25. A fact Kenzo

80 4 0
                                        

Ana terus menyusuri lorong sekolah untuk mencari keberadaan Kenzo yang entah dimana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ana terus menyusuri lorong sekolah untuk mencari keberadaan Kenzo yang entah dimana. Kelas, lapangan indoor dan perpustakaan sudah Ana datangi namun laki-laki yang memiliki status sebagai ketua OSIS itu tidak berada disana. Ana juga sudah mencoba menghubunginya tapi tidak sekalipun panggilannya terangkat atau pesannya terbalas.

Sembari menyusuri lorong, Ana terus memikirkan beberapa tempat yang mungkin saja Kenzo berada disana. Langkah Ana terhenti ketika ia menyadari satu tempat yang belum ia datangi, yaitu ruang OSIS. Ana melangkahkan kakinya kembali dan langkah kali ini lebih cepat dari yang sebelumnya, setibanya di depan ruang OSIS yang secara kebetulan pintunya terbuka, Ana masuk dan akhirnya ia menemukan keberadaan Kenzo disana dengan laptop dan beberapa lembar kertas yang berserakan diatas meja.

"Lo kemana aja hari ini?" tanya Ana, ia mendudukkan dirinya di kursi yang berada di depan Kenzo dengan meja panjang yang biasa digunakan para anggota OSIS sedang melaksanakan rapat menjadi penengah diantara mereka.

Kenzo menyadari kehadiran Ana namun ia enggan menolehkan kepala hingga kini ketika Ana sudah duduk didepannya, Kenzo baru mengangkat wajahnya, lalu menatap Ana. "Gue nggak kemana-mana, kenapa?"

Ana mendengus kesal mendengar respon dan melihat ekspresi Kenzo yang biasa saja, wajahnya menunjukkan seolah tidak peduli dengan apa yang sedang terjadi. Sesuatu yang terjadi pada Ana tadi di kantin, namun pacar pura-pura nya itu tidak menunjukkan batang hidungnya sama sekali. Padahal Ana berharap kehadiran Kenzo agar teman-temannya percaya dengan hubungannya itu.

Ana mengigit bibirnya sebelum menjawab. "Lo nggak tau apa yang anak-anak gosipin hari ini?" tanyanya, seolah tengah memastikan apakah Kenzo tahu dengan apa yang tengah ia alami.

Kenzo menggeleng, namun beberapa detik kemudian ia mengangguk. "Lo anak pembantunya di rumah Devan?"

Ana perlahan menganggukkan kepala. "Iya, lo pasti malu kan punya pacar anak pembantu?"

Kenzo mengangkat satu alisnya. "Gue nggak peduli, lagian kita cuma pura-pura pacaran."

Melihat sikap Kenzo berubah dingin seperti itu membuat Ana terdiam dan tubuhnya mematung seketika. Perubahan sikap Kenzo secara mendadak ini membuat Ana merasa dirinya terlalu percaya diri menanggapi sikap Kenzo yang sebelumnya, sikap yang menunjukkan seolah Kenzo juga memiliki perasaan tertarik padanya.

Namun setelah melihat sikap Kenzo barusan, Ana menyadari bahwa seorang Kenzo tidak akan pernah memiliki ketertarikan padanya, laki-laki itu hanya memanfaatkan dirinya untuk kepentingan pribadi yaitu membahagiakan ibunya yang sedang sakit parah.

Jessica benar, Ana bukan perempuan idaman yang Kenzo inginkan, Ana jauh dari kriteria perempuan yang Kenzo dambakan. Akhirnya Ana tersadar dan tidak akan terlalu memikirkan hal itu karena dia juga memanfaatkan hubungan ini untuk kepentingannya juga yaitu membuat Devan menjauh dari hidupnya.

"Gue mau ngomong serius," ucap Ana.

Kenzo mengerutkan keningnya. "Apa?"

Ana menjelaskan sesuatu yang serius pada Kenzo dan laki-laki itupun mendengarkannya dengan seksama, mengabaikan proposal yang tengah ia tinjau di atas meja. Ditengah-tengah ketika Ana sedang menjelaskan sesuatu, sesekali Kenzo menganggukkan kepala, menyetujui rencana dan permintaan yang perempuan itu inginkan.

DEV'ANA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang