Hyera terbangun, tidak ada siapapun disampingnya. Saat Hyera ingin mengubah posisinya menjadi duduk, kakinya terasa berat, dan ada rantai mengikat erat dikaki kanan dan tangan kanannya.
Hyera mencoba melepasnya namun usaha itu sia-sia. Justru akan semakin erat rantai itu melilit Hyera.
Hyera merintih kesakitan sambil mencoba berteriak.
"kakakk hiks, sakitt... Tolongg.... Siapapun tolong Hyera" lirih Hyera sambil menangis.
Namun tidak ada seseorangpun yang datang membantunya. Hingga Hyera menangkap bayangan laki-laki yang lewat didepan kamar inapnya.
"SIAPAPUN ITU TOLONG SAYAA" teriak Hyera.
Orang tersebut berhenti. Perlahan dia membuka pintu kamar inap Hyera. Keluarlah Jeno dengan hoodie hitamnya. Tatapan Jeno susah diartikan, dia hanya memandang datar Hyera.
"Jeno, bantu gw" rengek Hyera.
Jeno berdecak kasar. Dia kemudian mendekat kearah Hyera. Sontak Hyera langsung senang ada seseorang yang bisa menolongnya.
Namun Jeno tak segera membuka rantai diHyera. Dia hanya menatap sang gadis nanar.
"tunggu apa lagi, bukain ini" titah Hyera.
"gw ga mau" tolak Jeno.
Hyera membelalakkan matanya. Dia tak percaya jika Jeno akan menolaknya. Bahkan Jeno membiarkan dirinya tersakiti.
"lo kenapa berubah, Jeno?" lirih Hyera sambil menangis.
"gw? Gw berubah?"
"bukannya itu elo? Sejak kapan lo berani selingkuh sama sahabat gw sendiri hah?!" sentak Jeno dengan matanya yang sudah memerah.Hyera terdiam. Dirinya mulai terbiasa menerima bentakan-bentakan. Bahkan dari Jeno sekalipun.
"lo ga dengerin penjelasan gw dulu, Jen" lirih Hyera.
"terus apa kabar sama gw? Apa lo dengerin penjelasan gw dulu?" sinis Jeno.
KRATHKKKKK
Rantai itu semakin erat membelenggu. Hingga kulit Hyera sudah memar. Hyera meringis kesakitan. Dan Jeno hanya tetap memandanginya tanpa berniat untuk membantu.
"Jeno, please help me" pinta Hyera sambil menarik-narik tangan Jeno.
Namun Jeno acuh. Dirinya tetap saja berdiri ditempatnya tanpa ingin membantu sang kekasih.
/gw pingin banget bantu elo. Tapi kenapa badan gw ga isa digerakin bangsat/-ucap Jeno dalam hati.
KRATHKKKK
Sekali lagi rantai itu melilitkan dirinya. Mata Hyera sudah berkaca-kaca dan menahan rasa sakit. Hingga akhirnya Hyera menyerah dan dia hanya menidurkan diri dikasurnya.
"its oke. Lebih baik gw mati. Thanks for all, Lee Jeno"
Hyera menutup matanya. Seketika badan Jeno bisa digerakkan lagi. Jeno langsung menghambur dan memeluk tubuh Hyera erat.
Rantai-rantai tadi masih setia ditempatnya. Jeno menangis, dia menyesal tidak membantu Hyera sejak tadi.
"Hyera, Ra. Bangun, Ra! Badan gw susah digerakin tadi" ucap Jeno sambil mengusap pipi Hyera.
Tidak ada jawaban. Napas Hyera pun sudah menghilang. Jeno pasrah. Dia meletakkan kepalanya dilengah Hyera.
"Hyera please balik lagi. HYERAAAAA"
"HYERAAAA!" seru Jeno sambil membuka matanya.
Jeno merubah posisinya menjadi duduk. Napasnya tersengal-sengal. Dia bermimpi aneh. Seketika dia langsung menelpon nomer Hyera.
