Biar kurasa bahagia sebentar lagi, pinta ku pada waktu. Sebelum pagi hadir dan membuat mu pergi dari mimpiku.
Part 13 || Bando rusa
Jangan lupa tekan bintang sebelum membaca cerita ini ya^^ terima kasih sudah mau menghargai.
Dan jangan lupa juga ramaikan comentar ya:)
~°~
Teresa berdiri dengan bosan di area parkiran dengan beberapa murid lainya yang terlambat seperti dia. Semua ini gara-gara Ruka! Iya cowok itu yang membuat nya terlambat bangun. Semalaman ia tak bisa tidur memikirkan setiap perlakuan manis cowok itu padanya, yang berujung ia berkhayal sampai tidak tau waktu bahwa sudah pagi.
Bu Santi guru BK tengah mencatat setiap nama-nama murid yang terlambat. Sedangkan pak Banu yang membatu bu Santi dengan melakukan pemeriksaan penampilan pada murid cowok yang suka melanggar aturan.
"Ini apa, kuku kok di warnain item-item kayak gini?" Tanya pak Banu ke salah satu cowok yang berdiri di sebelah kanan Teresa.
"Oh ini," Ujarnya sambil melihat kedua tangannya sendiri.
"Ini mah bukan di warnain pak, tapi memang saya nya yang lupa cuci tangan abis makan cumi-cumi tadi," katanya lagi, mengelak.Plakkk
Teresa meringis ngilu melihat nya. Saat sebuah rotan mendarat dengan mulus di kedua tangan cowok itu. Bukan, bukan pak Banu yang melakukan nya tetapi, bu Santi yang memukul rotan itu dengan tatapan mata yang geram melihat nya.
"Sudah berapa kali ibu bilang Aldo! Jangan warnain kuku mu itu. Kemarin warna hijau sekarang hitam, besok mau kamu rubah warna apa lagi hah?!" Ujar Bu Santi.
"Nanti Aldo pikirin dulu bu, kalau ngga kuning ya warna merah bu. Biar mirip sama lampu lalu lintas di jalan" Jawab cowok yang bernama Aldo itu sembari menggaruk rambut nya yang tak gatal.
Bu Santi memutar bola matanya, malas meladeni tingkah Aldo.
"Dan kamu Teresa. Kenapa kamu terlambat hah?!"
Teresa yang mendapat pertanyaan mendadak terlonjat kaget. Aldo yang melihat itu tertawa meledek.
"Saya kesiangan bu, semalam saya ngga bisa tidur," Ucap Teresa jujur.
"Alesan saja kamu!" Sewot bu Santi.
"Berhubung kamu baru pertama kali terlambat jadi, ibu kasih dua pilihan hukuman ke kamu," kata Bu Santi tersenyum misterius.
"Apa Bu?" Tanya Teresa was-was.
"Kamu pilih lari lapangan lima kali atau baca surat yasin sampai selesai?"
"Baca surat yasin Bu," jawab Teresa cepat.
Bu Santi dan pak Banu tersenyum kecil. Sedangkan Aldo dan murid yang lain menatap Teresa setengah tak percaya dengan pilihannya.
Masa bodo dengan pikiran orang lain. Yang terpenting gue ngga lari ngelilingin lapangan seluas itu! Ngebayangin nya saja serasa mau muntah gue. Ngeri!!
"Kamu serius?" Tanya Bu Santi.
Teresa mengangguk yakin. Lagi pula ia hafal surat yasin dari kecil. Ia yang meminta ke Tante nya untuk di ajarkan agar selalu senan tiasa bisa mendoakan dua orang spesial di dalam hidupnya yang meninggal karena suatu kejadian yang tak ingin ia ingat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benalu [END]✔️
Novela Juvenil"Bahkan ibunya sendiri membuang anak itu." Semesta pun menghiraukannya, seperti bayangan yang tak pernah di anggap ada, seperti benalu yang tidak pernah di inginkan kehadirannya. *** Nyatanya, ada hasil yang menghianati usaha dan tidak semua usaha...