HALLO SEMUANYA!!!
Cerita ini aku revisi karena banyak kata atau kalimat yang masih berantakan. Baik dari narasi atau dialog masih banyak yang kurang menurut aku. Dalam proses revisi ini aku tidak akan meng-unpub part yang lain agar kalian masih tetap bisa baca. Untuk alur sendiri aku tidak akan merubah apapun alias masih sama.
Happy reading <3
Seorang gadis yang masih terlelap dalam tidurnya, terpaksa terbangun karena terus mendengar suara bunyi gedoran pintu.
Waktu sudah menunjukan pukul dua belas malam. Tapi siapa yang mau bertamu diwaktu yang sudah sangat malam itu. Ayam pun masih enggan berkokok, masih enggan untuk bangkit dari kandangnya, sedangkan ini orang terus mengganggu kenyamanan tidur orang lain.
Dengan jalan sempoyongan dan melawan rasa kantuk yang amat dalam, gadis itu sesekali menguap, menggerakkan otot tangan dan kaki agar bisa berdiri dengan seimbang.
Gadis itu lalu keluar dari kamar berjalan menuju pintu depan. Sesampainya disana, baru saja tangan gadis itu meraih kenop pintu rumah yang ada didepan dan membukanya perlahan, seseorang dari luar menubruk begitu saja di bahu kirinya.
Gadis itu membelalakkan matanya. Rasa kantuk yang sedari tadi ia tahan, hilang seketika. Dia menahan badannya agar tidak terjatuh kebelakang dengan memegang kedua bahu seseorang yang baru saja menubruknya itu.
"Devan," pekik gadis itu.
Mencium aroma khas minuman keras yang keluar dari hembusan napas mulut seseorang yang ia panggil dengan sebutan Devan itu. Gadis itu telah meraih kesimpulan bahwa cowok bernama Devan itu sedang mabuk.
"Anjirr lo mabuk lagi ya!" marah gadis itu seraya mendorong bahu Devan.
Namun kekuatan tangannya tak sebanding dengan berat badan seorang Devan yang notabennya adalah seorang cowok. Gadis itu sesekali menghembuskan napas gusar. Masa iya dia harus diposisi seperti ini sampai pagi nanti.
Akhirnya gadis itu menemukan sebuah ide. Ia memutar posisinya, lalu meraih tangan Devan untuk ia letakkan dileher belakangnya. Jalan satu-satunya adalah membawa cowok itu kedalam kamarnya.
"Jadi orang kenapa sering nyusahin sih, Van!" geram gadis itu.
Memapahnya hingga kelantai dua membuat keringat menetes didahinya. Olahraga malam.
Sesampainya didepan kamar Devan, dengan susah payah ia membuka kenop pintu kamarnya. Baru saja selangkah masuk ke dalam kamar, tiba-tiba Devan menarik tangannya. Mendorong tubuhnya hingga menubruk pintu dan membuat pintu itu tertutup kembali.
Gadis itu membelalakkan matanya ketika Devan menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Cowok itu mendekat kearah gadis itu dan memperkikis jarak diantara mereka. Kedua tangan Devan menggebrak pintu membuat gadis itu terkurung diantara kedua tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEV'ANA (END)
Teen FictionPROSES REVISI "Entah ini hanya sekedar rasa suka atau bahkan cinta, keduanya nggak harus memiliki alasan." - Devaniel Marvien. "Lo itu playboy. Dengan mudah, lo bisa mengatakan kalimat itu pada cewek manapun." - Melissa Anatsya. _________________...