40. Sedikit geser

41 1 0
                                    

Play song : Pesan Terakhir - Lyodra

🍂

Devan masih tidak paham sama apa yang dia lihat. Lisa marah ketika Galih tidak mengakui Ana sebagai anak kandungnya.

"Kamu masih nggak percaya kalo Melissa itu anak kandung kamu?" tanya Lisa dengan suara lemahnya.

"Nggak. Setelah apa yang kamu perbuat dulu, itu membuat aku nggak percaya kalo Melissa itu anak aku."

Lisa meredakan egonya, dia harus bisa mengontrol dirinya agar tidak emosi. "Ikut aku kali ini, kamu buktiin sendiri dirumah sakit dengan cara mendonorkan darah buat Melissa."

"Tetep nggak. Bukti-bukti yang dulu ada sudah cukup buat aku. Tidak perlu tes DNA segala."

"Galih.."

"Sudah cukup Lisa, pergi dari sini sebelum aku semakin marah,"

Tanpa diduga oleh Galih, Tasya bahkan Devan yang melihat dari kejauhan, Lisa berlutut dihadapan Galih.

Melihat itu, Devan merasa kasihan. Kakinya sedikit bergerak berniat menghampiri Lisa dan membantunya untuk berdiri. Namun ia urungkan ketika mendengar Galih kembali bersuara.

"Kamu ngapain, Lisa?"

"Aku harus apa biar kamu mau nolongin aku kali ini?"

"Nggak ada, percuma kamu mau berlutut, bersimpuh sampai besok pun, aku nggak akan bantuin kamu karena Melissa bukan anak aku." jawab Galih penuh dengan penekanan.

Devan geram sendiri dari tadi melihat itu. Namun dia harus lebih sabar dan tidak boleh gegabah. Dirinya harus merencanakan sesuatu setelah ini.

Tapi Devan masih tidak begitu paham. Siapa papa Ana sebenarnya. Lalu ada hubungan apa bi Lisa sama papanya Tasya. Apa ini alasan kenapa Ana dan Tasya tidak pernah akur? Siapa disini yang salah dan siapa yang benar.

"Sudah cukup, Lisa. Tidak ada kata maaf untuk sebuah perselingkuhan."

Kembali lagi, Devan dikejutkan dengan sebuah kebenaran. Lisa adalah mantan istri Galih, mereka bercerai karena Lisa menghianatinya. Lalu Galih menikah lagi dengan Saras, mama Tasya.

Galih menggandeng tangan Tasya lalu masuk kedalam rumah dan menutup pintunya dengan sangat keras.

Lisa menangis, Galih masih seperti dulu. Kesalahpahaman ini tidak akan pernah berakhir jika Galih juga tidak bisa mempercayainya.

"Aku nggak pernah selingkuh," ucap Lisa lirih.

Devan mengepalkan tangannya kuat. Semua ini hanya perkiraan dirinya saja. Dia belum benar-benar tahu kebenaran yang sebenarnya seperti apa.

Devan melihat Lisa bangun dari posisinya. Ia lantas pergi dari tempat persembunyiannya dan kembali masuk kedalam mobilnya yang tidak jauh terparkir dari sana.

Lisa sudah pergi dari rumah Tasya setelah menaiki ojek yang lewat disana. Melihat itu, Devan turun dari mobilnya lalu masuk ke dalem halaman rumah Tasya.

Mungkin hanya dengan cara ini, Devan bisa membujuk Galih supaya dia mau mendonorkan darah untuk Ana. Selain itu, Devan juga ingin mengungkap semuanya. Bagaimana kebenaran yang sebenarnya terjadi.

"Devanaann!" girang Tasya setelah membuka pintu dan melihat Devan berdiri disana.

"Tumben banget kamu kesini pagi-pagi?Mau jemput aku buat berangkat kuliah bareng , ya?" pecara dirinya dengan tangan yang sudah berada di lengan Devan.

"Bokap lo mana?" tanya Devan, mengabaikan pertanyaan Tasya yang tidak berfaedah.

Tasya mengerutkan keningnya, baru kali ini Devan ke rumahnya tanpa ia minta dan sekarang mencari papanya. "Mau apa cari papa?"

DEV'ANA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang