11. Pulang bareng (2)

137 15 0
                                        

Selamat membaca ...


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Senyuman Ana yang tersungging di bibirnya tak sedetikpun luntur. Bagaimana Ana tidak senang ketika diajak pulang bersama dengan orang yang selama ini ia kagumi itu, tentu saja senang bukan main, kan?

Langkah keduanya saling berirama melewati koridor kelas menuju ke arah parkiran sekolah. Ana sama sekali tidak berani melirik ke arah sebelah dimana posisi Kenzo yang sedang bejalan disampingnya, tentu saja perubahan perilaku Ana membuat Ana sendiri cukup bingung karena terlihat seperti orang bodoh yang berjalan beriringan namun tak ada obrolan yang terjadi.

Nyali Ana seakan menciut ketika sedang bersama Kenzo, bibirnya yang sering mengeluarkan kata-kata baru itu kini mengatup rapat. Keheningan terjadi hingga sampai di tempat parkiran.

Ana baru memberanikan diri untuk menoleh ketika Kenzo yang mengawali pembicaraan.

"Mau jalan dulu, apa langsung pulang?"

Langkah Ana terhenti yang langsung diikuti oleh laki-laki itu. Ingin sekali Ana memilih pilihan pertama, namun ketika mengingat yang sedang terjadi dengan Devan, Ana tidak ingin terlambat pulang jika tidak ingin mendapat masalah.

"Langsung pulang aja deh," jawab Ana dengan senyuman yang sedikit di paksakan.

Kenzo mengangguk, tak membantah keinginan Ana karena memang penawaran tadi hanya sebuah basa basi saja, ada hal lain yang lebih penting untuk dibicarakan dengan Ana, karena itu lah ia mengajak Ana untuk pulang bersama meski tadi pagi ia sudah mendengar gosip yang sedang beredar di sekolah.

"Tentang obrolan kita kemarin, lo udah punya jawaban?"

Senyum Ana perlahan menghilang, ia menggelengkan kepala. "Belum. Kasih gue waktu, ya?"

Kenzo mengangguk, tangan kanannya naik menyentuh rambut panjang milik Ana, mengusapnya pelan. "Iya nggak papa, sorry kalo gue jadi terkesan maksa lo gini."

Gerakan sederhana yang Kenzo lakukan pada Ana berhasil membangkitkan sesuatu yang ada didalam tubuh Ana, darahnya berdesir hebat dan raut wajah Ana yang kini sudah memerah. Ana memalingkan wajahnya, mengindari tatapan Kenzo yang tidak cukup baik untuk kesehatan jantungnya.

--

Ana melangkah masuk ke dalam gerbang rumah majikannya, dan sebelum kakinya membawanya masuk ke dalam rumah, sebuah mobil berhenti tepat di depan gerbang rumah. Ketika Ana menolehkan kepalanya saat itu juga Ana tahu siapa pemilik mobil itu. Tubuhnya bergerak sendiri untuk membukakannya pintu gerbang agar mobil itu bisa masuk.

Setelah mobil masuk, Ana menutup kembali pintu gerbang tersebut. Ana tak langsung melanjutkan langkahnya ketika ia melihat Devan yang keluar dari dalam mobil dan langsung masuk ke dalam rumah, tanpa menoleh ke arahnya, bahkan meliriknya pun tidak.

DEV'ANA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang