[47] Cigarettes

2.7K 241 6
                                    

2 bulan kemudian.

Hyera kini sudah diperbolehkan pulang. Walaupun sedikit sakit kakinya, Hyera tetap memaksakan untuk mengikuti kuliah malam hari ini.

Dirinya tidak memberitahukan teman-temannya sama sekali. Biar menjadi kejutan.

Hyera diantar Taeil sampai gerbang. Karena Taeil sudah mendapat kuliah tadi pagi.

"kalo masih sakit ga usah dipaksa, Ra" cemas Taeil sebelum Hyera keluar dari mobilnya.

Hyera terdiam. Dia menatap dalam mata Taeil.

"tidak akan terjadi apa-apa. Tenanglah kakak, Hyera juga harus mengejar materi yang tertinggal. Hyera juga ingin sukses sepertimu" jawab Hyera dengan lembut.

Taeil menghembuskan napasnya panjang.

"baiklah"

Hyera tersenyum pada Taeil. Kemudian dirinya keluar dari mobil dan mulai menuju kelasnya.

Saat dikoridor masih banyak mahasiswa-mahasiswa yang berkumpul untuk mencari wifi. Hyerapun langsung kekelasnya karena dirinya masih malas berada di kantin.

BRUGHHHKKK

Hyera menabrak seseorang. Orang itupun terjatuh dihadapan Hyera. Dengan cepat Hyera mengulurkan tangannya untuk membantu gadis tersebut.

"GA BUTUH ULURAN LO!" sentaknya sambil berdiri sendiri.

Irene. Gadis itu menatap kesal kearah Hyera. Sedangkan Hyera hanya memiringkan alisnya santai menatap Irene.

"LO KALO JALAN PAKE MATA!" ucapnya kasar.

"kita impas. Dulu lo juga nabrak gw, bahkan ponsel gw sampe rusak" santai Hyera dengan smirknya.

Irene pun mulai kesal dia ingin sekali mencabik-cabik Hyera jika saja keadaan sepi. Hyera hanya menghendikkan bahunya lalu mulai berjalan meninggalkan Irene.

"KENAPA SIH LO GA MATI AJA WAKTU KECELAKAAN ITU?!" serang Irene lagi.

Hyera berhenti. Namun dia tidak membalikkan badannya. Dia tengah memikirkan kalimat yang dilontarkan Irene.

/ko dia tau kalo gw kecelakaan, apa Jeno yang ngasih tau/-gumam Hyera dalam hati.

Perlahan Hyera membalikkan badannya. Dia mendekatkan dirinya pada Irene dan berbisik.

"kalo lo berani nyelakai gw, lo ga akan selamat!" ancam Hyera dengan bisiknya.

Irene pun merinding seketika. Dengan cepat Hyera pergi meninggalkan Irene ditempatnya.

Ia menuju kekelasnya dengan sangat segera. Saat ia masuk kekelas banyak sekali sorot mata yang menatap Hyera, entah tatapan seperti apa itu.

Begitu juga dengan Jaemin.

Hyerapun langsung mendekat kearah Jaemin.

"hai" sapa Hyera dengan senyumnya.

Jaemin masih tidak percaya dengan yang dilihatnya. Dirinya hanya mengedip-kedipkan matanya melihat Hyera.

"ga usah lebay elah. Gw udah sembuh ni"

Jaeminpun hanya menjawab dengan dehaman panjang. Melihat perbedaan Jaemin, Hyerapun langsung memanyunkan bibirnya.

"lo kenapa si, Jaem"
"lo ga pernah jenguk gw lagi setelah hari itu. Apa gw buat salah?" rengek Hyera.

Jaemin menggeleng saja. Kemudian dia menatap Hyera dalam.

"gw masih ada urusan penting, Ra. Maaf belum bisa jenguk lo" jawab Jaemin.

"alibi deh"

"terserah"

*****

Mata pelajaran kuliah Hyera usai. Namun Jaemin melenggang meninggalkannya langsung tanpa menunggu dirinya.

/ada apa sih, ikutin aja kali ya/-gumam Hyera.

Hyerapun langsung mengikuti Jaemin. Dengan langkah yang masih kesulitan, dirinya mencoba menyamai langkah Jaemin.

Betapa terkejutnya Hyera saat melihat Irene dan Jaemin berada ditaman belakang. Namun wajah Jaemin nampak marah.

Benar. Jaemin memang menemui Irene. Jaemin sendiri yang meminta Irene untuk menemuinya ditaman belakang.

"lo mau bunuh Hyera?!" sentak Jaemin sampai urat-urat wajahnya timbul.

Irene hanya memutarkan kedua bola matanya malas. Dengan cepat Jaemin menjentikan jarinya didepan muka Irene.

"apa lo ga punya otak hah?!" bentak Jaemin lagi.

"IYA GW GA PUNYA OTAK. PUAS LO! GW EMANG MAU BUNUH HYERA. GW YANG NYURUH ORANG BUAT NABRAK HYERA!" jawab Irene tak kalah dari Jaemin.

"jangan pernah lo deketin Hyera lagi, atau lo-"

"apa?! Atau apa? Lo sadar diri deh, lo suka sama dia tapi dia milih siapa?" potong Irene sambil melirik singkat Jaemin.

"LO NGACA BANGSAT!" sentak Jaemin dengan kasar.

Emosi Jaemin sekarang sudah memuncak. Dia sudah menahan amarah ingin membentak perempuan didepannya namun Irene malah memancing emosinya.

"kalian tu kenapa sih, ngerebutin gadis sialan kayak Hyera"

"JAGA OMONGAN LO"

Tangan Jaemin sudah terangkat untuk menampar Irene. Irene juga sudah memejamkan matanya bersiap menerima tamparan Jaemin.

Namun tangan Jaemin dicekal oleh seseorang yang berada dibelakangnya. Hyera.

Hyera datang dan mencegah Jaemin melukai Irene.

"jangan main fisik, Jaem. Dia cewe!" tegas Hyera melirik singkat Irene.

Irene hanya memutarkan kedua bola matanya malas saat melihat Hyera. Hyera kemudian menengahi Jaemin dan Irene.

"lo, ga perlu pake cara murahan deh dengan nyelakai gw" ucap Hyera tajam.

"dih"

"mending lo datang sendiri ke Jeno. Tanya kedia siapa yang ia cintai. Jika dia jawab lo, gw yang akan ngasih sendiri Jeno ke elo!" ucap Hyera dengan tegas.

"tapi sayangnya, Jeno lebih memilih gw dari pada gadis licik seperti lo" lanjut Hyera.

Hyerapun membalik badannya. Kemudian dia mengajak Jaemin pergi meninggalkan Irene.

Irene hanya berdiri ditempatnya dengan seribu cara licik yang sudah dia siapkan untuk menghancurkan Hyera.

/tunggu aja deh pembalesan gw/-gumam Irene dalam hati.


"you can't wake up, this is not a dream"

--Irene.

#tbc

Bad Boy - Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang