[45] Matcha Cake

2.9K 261 26
                                    

Hari berganti. Hyera sudah terbangun dari tadi karena mendengar Taeil yang berpamitan untuk pulang untuk mengambil baju ganti untuknya.

Hyera kembali bosan bahkan dirinya harus menghadapi terapi sendiri.

Setelah terapi, Hyerapun hanya berbaring diranjangnya berharap seseorang datang menghiburnya.

Tokk tokk tokk

Hyera masih biasa saja karena fikirnya dia hanya seorang perawat yang akan membawakan sarapan atau segelas susu.

Ceklek

Pintu terbuka. Derapan langkah mulai mendekat kearah Hyera.

"ko ga disuruh masuk sih" rengeknya menatap Hyera.

"ehh hai. Maaf gw kira perawat tadi" jawsb Hyera.

Laki-laki itupun meletakkan matcha cake kesukaan Hyera dinakasnya. Dia sangat paham apa yang Hyera suka dan tidak.

"apa itu?" tanya Hyera saat plastiknya belum terbuka.

"matcha cake" jawabnya singkat.

Mata Hyera langsung berbinar mendengar makanan kesukaannya.

"ihhh ihhh Hyera mauuu" rengek Hyera seperti anak kecil.

"iya bentar gw ambilin"

Laki-laki itupun memindahkan cake nya dari kardus kecil kedalam piring, lengkap dengan sendok kecil. Kemudian ia memberikannya pada Hyera.

"nih"

Hyera tidak memakannya. Dia hanya mengamati makanan didepannya itu.

"ko ga dimakan?" tanya laki-laki itu sambil mengelus kepala Hyera lembut.

Hyera menolehkan pandangannya kelaki-laki yang berdiri disebelahnya itu. Dia langsung merubah raut wajahnya menjadi sedih.

"cake ini terlalu menyenangkan untuk dimakan disini. Jadi, bawa gw keluar walaupun sekedar ditaman. Gw bosan" lirih  Hyera dengan nada memohon.

"tapi ntar lo kenapa-napa gimana" khawatirnya.

"kan ada elo"

Laki-laki itupun mengangguk. Kemudian dia mengambil kursi roda dipojok ruangan dan memindahkan Hyera dengan perlahan.

Saat jarak mereka hanya terpaut beberapa inchi. Laki-laki itu merasa degub jantungnya menjadi cepat. Dengan segera dia menjaga jarak dengan Hyera dan memilih untuk segera berjalan ketaman.

Taman rumahsakit selalu ramai dipagi atau sore hari. Banyak anak-anak yang bermain disana walau tangannya terpasang infus.

Hyerapun memilih berhenti didekat ayunan yang mengingatkannya pada Guanlin.

"gimana kuliahnya, Jaem?" tanya Hyera pada Jaemin.

Jaeminpun menoleh pada Hyera, dia mendudukan diri dirumput. Dia menatap Hyera dari bawah sana. Hyera yang sedang lahap memakan matcha cake darinya.

"tidak semenyenangkan yang lo kira" jawab Jaemin.

"kok bisa?"

"ga ada lo" jawab Jaemin jujur sambil memalingkan mukanya dari Hyera.

Hyera tertegun. Ia kemudian memilih untuk melanjutkan kegiatan makannya. Sedangkan Jaemin hanya memandangi suasana taman.

"cepet sembuh, Ra. Gw ga suka liat lo terus-terusan disini" ucap Jaemin tiba-tiba.

"gw juga ga suka disini, Jaem" lirih Hyera sambil menundukkan kepalanya.

"kapan lo bisa keluar?"

"2 bulan lagi kayaknya"

"gw akan selalu kesini kalo sempet" ujar Jaemin sambil tersenyum kearah Hyera.

"bawain yang manis-manis yaa" pinta Hyera.

"kurang manis apa sih gw tu" pede Jaemin sambil menaik turunkan alisnya.

"ih apaan sih"

Mereka saling tertawa bersama. Hingga tanpa mereka sadari seseorang telah memperhatikan mereka berdua dari jauh.

Zrasshhhh

Tiba-tiba hujan turun. Dengan cepat Jaemin menutupi Hyera dengan badannya sambil mendorongnya ketempat yang teduh.

Jaemin nampak khawatir sedangkan Hyera malah tersenyum senang melihat hujan yang mengenai badannya.

"kok lo malah seneng si, kalo lo demam gimana" sungut Jaemin.

"gw ga bakal sakit karena hujan, mereka sudah seperti sahabat gw sendiri. Mereka selalu nemeni gw saat kepemakaman papah dan Guanlin" jawab Hyera dengan jujur.

Jaemin hanya mendengus kesal mendengar jawaban Hyera. Kemudian Jaemin memilih membawa Hyera kembali kekamar inapnya.

Ternyata disana sudah ada Taeil yang duduk disofa.

Jaeminpun langsung menunduk takut dihadapan Taeil.

"bang, maaf bang gw bawa Hyera keluar" lirih Jaemin.

Taeil berdiri dari duduknya. Dia langsung membantu Hyera menuju kamarmandi untuk berganti baju.

Setelah itu dia kembali pada Jaemin. Jaemin masi tertunduk takut dimarahi oleh Taeil.

Namun Taeil malah menepuk pundak Jaemin dengan senyumnya.

"aku tau bukan kamu yang mengajaknya. Tapi Hyera kan?" ucap Taeil.

Sontak Jaemin mendongakkan kepalanya dan menatap Taeil.

"tapi gw yang nganter-"

"udah gapapa, mending lo juga ganti baju, pake hoodie gw tuh dari pada lo yang demam" potong Taeil.

Jaeminpun menganggukkan kepalanya menuruti perintah Taeil.

"KAKAK UDAHHHHH" teriak Hyera dalam kamar mandi.

Taeilpun dengan cepat langsung menuju kamar mandi dan menggendong Hyera ala bridal style. Setelah itu meletakkan Hyera dikasurnya.

"kakak, gimana PDKTnyaa" goda Hyera sambil menaik turunkan alisnya.

"apa sih kamu" elak Taeil dengan meninggalkan Hyera.

Hyera tertawa puas melihat kakaknya yang salah tingkah itu. Kemudian Jaeminpun mendekat kearah Hyera.

"jika lo suka hujan walaupun itu berbahaya buat kesehatan lo. Apa lo masih suka Jeno walaupun dia menyakiti lo berulang kali?" tanya Jaemin dengan nada bersungguh-sungguh.

"iya" jawab Hyera mantab.

/apa bener ga ada ruang buat gw dihati lo, Ra/-gumam Jaemin dalam hati.

Jaemin memalingkan mukanya dari Hyera. Kemudian Hyera menggenggam tangan Jaemin lembut.

"gw tau lo suka sama gw. Tapi kebahagiaan gw sama Jeno. Tolong bantu gw kembali sama dia, Jaem. Demi gw" pinta Hyera dengan nada lembut.

Jaemin terkejut. Dia tidak tahu harus bagaimana. Dia sudah berjanji akan membahagiakan Hyera.

/sial. Gimana ni, gw udah janji bahagiain lo. Tapi kebahagiaan lo sama si brengsek itu/-gumam Jaemin lagi.

Jaemin nampak gusar. Dia memilih untuk mengusap poni Hyera lembut.

"akan gw usahain"


"jika kebahagiaanmu hanya dengannya, lantas aku harus apa?"

--Jaemin.

#tbc

Bad Boy - Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang