15. Cemburu

132 7 0
                                        

Selamat membaca....

Satu sekolah mendadak heboh setelah seluruh siswa mendapat pengumuman akan diadakan class meeting atau perlombaan antar kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu sekolah mendadak heboh setelah seluruh siswa mendapat pengumuman akan diadakan class meeting atau perlombaan antar kelas. Class meeting tersebut akan diadakan besok hari sabtu. Dari bidang akademik maupun non-akademik akan diperlombakan.

Hari ini jam pelajaran ditiadakan atau lebih tepatnya dengan istilah jam kosong. Jam kosong tersebut digunakan untuk mendiskusikan perwakilan dari tiap kelas.

Kelas 12 IPS 1 tidak akan bisa mengadakan diskusi dengan tenang, satu per satu ditawarkan untuk berkenan ikut lomba sesuai kemampuan namun hanya dijawab dengan gelengan kepala, sehingga membuat sang ketua kelas jelas naik darah.

"Jessica, lo ikut lomba nyanyi." Aldito sebagai ketua kelas kini menunjuk seorang perempuan yang tengah duduk dikursi guru, perempuan itu terperanjat ketika Aldito menunjuknya untuk ikut lomba menyanyi.

"Gue nyanyi? Serius lo, Al?" tanya Jessica memastikan apa yang ia didengar tidak salah, namun bukan penolakan yang justru ia berikan melainkan alasan. "Tapi gue nggak mau tanggung jawab ya kalo besok dokter spesialis THT penuh antrian."

Jawaban Jesicca berhasil membuat seluruh penghuni kelas tertawa, tentu saja semua paham apa yang dimaksud dengan jawaban Jessica. Perempuan itu tak memiliki bakat dalam memainkan nada dan juga suara, yang ada para audiens akan mengalami kerusakan pada telinga jika hal itu terjadi.

"Terus lo mau ikut lomba apa?" tanya Aldito menawarkan.

Sekertaris kelas itu merubah posisinya menjadi berdiri, berjalan mendekat ke arah Aldito yang tengah berdiri didepan papan tulis seraya membawa spidol yang digunakan untuk mencatat setiap perwakilan lomba.

"Lomba mewarnai, boleh?"

Sontak seluruh penghuni ruangan kembali tertawa mendengar ucapan Jessica. Mungkin saja Jesicca lupa dengan statusnya sekarang yang sudah menginjak kelas dua belas bukan lagi taman kanak-kanak. Yang sudah jelas bahwa lomba mewarnai tersebut tidak diadakan.

"Kalo mewarnai hari-hari lo, gue juga mau ikut!" sambar Raka tiba-tiba seraya merangkul bahu Jessica dari belakang.

"Palalo peang! Pergi sono, hush" Jessica mendelik, mendorong tubuh Raka hingga laki-laki itu bergerak mundur.

Aldito hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah kedua temannya ini, lalu tatapannya beralih pada sosok perempuan yang duduk diatas meja guru.

"Ana, lo mewakili kelas kita dilomba nyanyi ya? Tinggal lomba ini doang yang belum ada perwakilannya, dan tinggal lo doang yang belum ikut lomba apapun," tutur Aldito tegas, terdengar dari suaranya yang tidak menerima penolakan.

Ana melebarkan kedua matanya. Jujur saja menyanyi memang hobinya namun jika disuruh menyanyi dihadapan banyak orang, apa kabar dunia nanti jika suara merdu Ana terdengar seantero sekolah? Devan saja menertawainya, apalagi orang lain nanti ketika mendengar Ana bernyanyi, bisa-bisa muntah darah dan telinganya mendadak tuli.

DEV'ANA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang