Selamat malam mingguan buat kalian semua. Aku datang menemani kamu yang jomblo. Hehe
Typo? kasih tahu sayang... ❤️
🍂
Jangan tanyakan seberapa lamanya seorang cewek ketika berbelanja. Selera cewek sama dengan moodnya. Ketika suka sama yang model ini, tapi tidak suka warnanya. Suka sama warna itu, tapi tidak suka dengan modelnya.
Harus lebih ekstra sabar menghadapi yang namanya betina ketika shopping. Kenapa? Karena berjam-jam mereka mengelilingi toko baju tersebut, hanya satu barang yang mereka pilih. Dan barang yang ia lihat pertama kalilah yang mereka pilih.
Jessica belum menemukan dress yang sesuai dengan keinginannya. Ia harus benar-benar memilih dress yang bagus supaya membuat sang pacar terkesan.
Sementara Ana bingung. Ia memilih dress hitam yang menarik perhatiannya waktu itu. Tapi ia ragu memakai kartu ATM pemberian Devan. Ia takut jika Vino mengetahuinya.
"Ah, bodo amat. Ini terakhir kalinya," gumam Ana lirih.
Ana mengambil dress hitam itu, lalu ia bawa ke arah kasir. Tepat Ana sampai di kasir, Jessica juga sudah memilih dress yang ia suka.
Setelah membayar pakaiannya. Ana dan Jessica memutuskan pulang. Karena waktu sebentar lagi akan malam, Ana takut dimarahin mamanya. Lebih tepat lagi di marahin majikannya.
--
Ana tengah membereskan meja makan, karena baru saja berlangsung makan malam keluarga Devan. Cowok itu sendiri tidak terlihat dari siang. Ana tidak peduli dengan itu. Ia memfokuskan diri dengan pekerjaannya sekarang.
Tepat setelah selesai membereskan meja makan, bel rumah berbunyi. Dengan inisiatif diri, Ana berjalan ke depan untuk membukakan pintu.
Ketika pintu sudah benar-benar terbuka lebar, tubuh Ana tersentak ke belakang. Tamu yang datang malam ini, ialah gadis yang sangat Ana benci. Seumur hidup.
Catat! Seumur hidup!
"Ana?" sapa tamu itu sama terkejutnya dengan Ana.
"Ngapain lo disini?" tanya gadis itu lagi.
Ana kelabakan untuk menjawab apa. Ketika ia hendak mengeluarkan suara, terdengar bunyi derap langkah seseorang dari belakangnya.
"Tasya, kamu ngapain kesini malem-malem?" tanya Celline setelah menghampiri Tasya. Ya. Tamu itu, Tasya Rosdiana.
Tasya menoleh ke arah Celline. "Eh, iya tante. Tasya habis keluar terus lewat sekitar sini. Jadi, Tasya pikir buat mampir ke rumah Devan dulu. Eh iya, ini ada sedikit cemilan buat tante," ucapnya seraya menyerahkan kantong plastik berukuran sedang.
"Aduh, nggak usah repot-repot. Kamu main kesini aja tante udah seneng," jawab Celline. Tasya hanya membalasnya dengan senyuman.
Sementara Ana, ia terus memperhatikan dua manusia berbeda usia yang tengah berbicara itu. Merasa keberadaanya tidak dianggap, ia mencoba untuk melangkah pergi dari tempatnya.
"Ana, ngapain disini tante?" tanya Tasya. Membuat Ana membatalkan niatnya untuk pergi.
Celline menoleh ke arah Ana. "Kamu kenal sama Ana?" tanyanya pada Tasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEV'ANA (END)
Fiksi RemajaPROSES REVISI "Entah ini hanya sekedar rasa suka atau bahkan cinta, keduanya nggak harus memiliki alasan." - Devaniel Marvien. "Lo itu playboy. Dengan mudah, lo bisa mengatakan kalimat itu pada cewek manapun." - Melissa Anatsya. _________________...