Yang sekian tahun tak kunjung ada kabar, apakah ada kemungkinan datang lalu membalas perasaan?
Lebih baik dihukum panas-panasan atau lari mengelilingi lapangan sebanyak lima puluh kali daripada harus terbaring lemah diranjang dan ruangan yang bernuansa biru ini. Seorang gadis yang terkenal dengan tingkah gilanya, terbaring sakit di salah satu rumah sakit yang ada di ibu kota.
Melissa Anatsya, diagnosa menderita sakit tipes karena melewati hari tanpa makan kemarin.
Rasa bosan tengah menyelimuti dirinya karena selama dua hari penuh berada dirumah sakit. Selama itu pun dia merasa rindu dengan suasana kelas. Suasana yang penuh dengan canda dan tawa karena tingkah gilanya tentu.
Ditengah melamunnya seorang Ana dengan posisi duduk, seseorang dari luar tiba-tiba masuk ke dalam ruangannya tanpa permisi.
"Ana! lo apa kabar?" teriak seorang cewek dari arah pintu.
Ana mendongak, menatap tajam seseorang yang berani berteriak di rumah sakit.
"Lo bisa lihat sendiri, kan? kalo gue sehat, gue gak bakalan ada disini, bego!" umpat Ana setelah Jessica mengahampirinya.
Jessica pun cengengesan, melangkah naik ke ranjang yang sedang ditempati Ana dengan tampang tanpa dosa.
Suara berisik dari balik pintu terdengar setelah Jessica sudah nyaman dengan posisinya. Duduk bersilah di depan kaki Ana.
Lantas dua gadis itu menoleh kearah pintu bersamaan. Tepat ketika menoleh, beberapa orang yang memakai seragam sama persis dengan Jessica masuk kedalam ruangan dengan rebutan.
"Gimana An, udah baikan?" tanya salah satu cowok yang memiliki gaya rambut berjambul katulistiwa.
"Udah kok, bentar lagi paling dibolehin pulang."
Beberapa orang itu berdiri melingkari ranjang Ana. Cowok berjambul katulistiwa itu berdiri tepat disamping Ana sebelah kanan.
"Kelas sepi gak ada lo tau gak," ucap salah satu cewek centil yang suka sama berbagai merk make up dengan nada dramatis.
Ana menoleh kearah cewek itu yang berdiri disebelah kirinya. "Bakar kelas aja kalo mau rame."
Seluruh penghuni ruangan pun tertawa setelah mendengar ucapan Ana. Gila.
"Gak ada yang malakin uang jajan gue pas lo gak ada, An," ucap cowok lain yang berdiri didepan kaki Ana seraya menyender di ranjang rumah sakit.
Ana tersenyum senang. "Besok kalo gue udah berangkat sekolah, tanpa gue minta lo nyetor sendiri uang kas ke gue, dua kali lipat."
Cowok yang sedang menyender itu pun lantas berdiri tegak. Melototkan matanya, menatap tajam Ana.
"Gila lo An, lo sakit aja masih bisa porotin gue," jawab cowok itu tak terima. Ana cengengesan seraya mengangkat kedua alisnya berulang kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEV'ANA (END)
أدب المراهقينPROSES REVISI "Entah ini hanya sekedar rasa suka atau bahkan cinta, keduanya nggak harus memiliki alasan." - Devaniel Marvien. "Lo itu playboy. Dengan mudah, lo bisa mengatakan kalimat itu pada cewek manapun." - Melissa Anatsya. _________________...