Dia temanku.
Nyata atau tidak nya, aku tak perduli.
Yang ku tahu, hanya dia yang selama ini menemani hari-hari Kelam ku selama ini!Part 9 || Terbongkar
Jangan lupa tekan bintang sebelum membaca^^
~°~
"Ehem, cewek! Lagi ngapain disini?" Kata seseorang yang membuat kedua bola mata Teresa membulat sempurna.
"Yaksa! Lo ngapain disini? Ngikutin gue ya?" Ucap Teresa memincingkan mata curiga menatap cowok tengil yang berdiri di sebelah kiri nya.
"Dih, ge-er lo," Yaksa mendorong pelan dahi Teresa dengan telunjuknya. "Yang ada gue yang nanya. Lo ngapain disini, sore-sore gini lagi," lanjutnya.
Teresa memutar bola matanya malas "lo ngga lihat, tangan gue bawa apaan? Belanjaan segini banyaknya lo ngga lihat? Cih," ia berdecak kesal.
Yaksa menurunkan pandangannya ke tangan Teresa. "Hehe, ngga lihat gue," ucapnya menggaruk kepalanya. "habis nya dari tadi. Gue cuma natap wajah lo yang selalu berhasil bikin gue rindu," lanjut nya tertawa dengan gaya tengil.
Yaelah, ini kadal hutan satu. Masi aja ngegombal. Percuma! Ngga akan pernah mempan sama gue
"Gue lagi ngga pengen bercanda," Ucap Teresa menatap Yaksa dengan ekspresi kesal.
"Lo mau pulang? Mau gue anterin ngga nih?" Ucap Yaksa yang sudah duduk di atas motor nya.
Teresa hanya diam. Enggan merespon ucapan Yaksa.
"Itu adek lo Res?" Tanya Yaksa kepalanya ia gerakkan ke samping kanan Teresa.
"Hah, mana?" Tanya Teresa bingung menatap Yaksa.
"Itu di samping kanan lo," Ucap Yaksa gemas sendiri dengan ekspresi Teresa.
Teresa membulat kan matanya untuk kesekian kali. Kali ini ia dibuat terkejut bukan main.
"Lo bisa lihat?" Tanya Teresa ragu.
Kini gantian Yaksa yang di buat bingung dengan ucapan Teresa.
"Maksud lo apa sih? Ya jelas gue bisa lihat adek lo itu lah. Memangnya dia apa? Hantu?" Ucap Yaksa santai berbanding terbalik dengan keterkejutan di wajah Teresa.
Teresa menoleh kan kepalanya ke samping. Menatap Lilo yang terkikik geli menatap wajah Teresa.
"Jangan bilang, kalau yang di sebelah lo ini.... beneran hantu?!" Kata Yaksa ngegas.
Teresa tersentak kaget dan segera membekap mulut Yaksa sembari melotot marah. "Jangan keras-keras," Ucap nya.
Yaksa mengangguk paham. Teresa melepas tangannya dari mulut Yaksa.
"Jadi dia beneran hantu?" Ucap Yaksa tak percaya.
"Iya," Teresa mengangguk pasrah. Mau bagaimana lagi Yaksa sudah melihatnya sendiri, mau berbohong pun tak bisa.
Yaksa melirik bocah kecil di samping Teresa yang ternyata bocah itu hantu. Ia meringis takut saat hantu itu tersenyum ke arah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benalu [END]✔️
Teen Fiction"Bahkan ibunya sendiri membuang anak itu." Semesta pun menghiraukannya, seperti bayangan yang tak pernah di anggap ada, seperti benalu yang tidak pernah di inginkan kehadirannya. *** Nyatanya, ada hasil yang menghianati usaha dan tidak semua usaha...