Berhenti menyelami laut, lalu beralih duduk santai di tepi pantai sambil menikmati senja.Dentuman musik terdengar dipenjuru ruangan. Musik yang tidak tahu apa itu genrenya, terdengar membuat orang-orang yang ada didalam ruangan tersebut menggoyangkan badan.
Berlenggok ke kanan dan kiri, manusia berbeda gender itu menari dibawah lampu berkelap-kelip. Beberapa pasangan entah itu memiliki status atau tidak, sedang mengikuti irama musik yang sedang diputar.
Terkecuali dengan sosok cowok berbadan tinggi yang memiliki mata berhazel hitam itu, kini sedang duduk disalah satu sofa yang tersedia disana. Menatap kerumunan orang-orang yang berada ditengah ruangan dengan tatapan kosong.
"Woi, ngalamun aja. Nggak main?"
Cowok yang sedang melamun itu menoleh ke arah samping. Orang yang bertanya itu tiba-tiba duduk begitu saja disampingnya.
"Nggak tertarik," jawabnya datar.
"Masih mikirin cewek yang ada dimimpi lo itu?"
Mimik wajah Devan berubah menjadi serius ketika orang yang berada disampingnya tiba-tiba menanyakan perihal tentang mimpi.
"Lo masih belum nemuin tuh orang?" tanya cowok yang ada di samping Devan.
Devan menggeleng seraya meraih gelas berisi minuman berwarna putih namun bukan air putih, lalu diminumnya hingga habis.
"Gimana lo bisa nemuin tuh orang, wajahnya aja lo nggak tau," desis cowok itu dengan suara keras. Lalu menyenderkan punggungnya ke belakang.
"Gimana gue tahu wajahnya, kalo cewek yang ada dimimpi gue itu masih kecil," geram Devan.
Devan pernah mengalami mimpi entah itu mimpi apa namanya sekitar lima tahun yang lalu. Mimpi yang membuat dirinya menjadi seperti sekarang. Frustasi dengan keadaan karena tidak pernah bisa menemukan sosok gadis yang ada dimimpinya.
Devan yang dulu orangnya baik, dingin, cuek, pintar disekolah. Berubah menjadi cowok nakal, sering ke club', dan suka mainin cewek. Itu semua ia lakukan untuk bisa menemukan gadis yang ada didalam mimpinya. Menjadi cowok playboy, berpacaran dengan cewek sana sini, agar bisa menemukan sosok gadis yang ada dimimpinya.
Sudah berpuluh-puluh cewek ia pacari, namun tidak juga ia menemukan sosok cewek seperti yang ada dimimpinya itu. Sehabis jalan ataupun kencan dengan cewek yang berbeda, dia selalu pergi ke club' untuk melampiaskan kekecewaan. Ia selalu merasa putus asa dengan cewek yang ia kencani hari itu tidak sama seperti cewek yang ada dimimpinya.
Namun ada satu cewek yang membuat hatinya luluh, cewek itu memiliki ciri yang sama dengan cewek yang ada dialam mimpinya. Berpostur tubuh pendek, memiliki rambut hitam pekat yang panjangnya sepunggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEV'ANA (END)
Teen FictionPROSES REVISI "Entah ini hanya sekedar rasa suka atau bahkan cinta, keduanya nggak harus memiliki alasan." - Devaniel Marvien. "Lo itu playboy. Dengan mudah, lo bisa mengatakan kalimat itu pada cewek manapun." - Melissa Anatsya. _________________...