Khawatir

95 44 89
                                    

Heyyy guyss... Akhirnya aku kambek wkwkk



Btw gimana menurut kalian part yang lalu? Seru gak? Apa biasa aja atau gimana nih???





Oh ya sebelum lanjut baca aku hanya ingin bilang aja sih... Jangan lupa vote dan ramaikan kolom komentar yapp ehehe... Oke terimakasih sebelumnyaa❤❤❤















Yaudah langsung ke ceritanya aja yap, enjoy guys!!! 😉

******************************************

Tak mau memperpanjang urusannya dengan Mona, Riri lebih memilih diam dan mendengarkan musik lewat handphonenya dengan bantuan headset mickey mousenya. Merasa tidak dipedulikan, Mona meninggalkan Riri dan kembali ke tempat duduknya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Jeff

Setelah sampai di rumah Jeff langsung menuju kamarnya dan membaringkan tubuhnya diatas kasur empuknya.
"Bersih- bersih terus makan" ujar Michael sebelum pergi dari kamar gue.

'Lah tumben kagak basa- basi dulu, mala langsung keluar gitu aja' gumam gue dalam hati.

Setelah selesai dengan kebingungan gue barusan, gue langsung mengambil handuk yang tergantung di belakang pintu kamar dan langsung menuju ke kamar mandi yang berada didalam kamar gue juga.

Setelah selesai dengan ritual mandi gue yang mayan cepet. Buru- buru gue turun ke lantai bawah dan menuju meja makan.

Sedangkan si Michael yang lihat gue turun tangga, mala langsung berdiri dari duduknya dan pergi ke kamarnya.

"Loh kok Den Ael pergi? Den... diabisin dulu atuh makanannya. Kan mubasir" tegur Bi Minah.

"Udah kenyang" jawab Michael sedikit ketus.

'Lah tuh anak napa dah. Aneh banget. Dia ngindarin gue ya?'

Tujuan awalnya ke meja makan langsung gue ubah karena gue udah terlanjur kepo akut sama penyebab perubahan sikap kakak gue a.k.a Michael.

Saat sampai di dapur, gue langsung bertanya semua kebingungan gue kepada Bi Minah.

"Bi... Si setan kenapa tuh? Tumben- tumbenan makanannya enggak habis. Biasanya suka banget makan" tanya gue kebingungan.

"Enggak tau juga Den. Den Ael begitu baru- baru ini, sepertinya semenjak pulang dari acara sekolah Aden" jawab Bi Minah.

"Oh begitu. Yaudah deh kalau begitu, makasih ya bi. Oh iya bi, masak apa aja bi?" Tanya gue sambil memegang perut gue yang sedang ribut karna cacing- cacingnya udah pada mulai konser.

"Liat aja Den di meja makan" dengan semangat gue langsung meluncur ke meja makan.

"Bi ayo makan bareng aku" ajak gue.

"Ndak usah Den, bibi ndak enak sama Aden" tolak Bi Minah tidak enak.

"Santai aja si bi, lagian bibi juga keluarga aku. Ayo sini" bujuk gue, biar ada teman makannya.

JEFF & VALE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang