[41] Trauma

3.3K 268 9
                                        

"Hyera, Ra. Bangun, lo ga boleh lemah, Hyera!" ucapnya sambil menepuk nepuk wajah Hyera.

Dengan cepat dirinya menelpon ambulance dan juga Jaemin. Hyera tidak sadarkan diri. Dan tak lama ambulance pun datang.

Laki-laki itu nampak frustasi. Dan Jaeminpun mencoba menenangkannya.

"tenanglah" ucap Jaemin.

"GIMANA GW BISA TENANG?! HYERA GW LAGI DISANA SEKARANG!" sentaknya sambil menunjuk pintu operasi yang tertutup.

"tolong tenang" ucap seorang perawat yang tengah lewat dilorong itu.

Jaemin mengangguk kemudian meminta maaf. Sedangkan laki-laki tadi malah terduduk dikursi sambil menjambaki rambutnya sendiri.

"bener-bener udah gila lo" ucap Jaemin memandang sedih laki-laki didepannya.

"iya gw gila!. Gw mau pergi. Gw harap lo bisa jaga Hyera, jangan bilang dia kalo gw disini" tegasnya kemudian pergi meninggalkan Jaemin.

Jaemin mematung. Dia sangat terkejut melihat laki-laki yang didepannya itu. Sangat berbeda.

Tiba-tiba dia teringat Taeil. Laki-laki itu belum mengabari Taeil tentang kecelakaan Hyera.

Dengan perlahan Jaemin mencoba menelpon Taeil. Setelah sambungan tersambung Jaemin mengembuskan napasnya panjang.

"ada apa, Jaem?" tanya Taeil disebrang sana.

"itu bang, Hyera kecelakaan"

1 detik

2 detik

3 detik

"APAAAA?! GIMANA BISA ?!" seru Taeil dengan keras sehingga Jaemin harus menjauhkan ponsel dari telinganya.

/ngegas betol/-ucap Jaemin dalam hati.

"ntar aja gw jelasin. Sekarang lo kerumah sakit biasanya"

Pipp

"dih mati" ucap Jaemin saat Taeil langsung mematikan panggilannya.

Bukannya tidak khawatir pada Hyera. Tapi dia tengah menenangkan diri agar tidak panik dan membuat kekacauan.

Tak lama juga Taeil datang dengan kaos polos berwarna putih dan jeans hitam.

"gw tebak lo mau tidur tadi" ucap Jaemin.

"brisik kamu. Dimana Hyera hah?!" bentak Taeil.

Jaemin hanya menjawabnya dengan menunjuk dengan matanya. Dengan cepat badan Taeil melirih. Dan untuk kesekian kalinya Jaemin menenangkan seseorang.

Perlahan Jaemin mulai menceritakan kejadian-kejadian dari Hyera mabuk dan berakhir dirumah sakit. Karena itu Taeil langsung pergi meninggalkan Jaemin.

"lo mau kemana bang?" tanya Jaemin sambil mengejar Taeil.

"ke Jeno. Aku mau ngasih dia pelajaran"

"ga perlu, udah gw kasih pelajaran. Mending lo sekarang fokus sama Hyera aja" cegah Jaemin.

Taeil berhent. Dia menatap Jaemin lekat. Kemudian dia menitihkan air mata didepan Jaemin.

"lo ga perlu nutupi luka lo. Karena gw pun kalo diposisi elo. Gw juga akan menangis" ucap Jaemin sambil menepuk punggung Taeil.

Taeil mengangguk dia kemudian menunggu dokter untuk keluar dari ruang operasi.

Mereka berdua nampak lelah ditengah malam ini mereka berjaga didepan ruang operasi. Dan Jaeminpun memutuskan untuk membeli kopi.

"gw kekantin dulu" ucap Jaemin kemudian langsung pergi meninggalkan Taeil.

Tak lama kepergian Jaemin. Pintu operasi terbuka. Keluarlah dokter dengan beberapa kertas ditangannya.

