang berdiri membelakanginya itu mengoceh tanpa menyadari keberadaannya.
"Sumpah! Kalau dia bukan senior! Bukan yang punya rumah sakit ini! Sejak kemaren udah gua datengin terus gua tinju mukanya!"
Danial--pria itu benar-benar bicara menggunakan urat. Menghujat, mengumpat, dan menyumpahi Alfin di depan beberapa koas.
"Masa gua bisa kalah start sama dia, sih? Gak punya akhlak tu orang!"
Mereka--para koas menelan ludahnya dengan kasar melihat wajah Alfin yang kelihatan santai tapi ya--seram.
Mereka mencoba memberikan kode pada Danial agar melihat ke belakang, Danial merasa aneh dan mengernyitkan dahinya.
"Kenapa kalian? Juling? Sakit mata? Kedip-kedip gitu, gak jelas," cibir Danial sambil berkaca pinggang.
Mereka semua kompak menggeleng.
"Kenapa sih? Salah minum vitamin ya kalian?"
"Ekhem!"
Danial terperanjak dan hampir saja misuh pada yang baru mengagetkannya. Tapi Danial urungkan, sadar kalau dia masih butuh pekerjaan untuk menyambung hidup di perantauan.
"Do-Dokter Alfin? Eh, sejak kapan disini?" tanya Danial gugup.
Alfin tersenyum.
"Pagi-pagi udah ngumpul aja disini? Udah pada sarapan?" tanya Alfin.
Mereka saling tatap.
"U-udah kok dok. Hehehe... Udah tadi." kata salah satu koas.
"Oh, kirain. Kalau belum, di depan sana ada rumah makan. Ayam gepreknya recomended banget. Ayamnya gepeng, remuk seremuk-remuknya, terus sambelnya pedes juga."
Mampus lo Dan!
Mereka semua menelan kembali saliva dengan kasar.
"Yaudah, ya? Saya duluan," kata Alfin lalu menepuk bahu Danial beberapa kali dan tersenyum padanya.
"Lain kali kalau ada niat baik disegerakan, ya?"
Lalu Alfin melenggang pergi, yang ditinggal melongo tidak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of God [END]
Fanfiction[15+] Spesial Islamic Story. Sinetron Indonesia yang dikemas dalam bentuk fanfiction story😌 BTS Jungkook as Alfin Jungkook Mahendra TWICE Nayeon as Ayana Nayeon Andara Semua baik-baik saja hingga badai itu datang dan memporak-porandakan segalanya...