1 kali
2 kali
3 kali
Bahkan berpuluh-puluh kali Jeno menelpon Hyera, namun tidak ada jawaban dari sang pemilik. Dengan cepat Jeno menyambar kunci motornya dan pergi tanpa mandi.
/cogan mah bebas hikd/-batin author.
Jeno melajukkan motornya dengan kecepatan tinggi. Dia menghiraukan teriakan Taeyong yang menggema dirumahnya.
Tujuan Jeno hanya satu ke appartemen Jaemin. Dengan langkah seribu Jeno langsung memencet bel appart Jaemin. Namun tidak ada jawaban dari sang pemilik.
Jeno mengusap kepalanya kasar. Jeno pergi keluar dari area appart dengan motornya.
Zrashhhhh
Hujan turun. Dipagi hari yang seharusnya cerah ini, hujan malah turun. Ditambah lagi pikiran Jeno tentang Hyera.
Saat saja Jeno akan meninggalkan area. Matanya menemukan Jaemin yang barusan datang dengan motornya juga.
"JAEMIN!" seru Jeno.
Jaeminpun berhenti, kemudian dia menghampiri Jeno. Keduanya saling beriringan dibawah hujan.
"lo tau kabar Hyera?" tanya Jeno langsung.
"gw?"
"lo tanya sama gw?" sinis Jaemin tanpa menatap Jeno."iya, elo, bangsat!" seru Jeno yang sudah tidak bisa menahan emosinya.
Jaemin berdecak kesal. Dia menatap Jeno. Wajah Jaemin nampak sangat dingin sekarang.
"dia baik-baik saja. Gw harap lo bisa menjauh darinya" jawab Jaemin dengan nada tegas.
"lo ga bisa misahin gw sama Hyera!" seru Jeno.
Jaemin tertawa renyah. Dia muak mendengar ocehan Jeno yang setiap kali berubah arah itu.
"lo ngancem gw? Bukannya lo sendiri yang naruhin Hyera. Dan lo masih ingatkan, kemarin yang menang balapan gw? So, Hyera milik gw sekarang" ucap Jaemin menatap tajam Jeno.
"brengsek lo!" umpat Jeno.
"lo lebih. Udah deh mending lo pulang, urusin tu sekertaris ga tau diri lo! Biarin gw bahagia sama Hyera" usir Jaemin.
Kemudian Jaeminpun melenggang pergi tanpa mendengar jawaban dari Jeno. Sedangkan Jeno hanya tertunduk memikirkan setiap kata yang keluar dari mulut Jaemin.
Jeno nampak gusar. Bahkan dia mengendarai motornya dengan sembarangan. Untung saja hari masih terlalu pagi, jalan juga tidak terlalu ramai saat hujan.
Ckittt
Entah kenapa motor Jeno berhenti didepan pemakaman. Jeno dengan cepat langsung turun dan menuju makam Guanlin.
"Lin, bantu gw" ucap Jeno sambil berjongkok disamping gundukan tanah milik Guanlin.
"tolong bantu gw buat bawa Hyera balik. Entah napa perasaan gw ga enak. Please, Lin. Bawa dia buat gw" ucap Jeno sambil menangis.
Pertahanannya meruntuh. Dia tidak malu untuk menangis sekarang. Yang dia butuhkan hanyalah satu kabar dari Hyera.
"gw sayang dia, Lin. Gw ga bener-bener berharap dia pergi" lirih Jeno lagi.
Setelah mengucapkan itu Jenopun melesat pergi dan meninggalkan area pemakaman.
"kembalilah. Aku adalah rumahmu, sejauh apa kau pergi, kau tetap akan berakhir padaku"
--Jeno.
#tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy - Lee Jeno
Fanfictie"Gue benci cowo racing!!" seru gadis bernama Moon Hyera. "Doamat sama hidup lo!!" seru Lee Jeno si badboy yang notabenya sebagai Most Wanted di SMA NCT di Korea Selatan.