9. Awal masalah

151 14 0
                                        

Cinta bisa merubah segalanya.

- Unknown -

🍂

Seorang cowok yang sangat jarang dirumah itu, kini sedang menyenderkan punggungnya disofa yang berada diruang tamu. Membiarkan TV menyala mononton dirinya yang sedang sibuk memainkan ponsel.

Tidak tahu kenapa, Devan ingin segera pulang ke rumah. Yang biasanya sepulang sekolah dia nongkrong di warung bersama teman-temannya, kini dia duduk manis didepan TV.

Karena merasa tidak ada hal yang menarik di ponselnya, cowok itu bangkit lalu berjalan ke arah dapur.

Sesampainya didapur, dia melihat wanita paruh baya yang sedang berdiri di depan wastafel.

"Bi Lisa masak apa hari ini?" Tanya Devan seraya menarik kursi meja makan.

"Eh.. den Devan, bibi masak tumis kangkung sama kering tempe,"

Devan meletakkan nasi yang ia ambil ke atas piringnya. Lalu menatap seorang wanita yang ia panggil bi Lisa itu.

"Udah berulang kali Devan bilang, panggil Devan aja Bi, bibi udah aku anggap orang tua Devan sendiri."

Wanita bernama Lisa itu mendekat menghampiri anak muda yang sedang melahap makanannya itu yang tidak lain adalah anak dari majikannya.

Devaniel Marvien. Seorang remaja yang ia rawat dari kecil. Dari sekitar umur tiga belas tahunan. Dia merawat Devan setelah ditinggal orang tuannya pergi ke luar negeri. Orang tuanya hanya pulang sekitar enam bulan sekali.

Orang tuanya memilih hidup di negara sakura itu daripada di Indonesia. Devan sendiri diajak untuk tinggal bersamanya disana. Namun dia tidak mau. Dia tidak ingin meninggalkan negaranya sebelum ia menemukan gadis yang ada didalam mimpinya. Tapi bukan itu yang ia katakan pada orang tuanya. Dia beralasan ingin hidup mandiri di negaranya.

Aneh? Memang. Tapi itulah seorang Devan. Dia tetap berada pada pendiriannya. Meskipun usianya masih dibilang kecil saat mengalami mimpi itu, tapi ia sangat yakin dengan gadis yang ada dimimpinya itu adalah jodohnya. Pendamping hidupnya kelak dimasa depan.

"Iya nak Devan, tapi bibi masih sungkan aja. Nggak sopan kalo manggil namanya doang,"

"Bibi udah kaya sama siapa aja... Oh iya, Ana mana Bi, kok gak keliatan?" Tanya Devan setelah menyelesaikan makannya.

Lisa meraih piring yang telah digunakan Devan untuk makan. Lalu ia letakkan kedalam wastafel tempat cuci piring.

"Dia belum pulang sekolah, nggak tahu kemana,"

Devan tersedak ketika minum setelah mendengar ucapan orang yang telah mengasuhnya itu. Belum pulang sekolah? Padahal sekarang sudah jam lima sore.

Devan terus berpikir kemana Ana pergi hingga sesore ini. Terakhir dia lihat, Ana bersama seorang cowok tadi pagi.

"Devan pamit keluar Bi."

Belum sempat Lisa membalas ucapan Devan, cowok itu pergi begitu saja meninggalkanya. Ia menarik napas jengah, ada-ada saja kelakuan anak jaman sekarang. Meninggalkan pas lagi sayang-sayanganya.

--

Kenzo mengamati Ana dari atas sampai bawah. Jika dilihat dari dekat, cantik juga. Batinnya.

"Lo cantik,"

Ana tersedak makanannya sendiri ketika mendengar perkataan Kenzo.

DEV'ANA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang