43. Akhir bukan berakhir

44 1 0
                                    

Play song : Hal Hebat - Govinda

🍂

Tasya tersenyum. Dia sangat bersyukur bisa hidup seperti sekarang ini. Mempunyai keluarga yang lengkap, semua kebutuhan selalu tercukupi.

Tasya tidak pernah merasakan ini sebelumnya. Dulu waktu kecil, dia selalu iri melihat teman-temannya yang bermain di taman bersama keluarga lengkapnya. Sementara dirinya hanya ditemani mamanya seorang.

"Makasih ya, ma. Tasya sayang banget sama mama," Tasya memeluk mamanya dari depan.

Saras membalas pelukan anaknya, "Mama akan lakuin apapun demi kebahagiaan kamu, sayang,"

Keduanya tengah berada di bandara. Devan pamit ke toilet sebentar.

"Mama sayang sama kamu, andai dulu mama ngga ngelakuin itu, kita ngga bakal bisa kaya gini,"

Tasya mengangguk. "Untung mama berhasil bikin papa sama mama Melissa berpisah. Kalo gagal, kita pasti udah jadi gelandangan sekarang."

"Mamanya siapa dulu dong?" Saras tertawa mengusap sayang kepala anaknya.

Tanpa mereka sadari, Devan mendengar percakapan keduanya bahkan merekam mereka diponselnya.

--

Sebuah kebenaran sudah terungkap sekarang. Perselingkuhan Lisa hanyalah rekayasa yang dibuat oleh Saras.

Saras menyukai Galih sejak dia masih SMA. Galih yang merupakan ketua OSIS pada masanya itu memang dikagumi oleh semua siswi di sekolahnya.

Namun Saras tidak mempunyai keberanian karena merasa dirinya tidak sebanding dengan Galih. Dia hanyalah perempuan kampung yang pindah sekolah ke Jakarta karena ikut tantenya. Setelah melewati usaha dan proses yang ia lalui, akhirnya dia bisa menjadi orang yang benar-benar bisa dikatakan menjadi manusia.

Lulus SMA dia melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan biaya yang ia tanggung sendiri, akhirnya dia bisa lulus dan mendapatkan gelar sarjana.

Saras mencari informasi tentang Galih ke semua orang. Setelah beberapa bulan akhirnya dia menemukan informasi bahwa Galih sudah menjadi direktur disebuah perusahaan ternama.

Dengan semangat, tentunya dia ingin melamar pekerjaan disana dengan tujuan agar bisa kembali melihat Galih. Namun niatnya belum terlaksana ketika mendapat kabar terbaru dari Galih.

"Waktu itu aku seneng banget bisa ketemu kamu lagi, Mas. Tapi setelah tau kalo kamu mau menikah, aku langsung mengundurkan diri,"

Keempat keluarga tengah berkumpul dirumah Galih sekarang. Setelah kejadian di bandara kemarin, Devan dengan tegas meminta semua orang untuk berkumpul saat ini. Memperlihatkan rekaman yang kemarin.

"Lanjutin, Saras." pinta Galih. Memberikan Saras waktu untuk menjelaskan semuanya.

"Aku pulang ke kampung. Aku dijodohin sama orang tua aku."

Karena suatu masalah, mau tidak mau Saras harus mengikuti kemauan orang tuanya. Namun dalam pernikahan dengan suaminya itu, Saras tidak memiliki perasaan apapun padanya, walaupun harus terlahir seorang anak yaitu Tasya.

"Tapi aku gak bahagia, Mas. Waktu Tasya masih lima tahun, aku bawa dia ke Jakarta buat mengubah hidup kami."

Dunia serasa tidak adil bagi Saras. Dia tidak pernah merasakan kebahagiaan sedikitpun selama hidupnya.

"Langsung intinya aja, Saras! Aku mau kamu ngejelasin tentang rekayasa perselingkuhan Lisa yang kamu buat!" ucap Galih tegas.

Saras yang sedari tadi menjelaskan dengan menundukkan kepala, kini ia berani mengangkat kepalanya. Menatap satu persatu orang yang ada disana.

DEV'ANA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang