[36] Paperbag

2.9K 275 1
                                        

Hati Hyera sekarang bagai disayat pedang. Dirinya pulang dengan naik bus menuju rumahnya. Setelah itu Hyera mengurung diri dan hingga hari berganti malam.

Taeil tanpa bosannya mengetuk pintu Hyera yang tertutup rapat. Merapalkan berbagai bujukan-bujukan manis agar adiknya mau keluar. Namun itu sia-sia Hyera hanya terduduk dibalkon, merasakan hembusan-hembusan angin yang menerpa surainya.

Tokk tokk tokk

Suara pintu kembali terdengar. Hyera hanya menatap iba pintunya tanpa bsrniat untuk membukanya.

"Hyera, turunlah sebentar untuk makan malam. Kakak udah siapin makanan kesukaan kamu" ajak Taeil dengan lembut.

Hyera mengembuskan napasnya kasar. Dia kasian pada Taeil yang menjadi korbannya.

"Hyera ga lapar" jawab Hyera sedikit meninggikan suaranya agar terdengar oleh Taeil.

Hening

Mungkin Taeil sudah pergi dari depan kamarnya. Hyera kembali menghadapkan pandangannya keluar. Pohon-pohon yang saling berbisik seakan menertawakannya.

Tokk tokk tokk

"Hyera ga mau makan, Kak!" sentak Hyera dengan nada tinggi saat dirinya merasa terganggu.

Ceklek

Pintu terbuka. Entah bagaimana pintu kamarnya bisa terbuka. Hyera berfikir mungkin Taeil mempunyai kunci cadangan rumahnya.

Hyera tetap memandang luar. Hingga hembusan napas menderu disamping telinganya.

"kok ga dibukain pintu sih" ucap laki-laki yang Hyera yakini bukan Taeil.

Dengan cepat Hyera merubah posisinya. Dia menjaga jarak dengan laki-laki itu. Wajah Hyera juga berubah menjadi ketakukan.

"Hyera, maaf gw- gw ga ber-"

"STOPPPP! STOP IT! GO AWAY" bentak Hyera sambil menutup kedua telinganya.

Keringat mulai keluar dari badan Hyera. Dirinya benar-benar sangat takut sekarang, badannya bergetar dan air matanya tidak henti-hentinya mengalir.

GREPP

Jeno memeluk tubuh Hyera dengan erat. Sontak Hyera langsung mencoba sekuat tenaga untuk melepaskan pelukan Jeno.

"BRENGSEK LO, LEPASIN GW GA!" sentak Hyera dengan mata yang sudah memerah.

"ga sampe lo dengerin gw dulu!" balas Jeno.

Hyera mengatur napasnya. Perlahan dirinya mulai tenang. Dan Jeno juga melepaskan pelukannya.

Hyera tertunduk takut. Perlahan Jeno mengangkat dagu Hyera, agar sang gadis bisa menatapnya.

"gw minta maaf. Gw ga sengaja ngelakuin itu. Yang gw fikirin lo yang terlalu over disaat itu" ucap Jeno dengan tulus.

"cewe mana yang tidak over saat pacarnya diakui oleh cewe lain hiks" lirih Hyera sambil menangis.

"iya... Iya.. Lo bener. Dia memang bersalah karena udah ngomong tanpa berfikir. Tapi lo calon istri gw, Hyera. Apa lo masih tidak yakin sama gw?" tanya Jeno.

Mata Jeno berubah menjadi sorot mata yang kecewa. Hyera menyadari itu. Dia terlalu berlebihan tadi.

"gw minta maaf, gw cuman ga mau kehilangan lo lagi, Jeno" jawab Hyera.

"lo cewe terakhir buat gw, Ra" balas Jeno kemudian memeluk lembut tubuh Hyera.

Hyera menyerah. Dia tidak bisa menolak jika Jeno sudah berubah menjadi seperti ini. Perlahan dirinya juga memeluk balik tubuh Jeno.

Bad Boy - Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang