Terima Kasih dan Maaf
**
"Lo gak ikut?"
Alfin mengangkat kepalanya begitu pertanyaan itu terdengar. Dia menatap Jimmy yang berdiri di depannya.
"Gua bisa operasi jantung orang, tapi gua gak bisa lihat operasi istri gua sendiri," kata Alfin.
Pria itu tersenyum. Dia duduk di samping Alfin kemudian menepuk-nepuk bahu sahabatnya itu.
"Sabar, ya? Ini ujian dari Allah. Gua yakin kalian bisa lewatin ini."
Alfin mengangguk, dia menyandarkan punggungnya ke kursi kemudian menghembuskan nafas. "Gua pengen cerita Jim. Ini tentang permintaan Ibu sama Appa."
"Permintaan apa?" tanya Jimmy.
"Kita ke ruangan gua. Gua ceritain."
Jimmy mengangguk, kemudian keduanya menuju ruang Alfin. Jimmy duduk di sofa, Alfin mengambilkan segelas air untuk Jimmy kemudian meletakkannya di meja.
"Sorry, cuma ada air," kata Alfin.
"Santai," kata Jimmy kemudian meminum airnya.
"Jadi ada apa?" tanya Jimmy sambil menatap Alfin yang sudah duduk di depannya.
Alfin menghembuskan nafas. "Ibu sama Appa minta gue sama Ayana pisah."
Jimmy terdiam beberapa saat. Dia cukup kaget sampai tak bisa mengatakan apapun.
"Terus... Lo gimana?" tanya Jimmy.
"Gua masih mikir. Sebenarnya yang dibilang Ibu sama Appa bener juga. gua nyakitin Ayana dalam banget. Alasan apapun yang gua pakek buat bela diri, gak akan sepadan dengan apa yang Ayana alami. Gue juga sakit, bahkan lebih sakit. Tapi lo tau sendiri kan, alasan gua nikah sama Jane kenapa. Jane sakit, dia juga hamil dan pacarnya gak mau tanggung jawab. Gua harus nikahin dia dan jaga dia karena Pak Agus cuma percaya sama gua. Tapi apapun alsannnya, gua tetap yang salah disini. Mau gimanapun gua, alasan apapun, di mata semua orang gua yang salah."
"Ck, lagian buat apa sih, Pak Agus minta yang begituan? Gak tenang tuh, pasti arwahnya," celetuk Jimmy membuat Alfin menatap tajam padanya.
Jimmy berdehem begitu melihat Alfin nampak tersinggung dengan ucapannya. "Sorry," katanya.
Alfin menghembuskan nafas. "Gak tau, baru kali ini gua gak bisa mikir dan gua merasa stress."
Jimmy ikut menghembuskan nafas, dia menegak kembali air yang diberikan Alfin berharap bisa membantunya berpikir lebih jernih, sejernih air itu.
"Kalau gitu... kalau lo salah, lo harus minta maaf," kata Jimmy.
"Udah kok," kata Alfin.
"Tapi gua yakin, gak semudah itu maafin gua. Ibu aja kecewa berat," sambungnya.
"Terus pas mereka nyuruh lo pisah, lo bilangnya gimana?"
"Gua bilang terserah Ayana. Kalau gua ngotot, gua makin nyakitin Ayana. Kalau gua lepasin dia gitu aja, jujur gua gak ikhlas. Apalagi Ayana lagi sakit, Bilal gimana juga? Seenggaknya kalau dia masih mau nunggu dan berjuang sama gua, kita bisa sama-sama, jalanin sama-sama. Seenggaknya kita bisa bersabar sampai Jane melahirkan anaknya."
Jimmy menghembuskan nafas lagi. "Susah banget masalah hidup lo," kata Jimmy.
Jimmy terdiam sejenak. "Eum, Fin."
"Kenapa lo gak jujur aja ke Ayana? Seenggaknya dia tau alasan lo yang sebenarnya."
Sekarang ganti Alfin yang nampak berfikir. "Gue takut itu juga nyakitin Ayana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of God [END]
Fanfiction[15+] Spesial Islamic Story. Sinetron Indonesia yang dikemas dalam bentuk fanfiction story😌 BTS Jungkook as Alfin Jungkook Mahendra TWICE Nayeon as Ayana Nayeon Andara Semua baik-baik saja hingga badai itu datang dan memporak-porandakan segalanya...