"gimana keadaan adik saya?" tanya Taeil langsung.

"operasi pasien lancar. Mungkin psikisnya akan terganggu karena kepala pasien terbentur terlalu keras" jawab dokter tersebut.

"apa ada peluang untuk sembuh, dok?"

"tentu saja, ada peluang untuk sembuh. Tapi pasien akan mengalami trauma yang cukup panjang"

"tolong selamatkan adik saya" pinta Taeil sambil menundukkan kepalanya.

"kami akan melakukan sebaik mungkin. Pasien sangat kuat. Percayalah itu, hanya semangat kalian yang bisa mendorongnya untuk sembuh, saya permisi"

Dokter itupun pergi. Dan Hyera dipindahkan keruang inap biasa. Sedangkan Tail masih tetap didepan ruang operasi.

"kopi bang?" ucap Jaemin sambil memberikan secangkir kecil kopi pada Taeil.

Taeil menerimanya dan langsung meminumnya. Jaeminpun terduduk disamping Taeil.

"lah udah selesai?" tanya Jaemin saat menyadari lampu operasi sudah berubah.

"hm"

"ya udah ayo ketemu sama Hyera" ajak Jaemin.

"kamu aja, aku tidak tega melihatnya seperti ini" jawab Taeil.

"lo harus bisa bang, lo kakaknya. Hyera butuh lo sekarang. Jangan menjauh darinya" bujuk Jaemin.

Taeil menghembuskan napasnya panjang. Kemudian dia menatap Jaemin.

"kamu benar juga, mari" ajak Taeil.

Jaemin mengangguk. Kemudian mereka berjalan beriringan menuju ruang inap Hyera.

Saat didepan pintu Taeil mencekal tangan Jaemin. Dan Jaemin hanya menaikkan satu alisnya.

"jangan beritahu Jeno, kalo Hyera ada disini" ucap Taeil.

"baiklah"

Cekleekk

Pintu terbuka. Disana terpampang Hyera yang tengah berbaring dengan kaki kanan dan tangan kanannya yang diperban.

Taeilpun langsung menghampiri sang adik. Sedangkan Jaemin memilih untuk mendudukkan diri disofa dan menunggu giliran.

"Ra. Bangun gih, kakak kangen sama kamu" ucap Taeil sambil mengusap lembut pipi Hyera yang luka.

"jangan dipenyet pipinya ntar sakit cewe gw" saut Jaemin ditempatnya.

Taeil mengabaikan ucapan Jaemin. Dia masih terfokus pada Hyera yang masih memejamkan matanya.

"Hyera, bantet bangun deh kamu. Kakak cokot ni ya!" ancam Taeil sambil bercanda.

"ihh ko dicokot kasian dong istri gw"

"DIEM NAPA KAMU JAEM!" sentak Taeil.

Jaemin tertegun. Dia terkekeh saat melihat Taeil memarahinya.

"iya iya maap"

Taeil lelah. Kemudian dia mengurungkan niatnya untuk berbicara banyak pada Hyera.

Dan sekarang Jaeminlah yang duduk disamping ranjang Hyera. Jaemin mengamati wajah Hyera yang nampak tenang disana.

"gw suka lo"

"bahkan lo yang ginipun, gw masih aja suka sama lo"

"mungkin lo bener gw terlalu over sekarang. Tapi sekarang gw akan rebut lo dari Jeno, Ra. Maaf gw egois. Gw cuman ga ingin lo terluka lagi" lirih Jaemin.

"dan buat lo, buat apa lo menetap jika hanya mendapat luka? Lo masih bisa bahagia sama gw, sama Seungmin, sama Hyunjin yang memang bener-bener sayang sama lo dari pada Jeno"

"Hyera. Sekali lagi maaf gw egois. Gw akan lakuin apapun sekarang agar lo sama gw" ucap Jaemin dengan nada datarnya.

"good well soon, baby"

"buat apa menetap jika itu hanya mendatangkan kesedihan"

--Jaemin.

#tbc

Bad Boy - Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang