-20-

1.3K 143 39
                                    

Cemburu Tanda Cinta

¤¤•¤¤

"Mas, ini udah bagus belom?"

"Udah."

"Ay kelihatan gendut gak?"

"Enggak."

"Tapi kok di kaca kelihatan gendut ya?"

Alfin menghembuskan nafas lalu bangkit dan mendekati Ayana. Memeluknya dari belakang.

"Namanya juga orang hamil, Ay. Masa mau langsing terus? Apalagi udah mau tiga bulan. Pasti mulai kelihatan. Babynya kan juga tumbuh dalam sana."

"Tapi kalau Ay pakek jas dokter gak terlalu kelihatan, tuh."

"Ya masa kamu ke nikahannya Jimmy pakai jas dokter. Gak mungkin, sayang," kata Alfin sambil terkekeh.

"Aneh kamu itu," lalu Alfin mencium singkat pelipis Ayana.

"Udah, ayo. Udah cantik kok kamu. Kita turun ya? Ibu udah nunggu."

Ayana mengangguk. Dia meraih tas serempangnya lalu ikut turun bersama Alfin.

Hari ini adalah hari pernikahan Jimmy dan Mina. Ijab qabul sudah dilaksanakan pagi tadu dan resepsinya dilaksanakan malam hari di salah satu gedung pertemuan mewah yang jaraknya sedikit jauh dari rumah Alfin. Jadi harus berangkat lebih awal. Takut macet juga.

"Al, Ay. Gimana tadi? Kalian katanya USG? Jadi gak?" tanya Hana membuka percakapan di mobil.

"Jadi kok bu," kata Ayana.

"Terus gimana?" tanya Hana penasaran.

"Alhamdulillah, babynya sehat," jawab Alfin.

"Terus? Cowok apa cewek?"

"Gak kelihatan," jawab Alfin dan Ayana bersamaan.

Hana menggulum senyum.

"Duh, kalian jawabanya barengan. Ibu jadi malu."

Alfin terkekeh mendengar jawaban ibunya.

"Ibu apaan sih?"

"Babynya pemalu itu pasti. Atau kalau enggak dia mau bikin kejutan buat ayah bundanya."

"Iya bu. Kayaknya dia pemalu. Tapi doain aja, ya bu. Semoga selalu sehat dan nanti waktu lahiran lancar," kata Alfin.

"Ya pasti lah. Ibu selalu mendoakan anak-anak dan cucu-cucu ibu. Duh, fin. Ibu gak sabar pengen gendong."

Ayana dan Alfin hanya terkekeh mendengar antusiasme ibunya. Ya, memang Hana semangat sekali menyambut cucu keduanya. Tidak terasa dia makin tua saja. Padahal rasanya dia baru mengantar Alfin ke sekolah, sekarang Alfin sudahmau jadi ayah.

Selama perjalan terjadi percakapan ringan diantara ketiganya, hingga tanpa sadar ketiganya sudah sampai di tempat tujuan.

Tempat itu nampak ramai. Bahkan lebih ramai dari pernikahan Alfin dan Ayana dulu. Ya, percaya sih. Ayah Jimmy dan Mina itu pengusaha, tamunya juga pasti banyak. Belum lagi teman-teman Jimmy dan Mina, beberapa orang rumah sakit yang pasti diundang, tetangga, dan banyak lagi.

"Mas, itu bukannya kak Viki, ya? Sama Danial juga," bisik Ayana.

Alfin mengikuti telunjuk Ayana. Dia memicingkan mata saat melihat Viki duduk di pintu masuk bersama Danial.

"Ngapain mereka?" gumam Alfin.

"Lihat apa, fin?" tanya Hana.

"Tuh, lihat Viki duduk manis di pintu, kaya satpam aja," kata Alfin.

Because of God [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang