[48] Run Away

2.9K 244 25
                                        

Entah sial atau begaimana. Hyera sering mandapat kuliah malam. Yang mengharuskan Hyera bertemu dengan Irene.

Setiap bertemu mereka selalu saja bertengkar walaupun hanya beradu mulut.

Kali ini mata kuliah Hyera sudah selesai. Dirinya tengah menunggu Taeil yang sudah berjanji akan menjemputnya.

Tiba-tiba ponselnya berbunyi.

"nomer ga dikenal"

Perlahan Hyera mulai mengangkat panggilan itu. Disana Hyera mendengar suara Irene.

"hallo bocah sialan" sapa Irene.

"bacod lo"

"jangan tutup dulu. Datang kerooftop kalo lo mau sahabat lo sigemuk ini tetap hidup" ucap Irene kemudian dia mematikan ponselnya.

Hyera membelalakkan matanya. Dia harus menyelamatkan Micha dari tangan Irene.

Dengan cepat dirinya pergi kerooftop. Dirinya harus memaksakan diri agar bisa menyelamatkan Micha yang sudah berada diatas dengan Irene.

"demi Micha" ucap Hyera kemudian mulai menaiki tangga satu persatu.

Tibalah dirooftop. Ternyata benar ada Micha yang tengah ditahan oleh Irene yang disebelahnya sambil membawa gunting.

Irene mengangkat telponnya. Dia mulai menghubungi nomer Jeno.

Panggilan terhubung. Dan Hyera masih berdiri ditempatnya.

"hallo, Jeno. Selamat malam" ucap Irene sok manis.

"..."

"Jeno, tolongin gw. Hyera- dia coba mau bunuh gw Jen dirooftop kampus. Help me" ucapnya dengan penuh drama.

Hyera hanya berdecih. Kemudian dia mulai mendekat kearah Irene. Hyera memicingkan matanya dan hendak menampar Irene.

Namun tangan Hyera dicekal oleh Irene. Irene malah mengunci tangan Hyera. Dan membuat Hyera tak berdaya ditempatnya.

"lo salah main-main sama gw. GW IRENE, BAE IRENE YANG AKAN MELAKUKAN APAPUN DEMI YANG DIA MAU, TERMASUK JENO!" sentak Irene tepat ditelinga Hyera.

Hyera merintih kesakitan. Namun ancaman Irene tak membuat dirinya menyerah untuk membalas ucapan Irene.

"GW GA PEDULI, BANGSAT! LEPASIN TEMEN GW. URUSAN LO SAMA GW, JAMET!" balas Hyera.

"ushh ushh ushh.... Masih berani lo ya jawab ucapan gw"

Kreshhh

Kreshhh

Kreshhh

Irene menggunting-gunting rambut Hyera. Surai indah dan panjang milik Hyera kini tak berbentuk lagi.

Sretthh

Irene juga menggoreskan ujing gunting itu dipipi Hyera. Hyera menangis. Begitu sakit rasanya.

Setelah itu Irene langsung melepas Hyera. Entah kenapa badan Hyera langsung lemas, Hyera beringsut untuk menggapai Micha yang tidak jauh darinya.

Hyera melepaskan penutup mulut Micha dan memeluk sahabatnya itu.

"lo gapapa, Ra" tanya Micha sambil menangis.

Hyera hanya menjawab dengan anggukan kepala.

Kemudian Irene. Mengangkat guntingnya. Dia melakukan hal yang sama seperti yang dilakukannya pada Hyera.

Irene menggunting gunting sendiri rambutnya dan bajunya. Sedangkan Hyera hanya menatap aneh kearah Irene.

Setelah itu Irene melemparkan guntingnya kearah Hyera. Dan Hyera hanya mengamati gunting yang tergeletak disampingnya itu.

"ini baru akan dimulai. Sekarang!" ucap Irene.

BRAGHHKKKK

Pintu Rooftop dibuka paksa. Disana Hyera menemukan Jeno dengan emosi marahnya.

Dengan cepat Irene berlari dan memeluk Jeno seakan akan dia adalah korbannya.

"Jeno, hiks. Dia, ingin balas dendam hiks. Jeno yaa, aku hanya ingin meminta maaf padanya. Tapi dia malah melakukan ini padaku hiks" adu Irene pada Jeno.

Jeno hanya menatap datar Hyera. Nampak ada raut kekecewaan dimatanya. Tak lama Jeno mendekati Hyera.

"apa itu benar?" tanya Jeno.

"..."

Hyera tidak menjawab. Dia terluka. Seharusnya Jeno tidak percaya dengan ucapan Irene.

"APA ITU BENAR, MOON HYERA!" sentak Jeno.

"GA USAH BENTAK SAHABAT GW BANGSAT! LO DIJEBAK SAMA ULAR ITU! DIA SENDIRI YANG NYULIK GW, BUAT MANCING HYERA KESINI!" saut Micha memarahi Jeno.

Jeno terdiam. Dengan cepat Irene berada dibelakang Jeno dan menjelaskan semuanya. Versi lain.

"tidak- dia yang berbohong! Dia sengaja membuat drama ini, Hyera sendiri yang mengikat sahabatnya, dan dia sendiri yang ngebuat dirinya terluka. Ini tipu dayanya" ucap Irene dengan smirknya menatap Hyera.

Jeno mulai frustasi. Dia kemudian menarik Irene dan meninggalkan Hyera dan Micha ditempatnya.

Ketika jarak mereka mulai jauh. Irene membalikkan kepalanya dan melemparkan smirknya pada Hyera.

Hyera tidak ingin melontarkan kalimat apapun. Baginya dirinya sudah hancur berkeping-keping.

Micha langsung berdiri dan hendak mengejar Jeno. Namun Hyera melarangnya.

"biarkan semua terjadi. Dia bahkan tidak mempercayai gw lagi. Apa cowo seperti itu masih perlu gw pertahanin?" ucap Hyera.

Micha mematung mendengar jawaban Hyera. Kemudian dia menelpon Taeil untuk menjemputnya dirooftop.

*****

Hening. Tidak ada pembicaraan antara Taeil dan Hyera sekarang. Hyera terlalu takut saat Taeil akan memarahinya.

"Ra" panggil Taeil.

"hm"

"kakak mau kamu-"

"usai dengan Jeno?" saut Hyera sambil menatap Taeil sendu.

Taeil menjadi iba. Dia langsung memeluk tubuh sang adik dengan sangat lembut menyalurkan semangat pada Hyera.

"aku akan melakukannya, kakak. Maaf jika Hyera tidak menjadi adik yang penurut, hiks" ucap Hyera sambil menangis dipelukan Taeil.

"besok aku akan mengantarmu menemuinya"

"tidak" tolak Hyera sambil melepaskan pelukannya.

Hyera menatap Taeil dalam. Hyera juga mengusap aie mata sang kakak.

"ini pertemuan kita yang terakhir. Jadi, biarkan Hyera berdua bersamanya walau untuk yang terakhir kalinya" tutur Hyera.

Taeil menganggukkan kepalanya menuruti Hyera. Sedangkan Hyera malah tersenyum paksa.

/terakhir kalinya/-gumam Hyera dalam hati.

"mungkin~ yang hilang tak usah diharapkan untuk pulang, dan yang pergi tak usah dicari lagi"

--Hyera.

#tbc

Bad Boy - Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang